Logo
>

Saham Asia Naik Tajam, Ekspektasi The Fed Picu Rally

Pasar saham Asia menguat serempak pada Senin (15/12/2025), dipicu ekspektasi penurunan suku bunga The Fed. Hang Seng memimpin dengan lonjakan 1,75 persen.

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
Saham Asia Naik Tajam, Ekspektasi The Fed Picu Rally
Ilustrasi papan pantau saham di Bursa Efek Indonesia. Foto: doc KabarBursa.com.

KABARBURSA.COM – Reli serentak kembali menyelimuti bursa Asia pada perdagangan hari ini. Lonjakan paling kuat terlihat di Hong Kong dan Korea Selatan. Lonjakan ini terjadi seiring meningkatnya selera risiko global yang dipicu ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter Amerika Serikat.

Di Tokyo, Nikkei 225 ditutup menguat 1,37 persen ke level 50.836,55, naik 687,73 poin. Penguatan ini mencerminkan kembalinya minat investor ke saham-saham berkapitalisasi besar. Kenaikan sejalan dengan penguatan pasar global setelah imbal hasil obligasi AS bergerak turun dan dolar melemah.

Kenaikan Nikkei menunjukkan bahwa pelaku pasar mulai mengesampingkan kekhawatiran jangka pendek terkait kebijakan Bank of Japan, dan lebih fokus pada prospek likuiditas global.

Ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat membuat aset berisiko kembali diminati.

Seorang analis pasar global yang dikutip Reuters menyebutkan, ketika imbal hasil obligasi AS menurun dan dolar melemah akibat spekulasi pemangkasan suku bunga, ekuitas global—termasuk pasar Asia—cenderung menjadi lebih menarik bagi investor.

Pernyataan tersebut mencerminkan sentimen yang mendorong arus modal kembali ke pasar saham Jepang, khususnya pada sektor-sektor yang sensitif terhadap pergerakan global.

Korea Selatan: Kospi Ikut Menguat

Di Seoul, Kospi mengakhiri perdagangan di 4.167,16, menguat 1,38 persen atau 56,54 poin. Kenaikan ini terjadi di tengah perbaikan sentimen global dan harapan bahwa kondisi pembiayaan internasional akan menjadi lebih longgar.

Meski sebelumnya dibayangi kekhawatiran terhadap perlambatan manufaktur, penguatan hari ini menunjukkan bahwa investor mulai menimbang peluang jangka menengah, terutama pada saham teknologi dan eksportir besar Korea Selatan.

Sementara untuk Shanghai, SSE Composite naik 0,41 persen ke 3.889,35, bertambah 16,03 poin. Penguatan ini mencerminkan optimisme terukur investor terhadap fundamental ekonomi Tiongkok, terutama setelah data perdagangan menunjukkan surplus yang tetap solid dan ekspor yang relatif bertahan.

Kondisi tersebut memberikan dukungan bagi pasar domestik, meski investor masih menunggu kejelasan kebijakan lanjutan dari otoritas ekonomi.

Hong Kong: Reli Terkuat di Kawasan

Sementara itu, Hang Seng mencatat penguatan paling tajam di kawasan Asia dengan lonjakan 1,75 persen ke 25.976,79, naik 446,28 poin. Penguatan ini menandakan masuknya kembali arus modal asing, seiring meningkatnya minat terhadap saham-saham berisiko di tengah prospek penurunan suku bunga global.

Menurut seorang analis pasar yang dilansir Reuters menyebut, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed telah mendorong aliran dana kembali ke pasar saham global, termasuk Asia, karena investor melihat biaya pendanaan yang lebih rendah dalam waktu dekat.

Pandangan tersebut menjelaskan mengapa pasar Asia—terutama Hong Kong—menjadi tujuan utama arus modal saat sentimen global membaik.

Secara keseluruhan, pergerakan hari ini menunjukkan bahwa pasar Asia tengah berada dalam fase pemulihan sentimen, didorong oleh faktor eksternal.

Namun, pelaku pasar tetap mencermati perkembangan kebijakan moneter global dan data ekonomi berikutnya, yang berpotensi kembali menguji arah reli di kawasan.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Citra Dara Vresti Trisna

Citra Dara Vresti Trisna adalah Asisten Redaktur KabarBursa.com yang memiliki spesialisasi dalam analisis saham dan dinamika pasar modal. Dengan ketelitian analitis dan pemahaman mendalam terhadap tren keuangan, ia berperan penting dalam memastikan setiap publikasi redaksi memiliki akurasi data, konteks riset, dan relevansi tinggi bagi investor serta pembaca profesional. Gaya kerjanya terukur, berstandar tinggi, dan berorientasi pada kualitas jurnalistik berbasis fakta.