KABARBURSA.COM - Saham PT Aneka Tambang Tbk atau ANTM bergerak aktif pada perdagangan saham akhir pekan ini, Jumat, 14 Maret 2025. Harga saham tercatat berada di level Rp1.590.
Harga saham ANTM mengalami kenaikan sebesar 3,58 persen dibandingkan dengan posisi sebelumnya yang berada di angka Rp1.535.
Dengan demikian, saham ANTM menunjukkan performa positif dalam sesi ini, dan mencatatkan perubahan harga yang cukup signifikan dalam periode waktu yang relatif singkat.
Saat pembukaan pasar, harga saham ANTM tercatat berada pada angka 1.560 dan kemudian bergerak naik hingga mencapai titik tertinggi di 1.615.
Di sisi lain, harga saham juga sempat menyentuh angka terendah di level 1.560, yang menunjukkan fluktuasi yang cukup ketat antara level tertinggi dan terendah dalam periode perdagangan tersebut.
Perdagangan saham ANTM juga terlihat cukup aktif, dengan volume transaksi mencapai 642.950 lot, yang mencerminkan tingkat likuiditas yang baik.
Pada sisi transaksi, frekuensi transaksi saham ANTM tercatat sebanyak 10.973 kali, menggambarkan minat pasar yang cukup besar terhadap saham ini.
Dalam hal transaksi bersih, terlihat adanya dominasi pembelian oleh pihak asing dengan total pembelian bersih (Foreign Buy) mencapai Rp32,6 miliar, sementara transaksi jual bersih (Foreign Sell) tercatat sebesar Rp23,9 miliar.
Hal ini menandakan adanya optimisme dari investor asing terhadap prospek saham ANTM ke depannya, meskipun dengan sedikit penjualan di sisi lain.
Nilai kapitalisasi pasar saham ANTM pada hari ini tercatat mencapai Rp102,4 miliar, yang menunjukkan bahwa perusahaan masih berada dalam posisi yang cukup solid di pasar modal Indonesia.
Dengan kisaran harga yang bergerak antara 1.560 hingga 1.615, saham ANTM menunjukkan volatilitas yang wajar, tetapi tetap mempertahankan momentum positif, didorong oleh kinerja yang cukup baik dalam sesi perdagangan ini.
Sebagai informasi, harga saham ANTM masih berada jauh di bawah batas atas auto rejection (ARA) yang ditetapkan pada 1.985 dan jauh di atas batas bawah auto rejection (ARB) yang berada di angka 1.195.
Hal ini menunjukkan bahwa saham ANTM tetap berada dalam kisaran harga yang dapat diperdagangkan dengan stabil, tanpa adanya tekanan jual yang berlebihan atau lonjakan harga yang tajam.
Secara keseluruhan, pergerakan saham ANTM menunjukkan sentimen positif yang cukup kuat, baik dari sisi harga, volume transaksi, maupun partisipasi investor asing.
Jika tren ini terus berlanjut, saham ANTM berpotensi untuk tetap menarik perhatian investor yang melihat potensi perusahaan yang solid, terutama dengan proyek-proyek strategis yang tengah dijalankan, seperti pengembangan ekosistem baterai EV dan hilirisasi bauksit.
Proyek Dragon ANTM
PT Aneka Tambang Tbk (Antam) terus menunjukkan komitmennya untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) di Indonesia melalui proyek ambisius yang dinamakan Proyek Dragon.
Proyek ini tidak hanya memiliki nilai investasi yang sangat besar, yakni sekitar USD 16 miliar atau setara dengan Rp 240 triliun, tetapi juga diposisikan sebagai satu-satunya ekosistem baterai EV yang ada di dunia.
Bekerja sama dengan mitra strategis seperti Contemporary Brunp Lygend (CBL), sebuah konsorsium yang terdiri dari perusahaan besar seperti Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL), Brunp sebagai produsen prekursor katoda dan metal recycling, serta Lygend sebagai produsen Nikel Pig Iron (NPI) dan MHP (Mixed Hydroxide Precipitate), Antam berupaya untuk mewujudkan proyek yang akan menjadi pionir dalam industri baterai EV.
Menurut Direktur Utama Antam Nico D Kanter, Proyek Dragon merupakan salah satu prioritas perusahaan yang akan menjadi landasan penting bagi masa depan Antam. Pada 2025, proyek ini diharapkan memasuki tahap konstruksi yang signifikan, termasuk pembangunan pabrik Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dan Kawasan Industri Buli yang berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Proyek ini akan dikelola oleh anak perusahaan Antam, PT Feni Haltim (FHT), yang bertugas untuk mengembangkan kawasan industri tersebut. Selain itu, pembangunan pabrik High-Pressure Acid Leaching (HPAL) juga sedang dalam persiapan di kawasan yang sama, yang akan menjadi bagian penting dari rantai pasokan ekosistem baterai EV global.
Namun, fokus Antam tidak hanya terbatas pada sektor kendaraan listrik. Perusahaan ini juga tengah mengembangkan proyek hilirisasi bauksit yang berfokus pada produksi alumina. Setelah berhasil menyelesaikan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) fase pertama dengan kapasitas 1 juta ton alumina di Mempawah, Kalimantan Barat, Antam kini menargetkan perluasan kapasitas dengan pembangunan SGAR fase kedua.
Dengan kapasitas produksi yang akan meningkat menjadi 2 juta ton alumina, Antam siap memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam industri bauksit Indonesia. Proyek ini juga menargetkan penyelesaian studi kelayakan dan persetujuan final investment decision (FID) pada tahun 2025.
Selain itu, Antam juga merencanakan pembangunan pabrik manufaktur logam mulia di Gresik, tepatnya di kawasan ekonomi khusus Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE). Pabrik ini dirancang untuk memproduksi logam mulia dalam bentuk gold minted atau koin dengan kapasitas mencapai 5 juta unit per tahun.
Pabrik tersebut merupakan bagian dari sinergi antara Antam dan PT Freeport Indonesia (PTFI), yang akan menyediakan bahan baku emas dengan kualitas 99.99 persen. Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional kedua perusahaan dan memperkuat posisi mereka di pasar global.
Dengan serangkaian proyek ambisius ini, Antam tidak hanya berfokus pada pengembangan industri kendaraan listrik, tetapi juga memperkuat basis produksi logam strategis lainnya.
Melalui Proyek Dragon, hilirisasi bauksit, dan pengembangan manufaktur logam mulia, Antam menunjukkan dedikasinya dalam mendorong industri logam Indonesia ke arah yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing tinggi di tingkat global.
ANTM Siapkan Capex Rp11,46 Triliun
PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menunjukkan komitmennya untuk memperkuat portofolio tambangnya dengan alokasi anggaran belanja modal (capital expenditure/Capex) yang signifikan sebesar USD723 juta atau sekitar Rp11,46 triliun (berdasarkan kurs Rp 15.865 per dolar AS).
Anggaran ini dirancang untuk mendukung kegiatan eksplorasi tambang yang mencakup komoditas utama perusahaan, seperti emas, bauksit, dan nikel, selama lima tahun mendatang.
Fokus utama dari pengeluaran ini adalah memperkuat posisi Antam di sektor pertambangan Indonesia dan memperbesar kontribusinya terhadap pencapaian target produksi nasional, seiring dengan pertumbuhan permintaan bahan baku yang semakin tinggi, terutama untuk sektor energi terbarukan dan kendaraan listrik.
General Manager Aneka Tambang Abdul Bari, menekankan pentingnya mempertahankan rasio anggaran eksplorasi terhadap pendapatan (PER) di atas 1 persen dari total pendapatan produksi. Hal ini menunjukkan bahwa Antam tidak hanya berfokus pada pengembangan tambang yang ada saat ini, tetapi juga mempersiapkan masa depan dengan terus menggali potensi sumber daya alam yang ada.
Abdul mengungkapkan bahwa ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang yang sejalan dengan mandat yang diberikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia. Dalam hal ini, Antam menargetkan untuk mencapainya dengan kontribusi yang dapat memenuhi sekitar 15 hingga 20% dari proyeksi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Mengenai komoditas yang menjadi fokus eksplorasi, Antam memiliki target ambisius dalam meningkatkan cadangan dan sumber daya untuk tiga bahan tambang utama: emas, nikel, dan bauksit. Untuk emas, perusahaan menargetkan peningkatan cadangan hingga 15 persen dalam lima tahun ke depan.
Meskipun demikian, cadangan emas yang ada saat ini masih tertinggal sekitar 10 persen dari proyeksi yang diinginkan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Antam telah mengelola sumber daya emas yang besar, perusahaan bertekad untuk menggali potensi lebih lanjut guna memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang.
Sementara itu, untuk nikel, yang merupakan salah satu komoditas penting dalam industri kendaraan listrik dan energi terbarukan, Antam berusaha mencapai target 15 persen dari estimasi cadangan yang tersedia.
Perusahaan ini juga menargetkan untuk menguasai hingga 26 persen dari National Reserve Ownership (NRO) yang mengindikasikan penguasaan dan pengelolaan cadangan yang lebih besar dari sumber daya alam tersebut.
Nikel menjadi komoditas strategis bagi Antam, mengingat peranannya yang semakin penting dalam pembuatan baterai kendaraan listrik dan aplikasi lainnya dalam teknologi hijau.
Di sektor bauksit, Antam juga menargetkan peningkatan cadangan dan sumber daya sebesar 15 persen dalam lima tahun mendatang. Hal ini penting untuk memperkuat kapasitas produksi alumina yang menjadi bahan baku untuk smelter dan industri aluminium.
Peningkatan sumber daya dan cadangan bauksit ini akan membantu Antam untuk meningkatkan daya saing di pasar global, mengingat permintaan alumina yang terus meningkat untuk mendukung berbagai industri.
Secara keseluruhan, dengan anggaran belanja modal yang besar dan target ambisius dalam eksplorasi tiga komoditas utama, Antam memperlihatkan tekad untuk tidak hanya memperkuat posisi sebagai pemain utama di sektor pertambangan Indonesia, tetapi juga untuk berkontribusi pada keberlanjutan industri mineral nasional.
Dengan strategi yang matang dan fokus pada eksplorasi serta pengembangan, Antam berharap dapat memenuhi proyeksi pertumbuhan jangka panjang yang telah ditetapkan, seiring dengan mendorong efisiensi dan keberlanjutan dalam operasionalnya.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.