KABARBURSA.COM - Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk dengan kode saham BBNI, berhasil melesat 25 poin pada penutupan perdagangan hari ini, 17 September 2024. Naiknya saham BBNI sebanyak 0,44 persen dengan harga saham penutupan di level Rp5.650 terjadi usai aksi korporasi, yaitu membeli kembali saham atau buyback yang dilakukan sejak 16 Maret 2023 hingga 15 September 2024.
Diketahui, sepanjang periode tersebut, BNI berhasil mengumpulkan 40,51 juta saham. Begitu disampaikan Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo, dalam keterbukaan informasinya, Selasa, 17 September 2024.
Okki menjelaskan, tujuan buyback adalah untuk program kepemilikan saham bagi direksi dan dewan komisaris. Dan ia juga menegaskan, bahwa aksi beli kembali saham ini tidak mengurangi kepercayaan investor terhadap BNI. Terbukti, valuasi sahan tetap terjaga dengan price to book value (PBV) meningkat.
Adapun PBV saham BNI saat mendapatkan persetujuan pelaksanaan buyback pada tahun lalu sebanyak 1.20x dan pada 13 September kemarin PBV saham BNI tercatat sebanyak 1.40x.
Hal yang menarik lainnya adalah pada posisi yang sama, harga saham melompat tinggi dari sebelumnya Rp4.400 per lembar saham menjadi Rp5.625 per saham.
Okki memastikan aksi korporasi ini tidak akan mempengaruhi kegiatan usaha dan pertumbuhan perseroan. Karena, perseroan memiliki modal dan cash flow yang baik untuk melakukan seluruh kegiatan usaha, termasuk buyback.
Bagaimana rekomendasi saham BBNI?
Untuk membuat rekomendasi saham BBNI berdasarkan data yang Anda berikan, kita perlu mempertimbangkan beberapa metrik kunci dari sudut pandang valuasi, profitabilitas, solvabilitas, dan pertumbuhan.
Dari valuasi, Current PE Ratio (TTM) 9.89, sedikit di atas IHSG PE Median (7.89), tetapi masih tergolong rendah dibandingkan banyak perusahaan lain, yang menunjukkan saham ini bisa undervalued. Begitu pula dengan Forward PE Ratio 8.69. lebih rendah dari PE saat ini, menunjukkan potensi pertumbuhan laba di masa depan.
Sementara, Earnings Yield (TTM) 10.11 persen menunjukkan evaluasi yang tidak terlalu tinggi, karena harga saat ini sedikit lebih tinggi dari nilai buku, masih dalam kisaran yang wajar.
Jika dilihat dari profitabilitasnya, ada dua indikator penentu yaitu Net Profit Margin (Quarter) 30.27 persen yang menunjukkan bahwa BBNI memiliki kemampuan yang cukup baik untuk menghasilkan laba dari pendapatan yang dihasilkan. Sedangkan Return on Equity (ROE) 14.25 persen memperlihatkan tingkat pengembalian yang solid dari ekuitas pemegang saham.
Bagaimana dengan solvabilitas? Debt to Equity Ratio (Quarter) menunjukkan angka 0.26 dan LT Debt/Equity (Quarter) di angka 0.13. Ini menggambarkan bahwa utang relatif rendah dibandingkan ekuitas, yang membuat BBNI cukup aman dari risiko solvabilitas.
Begitu pula dengan pertumbuhan yang dilihat dari Revenue Growth sebesar 4.64 persen secara year on year (YoY). Angka tersebut menunjukkan meskipun pertumbuhannya moderat, ada potensi peningkatan laba di masa depan, dengan YoY Growth Net Income sebesar 5.59 persen.
Dividen Yield 4.96 persen dengan Payout Ratio 48.93 persen memberikan imbal hasil dividen yang menarik dan masih ada ruang untuk pertumbuhan dividen. Sedangkan tren harga dalam setahun terakhir naik sebesar 19.26 persen. Kenaikan ini menunjukkan tren yang positif. Selain itu, dalam tiga tahun terakhir, harga saham telah meningkat 113.21 persen, yang menunjukkan kinerja saham yang cukup kuat.
Berdasarkan data di atas, saham BBNI menunjukkan valuasi yang menarik, dengan profitabilitas yang solid dan leverage yang rendah. Dengan pertumbuhan yang moderat dan dividen yang kompetitif, saham ini dapat menjadi pilihan yang baik untuk portofolio jangka panjang, terutama bagi investor yang mencari pertumbuhan stabil dengan risiko yang terkendali.
Saham BBNI kemudian oleh beberapa analis direkomendasi BUY atau HOLD, tergantung pada ekspektasi pasar dan tujuan investasi.
Jelajah Sydney
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI dengan kode saham BBNI, secara resmi menjelajah Sydney, Australia. Kamis, 5 September 2024, BNI menjadi bank pertama asal Indonesia yang memiliki kantor di Negeri Kanguru itu. Keberhasilan ini semakin membuat saham BBNI melesat dan kinerjanya bertumbuh positif.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) berhasil mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 3,8 persen secara year on year (yoy) pada semester I-2024, mencapai Rp10,69 triliun. Peningkatan laba ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk pertumbuhan kredit yang solid, efisiensi biaya, dan kualitas aset yang tetap terjaga dengan baik.
BBNI mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 11,7 persen, mencapai Rp726,98 triliun, dibandingkan dengan Rp650,77 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Hasil ini sejalan dengan proyeksi perusahaan yang menargetkan pertumbuhan kredit double digit, yaitu 9-11 persen tahun ini.
Pertumbuhan kredit ini terutama didorong oleh segmen low risk dari korporasi yang mengalami kenaikan signifikan sebesar 18,7 persen yoy. Selain itu, penyaluran kredit untuk KPR dan personal loan juga menunjukkan pertumbuhan yang kuat, masing-masing naik 12,6 persen yoy dan 17,0 persen yoy.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.