KABARBURSA.COM - Seperti bukan kiamat didepak dari indeks MSCI, saham Petrosea Tbk melonjak signifikan pada penutupan perdagangan Senin, 14 April 2025. Saham PTRO pada hari ini menunjukkan pergerakan yang menarik di pasar.
Hari ini, harga saham PTRO tercatat pada angka Rp2.340, mengalami kenaikan sebesar Rp90 atau 4 persen dibandingkan harga pembukaan yang ada di Rp2.100. Pergerakan ini menunjukkan adanya peningkatan sentimen positif dari investor, meskipun terdapat fluktuasi harga yang signifikan sepanjang hari.
Pada sesi perdagangan kali ini, saham PTRO mencatatkan harga tertinggi di Rp2.430, yang hanya sedikit lebih tinggi dari harga pembukaan. Namun, harga saham ini juga sempat mencapai titik terendah di Rp2.080, yang lebih rendah dari harga pembukaan, memberikan gambaran adanya volatilitas yang cukup tinggi selama hari ini.
Meskipun harga bergerak turun ke level yang lebih rendah, kenaikan yang terjadi pada akhirnya berhasil mengimbangi dan mendorong harga saham PTRO kembali naik.
Pergerakan volume perdagangan hari ini cukup aktif dengan total transaksi mencapai Rp224,5 miliar, yang mencerminkan tingginya minat dari para investor terhadap saham ini. Di sisi lain, frekuensi transaksi saham PTRO tercatat sebanyak 19.427 kali, menunjukkan bahwa saham ini masih cukup likuid dan banyak diperjualbelikan dalam berbagai tingkat harga.
Transaksi beli pun mencapai Rp25,0 miliar, sementara transaksi jual sedikit lebih tinggi, yaitu Rp28,4 miliar, yang bisa jadi menandakan adanya tekanan jual pada beberapa titik harga tertentu.
Ditampung Pengendali
Hampir sebulan lalu, pergerakan saham perusahaan yang berada di bawah kendali Prajogo Pangestu, juga sangat kencang. Dalam periode antara awal hingga pertengahan Maret 2025, PT Kreasi Jasa Persada melakukan serangkaian transaksi pembelian saham PTRO yang mencatatkan angka yang cukup besar.
Pada 18 dan 19 Maret 2025, PT Kreasi Jasa Persada membeli 15.197.600 lembar saham PTRO dengan harga per saham berkisar antara Rp2.393,7 hingga Rp2.540,55. Pembelian saham ini merupakan bagian dari rangkaian akumulasi saham yang dimulai lebih awal pada 12 dan 14 Maret 2025, ketika perusahaan ini membeli sebanyak 105.223.100 lembar saham dengan harga Rp2.947,33 per saham.
Lebih lanjut, sebelum pembelian tersebut, PT Kreasi Jasa Persada juga telah membeli saham PTRO pada 6 dan 7 Maret 2025, sebanyak 48.545.800 lembar saham dengan harga Rp3.306,84 per saham. Bahkan, pada 4 dan 5 Maret 2025, perusahaan ini lebih dulu membeli 39.718.000 lembar saham dengan harga Rp3.030,66 per saham.
Pencapaian terbesar dalam transaksi ini terjadi pada 17 Maret 2025, saat PT Kreasi Jasa Persada membeli saham dalam jumlah terbesar, yakni 72.104.600 lembar saham dengan harga yang bervariasi antara Rp2.815,1 hingga Rp3.500 per saham.
Setelah serangkaian pembelian tersebut, total kepemilikan saham PT Kreasi Jasa Persada di PTRO kini mencapai 4.476.683.000 lembar saham, yang setara dengan 44,385 persen dari total saham yang beredar.
Dengan meningkatnya porsi kepemilikan ini, PT Kreasi Jasa Persada semakin memperkuat kendali mereka atas PTRO, yang bertujuan untuk memperkuat posisi mereka dalam investasi jangka panjang di perusahaan tambang ini.
Kontrak Rp16 Triliun
Tidak hanya ditampung pengendali, kabar baiknya Petrosea berhasil menandatangani mega kontrak dengan PT Vale Indonesia Tbk. (INCO). Perjanjian yang ditandatangani pada 8 April 2025 ini mengatur tentang pemberian layanan pertambangan dan transportasi material nikel dari Blok Bahodopi 2 & 3 yang akan dikelola oleh PT Petrosea.
Perjanjian ini memiliki durasi 10 tahun dan diperkirakan akan bernilai sekitar Rp16 triliun. Ini adalah salah satu kontrak besar yang memperkuat posisi PT Petrosea di industri pertambangan Indonesia.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang PT Petrosea untuk terus meningkatkan penciptaan nilai dan memperluas portofolio layanan mereka. Dengan perolehan kontrak besar ini, PT Petrosea tidak hanya memperkuat kapasitas operasionalnya tetapi juga memperlihatkan kemampuannya untuk menyediakan solusi pertambangan yang dapat diandalkan oleh perusahaan-perusahaan besar seperti PT Vale Indonesia.
Yang menarik, perjanjian ini tidak melibatkan hubungan afiliasi antara kedua perusahaan, menandakan adanya kemitraan bisnis yang profesional dan terstruktur dengan baik.
Manajemen PT Petrosea mengungkapkan bahwa kontrak ini memberikan dampak positif bagi kelangsungan usaha perusahaan ke depan. Keberhasilan dalam meraih kontrak sebesar ini diharapkan akan meningkatkan kinerja keuangan dan operasional PT Petrosea, membuka peluang baru dalam sektor pertambangan yang semakin berkembang.
Rekomendasi Sangat Beli
Saham PT Petrosea Tbk (PTRO) menunjukkan kinerja yang cukup menarik pada perdagangan 14 April 2025, dengan harga sahamnya tercatat naik sebesar Rp90 atau sekitar 4,00 persen, mencapai level Rp2.340 per lembar saham. Berdasarkan analisis teknikal Investing, saham PTRO mendapatkan rekomendasi "Sangat Beli".
Salah satu indikator utama, yakni Relative Strength Index (RSI), mencatatkan nilai 57,55, yang menunjukkan bahwa saham ini berada dalam zona beli, namun tidak berada pada kondisi jenuh beli. Hal ini berarti masih ada ruang bagi harga saham untuk bergerak naik lebih lanjut.
Stochastic Oscillator, yang berada pada angka 75,98, juga memberikan sinyal beli, meskipun sudah mendekati area overbought, yang mengindikasikan bahwa momentum pembelian masih cukup kuat, namun perlu diwaspadai jika terus berlanjut.
Indikator MACD (Moving Average Convergence Divergence) menunjukkan angka 27,45, yang mencerminkan adanya momentum bullish yang cukup signifikan. Selain itu, indikator Williams %R yang berada di -26,47 juga mendukung sinyal beli, meskipun semakin dekat dengan zona jenuh beli.
CCI (Commodity Channel Index) yang tercatat di 69,66 menunjukkan bahwa saham ini dalam kondisi yang masih dapat diterima untuk dibeli.
Namun, tidak semua indikator memberikan sinyal positif. ADX (Average Directional Index) yang berada di angka 24,70 menunjukkan bahwa meskipun tren kenaikan harga saham PTRO cukup stabil, namun tidak terlalu kuat. Ini bisa menjadi pertanda bahwa meskipun ada kecenderungan naik, investor perlu berhati-hati terhadap potensi koreksi jika terjadi pembalikan arah pasar.
Selain indikator-indikator tersebut, moving averages juga memberikan gambaran yang menarik. Sebagian besar moving averages jangka pendek, seperti MA5, MA10, dan MA20, menunjukkan sinyal beli, yang menunjukkan bahwa dalam jangka waktu dekat saham PTRO masih cenderung bullish.
Namun, pada jangka waktu yang lebih panjang, seperti MA100 dan MA200, terdapat sinyal jual yang lebih kuat, yang bisa menjadi pertanda adanya potensi koreksi harga saham dalam jangka panjang.
Pada level pivot points, saham PTRO berada dalam kisaran harga yang cukup terjaga. Pada level klasik, R1 tercatat di 2.346, sementara level S1 berada di 2.306. Ini menunjukkan adanya level resistance di atas dan support di bawah yang bisa membantu investor untuk menentukan titik beli dan jual yang lebih optimal.
Level-level dari Fibonacci dan Camarilla memberikan gambaran yang serupa, dengan level R1 dan S1 masing-masing berada pada kisaran harga yang relatif dekat dengan harga saham saat ini.
Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa indikator yang menunjukkan potensi koreksi, pergerakan harga saham PTRO cenderung positif dalam jangka pendek. Investor yang tertarik dengan saham ini mungkin akan lebih mengutamakan strategi jangka pendek untuk meraih potensi keuntungan.
Sambil tetap memperhatikan adanya potensi koreksi yang bisa terjadi dalam waktu dekat, mengingat sinyal jual pada moving averages jangka panjang. Dengan demikian, meskipun saham PTRO terlihat menarik, kehati-hatian tetap diperlukan untuk memaksimalkan peluang investasi.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.