KABARBURSA.COM – Saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menjadi salah satu sorotan utama pasar pada perdagangan Senin, 27 Oktober 2025. Setelah sempat bertahan di kisaran Rp3.600-an pekan lalu, harga sahamnya ambruk tajam hingga menembus batas bawah psikologis Rp3.200 per saham.
Hari ini harga saham BRPT terkoreksi 12,36 persen hanya dalam satu sesi. Penurunan yang begitu dalam menjadikan BRPT salah satu saham berkapitalisasi besar dengan pelemahan paling signifikan di papan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini.
Tekanan Jual Masif dan Aksi Lepas Cepat
Sejak awal sesi, tekanan jual terhadap BRPT memang sudah terasa sangat berat. Setelah harga dibuka di Rp3.650, sedikit di atas harga penutupan sebelumnya (Rp3.640), tak lama kemudian aksi jual langsung membanjiri pasar.
Level tertinggi di Rp3.680 bertahan hanya beberapa menit sebelum harga terseret turun secara bertahap hingga menyentuh titik terendah intraday di Rp3.120, dan mendekati batas auto rejection bawah (ARB) di Rp3.100.
Dalam catatan, volume transaksi BRPT melonjak mencapai 3,36 juta lot, dengan nilai transaksi fantastis Rp1,11 triliun. Transaksi ini menjadi salah satu yang tertinggi di bursa hari ini. Namun, di balik nilai besar itu, struktur orderbook menunjukkan ketidakseimbangan yang jelas antara sisi beli dan sisi jual.
Lapisan bid di rentang Rp3.190 hingga Rp3.100 terlihat cukup padat. Sepertinya ada antrean investor yang menunggu harga murah ketimbang melakukan akumulasi aktif. Sementara di sisi offer, jumlah lot relatif lebih sedikit, tetapi posisi jual berada lebih tinggi di Rp3.200–Rp3.300 dengan frekuensi besar di setiap level.
Hal ini menandakan tekanan jual berasal dari distribusi cepat investor besar yang berusaha keluar dari posisi, bukan panic selling ritel semata.
Jika dilihat dari rata-rata harga transaksi harian (average), BRPT berada di Rp3.304, jauh di bawah harga pembukaan. Kondisi ini semakin memperkuat sinyal bahwa pelaku pasar cenderung melepas saham di harga rugi untuk menghindari penurunan lebih dalam.
Dengan demikian, fase perdagangan hari ini menggambarkan dominasi penuh seller di hampir seluruh rentang harga.
Teknis: Semua Indikator Mengarah ke “Sangat Jual”
Secara teknikal, saham BRPT memang berada dalam fase koreksi berat. Rangkuman indikator hari ini memperlihatkan konsensus sangat jual, dengan delapan indikator memberikan sinyal bearish. Hanya satu saja yang menunjukkan potensi beli, tanpa satu pun sinyal netral.
Indeks kekuatan relatif (RSI) berada di level 38. Indeks ini menandakan tren bearish yang kuat namun belum ekstrem. Dari indikator momentum seperti Williams %R di -92,9 dan Stochastic RSI yang berada di titik 0, semuanya menunjukkan kondisi oversold berat.
Dalam konteks ini, harga memang sudah turun terlalu cepat, namun belum ada tanda pembalikan karena volume jual masih tinggi dan sentimen pasar belum membaik.
MACD (Moving Average Convergence Divergence) juga masih menampilkan posisi positif tipis di 128,1. Namun tren garis sinyal mulai menurun, dan memperlihatkan pelemahan momentum jangka pendek. Sementara ADX (Average Directional Index) yang berada di 40,6, memperlihatkan tren turun yang kuat dan berkelanjutan.
Dari sisi pergerakan rata-rata (moving average), tekanan jual juga tampak nyata. MA5, MA10, dan MA20 semuanya menunjukkan sinyal “Jual”, masing-masing di Rp3.628, Rp3.732, dan Rp3.871. Artinya, harga saat ini (Rp3.190) sudah jauh berada di bawah ketiga garis tren tersebut. Ini menegaskan bahwa BRPT tengah berada di bawah semua support jangka pendek.
Namun menariknya, MA50, MA100, dan MA200 masih menunjukkan sinyal “Beli”. Posisi beli ini ada di Rp3.084, Rp2.515, dan Rp1.683. Sinyal ini memberi arti bahwa secara jangka panjang saham ini masih menyimpan kekuatan fundamental. Akan tetapi, secara teknikal jangka pendek saham sedang berada di fase penyesuaian harga setelah reli kuat di bulan-bulan sebelumnya.
Hindari Panik, Tunggu Tekanan Mereda di Area 3.100–3.150
Dalam kondisi seperti ini, menjual saham secara tergesa-gesa justru berisiko memperbesar kerugian. Dari analisis orderbook, area Rp3.100–Rp3.150 menjadi titik di mana antrean beli mulai menumpuk cukup tebal.
Jika tekanan jual masih berlanjut, level ini kemungkinan menjadi area support pertama yang mampu menahan penurunan sementara.
Namun, bila harga menembus Rp3.100 dengan volume besar, maka ruang koreksi bisa meluas ke bawah Rp3.000. Ini menutup celah psikologis dan memicu tekanan tambahan.
Di sisi lain, apabila saham mulai rebound tipis dan mampu kembali ke atas Rp3.250–Rp3.300 dengan volume menipis, itu bisa menjadi sinyal awal terjadinya technical rebound. Dalam kondisi seperti ini, bagi trader jangka pendek, area Rp3.280–Rp3.350 bisa menjadi titik jual ideal untuk mengurangi posisi tanpa harus menjual di dasar penurunan.
Sementara bagi investor yang masih memegang BRPT, pendekatan konservatif lebih disarankan, yaitu tahan posisi selama harga belum menembus Rp3.100 dan perhatikan reaksi pasar di level itu. Jika terbentuk pola pembalikan kecil atau volume jual melemah di area support, potensi pantulan ke Rp3.400–Rp3.500 terbuka dalam beberapa sesi mendatang.
Secara keseluruhan, BRPT saat ini sedang dalam tekanan teknikal berat dengan konfirmasi kuat dari indikator harian yang menunjukkan kondisi “Sangat Jual”. Tekanan jual besar-besaran membuat harga turun lebih dari 11 persen dalam sehari, namun area Rp3.100–Rp3.150 berpotensi menjadi penahan sementara sebelum arah selanjutnya terkonfirmasi.
Menjual di level terlalu rendah justru memperbesar potensi rugi, sementara menunggu pantulan teknikal ke kisaran Rp3.300–Rp3.400 bisa memberi peluang keluar lebih efisien. Jika support Rp3.100 berhasil menahan tekanan, rebound teknikal jangka pendek mungkin terjadi, tetapi bila level ini jebol, investor perlu siap menghadapi fase koreksi lanjutan ke bawah Rp3.000.
Dalam jangka pendek, strategi terbaik bukan mengejar harga, melainkan menunggu pasar memberi tanda bahwa tekanan jual mulai mereda. Selama volume jual masih mendominasi dan indikator belum berbalik arah, BRPT masih berada di wilayah rawan — dan kesabaran menjadi aset paling berharga bagi investor yang tidak ingin terjebak di fase koreksi paling dalam.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.