Logo
>

Saham BUMI Menguji Strategi Buy, Seperti Apa Analisisnya?

BUMI berpeluang menguji resistensi Rp160–Rp163 dengan tren bullish kuat, namun valuasi tinggi dan risiko volatilitas menuntut disiplin strategi.

Ditulis oleh Yunila Wati
Saham BUMI Menguji Strategi Buy, Seperti Apa Analisisnya?
Aktivitas PT Bumi Resources Tbk. (BUMI). Foto: Dok BUMI.

KABARBURSA.COM - Saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) kembali menarik perhatian pelaku pasar setelah direkomendasikan “buy” oleh Republik Investor dengan strategi masuk di level Rp154. Adapun target harga di Rp160 dan Rp163, serta disiplin stop loss di Rp149. Seperti apa analisisnya?

Pada perdagangan terakhir, BUMI terkoreksi 2,6 persen ke level Rp150 setelah sempat menyentuh Rp148. Koreksi ini memperlihatkan volatilitas tinggi yang kerap menjadi ciri khas saham tambang batu bara ini. 

Meskipun harga sempat tertekan, indikator teknikal justru memberikan sinyal yang cukup meyakinkan. Hampir semua indikator utama menunjukkan tren bullish dengan rangkuman “sangat beli”. 

Moving average dari jangka pendek hingga panjang (MA5 hingga MA200) seluruhnya menegaskan momentum naik yang masih terjaga. Bahkan, MACD berada di area positif, ADX menandakan tren kuat, dan indikator momentum seperti ROC juga memperlihatkan akselerasi harga.

Namun, ada catatan penting, RSI sudah berada di level 75 yang menandakan saham dalam kondisi overbought. Begitu pula Stochastic RSI dan Williams %R. Kondisi ini membuka peluang adanya konsolidasi atau koreksi jangka pendek sebelum melanjutkan tren naik. 

Dengan ATR di level tinggi, volatilitas BUMI memang sangat besar, sehingga penerapan stop loss di Rp149 menjadi langkah krusial untuk mengantisipasi risiko penurunan cepat. Strategi target harga pertama di Rp160 terlihat cukup realistis, karena berada di area resistensi teknikal. Sementara, target Rp163 menguji batas atas pergerakan yang lebih spekulatif.

Dari sisi valuasi, BUMI tidak bisa dibilang murah. Rasio P/E yang mencapai 896 kali mengindikasikan harga saham sudah tidak sebanding dengan laba saat ini, sehingga prospek harga wajar lebih banyak digerakkan oleh sentimen, komoditas batubara, serta ekspektasi investor terhadap restrukturisasi bisnis perseroan. 

Tidak adanya dividen juga membuat saham ini kurang atraktif untuk investor jangka panjang yang mengincar return stabil. Dengan kapitalisasi pasar Rp55,7 triliun, BUMI lebih mencerminkan saham berbasis momentum dan trading ketimbang nilai fundamental.

Bagi investor jangka pendek, strategi buy di Rp154 dengan disiplin stop loss Rp149 memang selaras dengan teknikal harian yang mendukung tren bullish, meski risiko overbought harus diwaspadai. Target harga Rp160–Rp163 masuk akal sebagai sasaran profit taking cepat. 

Namun bagi investor jangka menengah dan panjang, perlu kesadaran bahwa valuasi yang terlalu tinggi dan absennya dividen membuat BUMI lebih tepat diperlakukan sebagai saham spekulatif ketimbang instrumen akumulasi.

Pada akhirnya, saham BUMI saat ini lebih cocok untuk trader momentum yang siap menanggung risiko volatilitas tinggi. Disiplin pada strategi masuk, stop loss, dan target harga menjadi kunci, sementara investor jangka panjang sebaiknya berhati-hati karena harga wajar sulit diukur hanya dengan indikator fundamental yang ada. 

BUMI adalah saham yang bisa memberikan keuntungan instan, tetapi juga potensi kerugian besar jika strategi pengelolaan risiko diabaikan.

Proyeksi Skenario Teknis Jangka Menengah BUMI

Jika BUMI berhasil menembus level resistensi pertama di Rp160, maka area Rp163 akan menjadi penghalang berikutnya. Level ini cukup penting karena mewakili target price 2 yang sudah dipatok, sekaligus menandai ujian psikologis bagi investor jangka pendek. 

Apabila tekanan beli berlanjut dan volume perdagangan mendukung, breakout di atas Rp163 akan membuka jalan menuju Rp170 sebagai target lanjutan.

Di atas Rp170, terdapat area kuat di Rp176 yang juga kebetulan menjadi level tertinggi dalam 52 minggu terakhir. Jika harga berhasil menembus Rp176 dengan volume besar, maka potensi pergerakan menuju kisaran Rp185–Rp190 tidak bisa diabaikan, meski skenario ini sangat bergantung pada momentum pasar batubara global serta sentimen positif di sektor komoditas.

Sebaliknya, jika gagal mempertahankan area Rp149–Rp150, BUMI berisiko kembali ke support bawah di Rp143–Rp146. Koreksi lebih dalam bisa menguji kembali level psikologis Rp135, yang secara teknikal menjadi basis penting bagi tren jangka menengah.

Interpretasi untuk Investor

Dengan RSI yang sudah menunjukkan overbought, peluang terjadinya konsolidasi jangka pendek tetap terbuka, bahkan sebelum mencapai Rp163. Namun, tren menengah masih mendukung pergerakan bullish sepanjang support Rp149–Rp150 bisa dipertahankan. 

Artinya, investor sebaiknya memperlakukan BUMI sebagai saham momentum dengan disiplin ambil untung di area target, tetap pasang trailing stop untuk mengunci profit, dan tidak terbawa euforia ketika harga mendekati Rp170–Rp176.

BUMI pada akhirnya menawarkan potensi kenaikan signifikan jika mampu menembus level teknikal kunci, tetapi juga menyimpan risiko penurunan tajam akibat valuasi yang tidak sejalan dengan kinerja laba. 

Dalam horizon menengah, saham ini cocok bagi trader yang siap dengan strategi keluar-masuk cepat, sementara investor jangka panjang sebaiknya lebih berhati-hati karena sulit menilai harga wajar hanya dengan kacamata fundamental.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79