KABARBURSA.COM - Saham Bank BTN (BBTN) menjadi sorotan dalam rapat dengar pendapat Komisi VI DPR RI dengan Bank BTN dan BNI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 8 Juli 2024. Berdasarkan data yang diperoleh KabarBursa, pergerakan harga saham perbankan hingga 28 Juni 2024 menunjukkan tekanan signifikan akibat kondisi makroekonomi yang menantang, ketidakpastian geopolitik, serta kenaikan suku bunga yang konsisten.
Dari data yang ada, Indeks Sektor Keuangan (IDXFinance) mengalami penurunan sebesar 6,40 persen sepanjang tahun ini. Mayoritas segmen perbankan mengalami tekanan, mulai dari KBMI IV, KBMI III, hingga BPD. Bank-bank besar seperti BBRI dan BBNI mencatatkan penurunan masing-masing sebesar 19,65 persen dan 13,30 persen. Saham Bank BTN sendiri masih tumbuh tipis sebesar 1,20 persen, menjadi salah satu yang berhasil mencatatkan kinerja positif di tengah tekanan yang ada.
Menurut Direktur Utama Bank BTN Nixon Napitupulu, volatilitas harga saham sejak awal tahun ini menunjukkan bahwa sebagian besar saham perbankan mengalami koreksi ke bawah. Saham BTN tidak terlalu terpengaruh oleh fluktuasi kurs dolar karena portofolio valas mereka di bawah 10 persen.
"Jadi kami sangat sensitifnya terhadap suku bunga," kata Nixon.
Kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI Rate) turut menjadi faktor utama penurunan harga saham perbankan. Selama periode kenaikan suku bunga dari Mei 2018 hingga November 2022, saham BBTN menunjukkan korelasi negatif, dengan penurunan sebesar 19,56 persen. Kondisi ini berlanjut hingga 2023-2024, dimana kenaikan suku bunga yang mencapai 6,25 persen membuat harga saham BBTN turun hingga 9,41 persen dalam enam bulan terakhir.
Pada paruh pertama 2024, harga saham BBTN sempat mengalami kenaikan hingga Rp1.555 pada Maret, namun kembali turun ke level Rp1.265 pada akhir Juni. Indeks IDXFinance juga mengalami tren penurunan yang sama, dari Rp1.529,4 pada Maret menjadi Rp1.365 pada Juni.
Menghadapi kondisi ini, BTN menerapkan berbagai strategi komunikasi untuk menjaga kinerja saham tetap optimal. Bank BTN berpartisipasi dalam berbagai kegiatan seperti NDR (Non-Deal Roadshow), conference, dan analyst meeting untuk terus memberikan update kepada investor dan analis pasar modal.
Pada Januari hingga Juni 2024, Bank BTN berpartisipasi dalam acara seperti UBS Banks Day di Jakarta, NDR Regional dengan CGS International di Kuala Lumpur dan Singapura, serta Macquarie Asia Conference 2024 di Hong Kong.
Nixon menekankan pentingnya komunikasi yang efektif dengan investor untuk menjelaskan situasi ekonomi dan kondisi perbankan terkini.
"Kami melakukan beberapa pertemuan-pertemuan, non-deal roadshow, analis meeting, dan lain sebagainya dengan para investor maupun para analis untuk meng-convince mereka dengan situasi ekonomi maupun situasi perbankan maupun situasi BTN belakangan ini," ujarnya.
Kinerja Keuangan dan Saham
Selain itu, berdasarkan data dari RTI Business, pertumbuhan pendapatan Bank BTN menunjukkan tren positif dengan kenaikan sebesar 12,43 persen pada 2023, meningkat dari 2,59 persen pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba bersih juga mengalami peningkatan sebesar 14,97 persen pada 2023, meskipun mengalami penurunan drastis sebesar 92,55 persen pada 2020.
Pertumbuhan EPS (Earnings Per Share) dan DPS (Dividend Per Share) Bank BTN juga menunjukkan peningkatan pada tahun 2023, masing-masing sebesar 5,09 persen dan 14,97 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Bank BTN masih mampu menjaga kinerja keuangan yang baik di tengah kondisi ekonomi yang menantang.
Pada perdagangan terakhir, saham BBTN ditutup pada harga Rp1.310, naik 2,34 persen dari harga penutupan sebelumnya. Volume perdagangan mencapai 27,02 juta saham dengan turnover sebesar Rp34,89 miliar. Frekuensi perdagangan mencapai 3.210 kali dengan harga rata-rata Rp1.291,09 per saham.
Rasio harga terhadap pendapatan (PER) berada pada level 5,34 dan rasio harga terhadap nilai buku (PBVR) sebesar 0,60, menunjukkan valuasi yang masih cukup menarik bagi investor.
Selama sesi pre-opening dari pukul 08:45 hingga 08:59, harga pembukaan (Indicative Equilibrium Price/IEP) BBTN tercatat tetap di Rp1.280, tidak mengalami perubahan dari sesi sebelumnya. Volume indikatif (Indicative Equilibrium Volume/IEV) pada sesi pembukaan mencapai 2.290 lot.
Pada sesi pre-closing yang berlangsung dari pukul 15:50 hingga 16:00, harga penutupan indikatif (IEP) meningkat menjadi Rp1.310, naik 2,34 persen dari sesi sebelumnya. Volume indikatif pada sesi penutupan juga mengalami kenaikan signifikan, mencapai 9.194 lot.
Setelah sesi perdagangan reguler berakhir, data post-trading menunjukkan bahwa harga penutupan tetap berada di Rp1.310, dengan peningkatan 2,34 persen. Volume perdagangan yang terjadi pada sesi ini mencapai 2.369 lot dengan harga bid terakhir di Rp1.305 dan harga ask di Rp1.310. Volume ask yang tersisa tercatat sebanyak 5.652 lot.
Penguatan saham BBTN ini mencerminkan optimisme investor terhadap kinerja keuangan dan strategi komunikasi yang diterapkan oleh manajemen Bank BTN. Meskipun menghadapi volatilitas pasar dan kenaikan suku bunga, saham BBTN berhasil menunjukkan performa positif yang signifikan.(pin/*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.