KABARBURSA.COM - Saham PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) melonjak signifikan sebesar 17,22 persen pada perdagangan Senin, 28 April 2025, menjadi Rp177 per saham hingga pukul 15.15 WIB. Peningkatan harga ini dibarengi dengan volume transaksi yang membengkak hingga 753,91 juta saham, jauh di atas rata-rata volume harian sebesar 31,54 juta saham. Kenaikan ini menjadi salah satu yang terbesar di sektor properti dan kawasan industri pada hari tersebut.
Dari sisi valuasi, DMAS masih tergolong menarik. Rasio Price to Earnings (PE) TTM DMAS saat ini berada di angka 6,40 kali, jauh lebih murah dibandingkan median PE IHSG yang berada di 8,25 kali. Forward PE Ratio DMAS bahkan lebih rendah, yakni di kisaran 4,52 kali. Dividen yield berbasis TTM mencapai 15,63 persen, memperkuat daya tarik DMAS sebagai salah satu saham properti berdividen jumbo di Bursa Efek Indonesia.
Teknikal Saham DMAS
Secara teknikal, indikator-indikator utama menunjukkan momentum positif untuk saham DMAS. Indeks Relative Strength Index (RSI) 14-hari tercatat di 95,23, mengindikasikan kondisi overbought. Sementara itu, indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan sinyal beli dengan nilai 6,684. ADX (Average Directional Index) di level 92,997 juga menandakan tren yang sangat kuat. Semua Moving Averages utama, baik Simple Moving Average (SMA) maupun Exponential Moving Average (EMA) dari MA5 hingga MA200, memberikan sinyal "strong buy".
Dalam pola candlestick, DMAS menunjukkan beberapa pola bullish yang sudah terbentuk dalam beberapa waktu terakhir, seperti Three Inside Up dan Morning Doji Star. Ini menegaskan bahwa secara teknikal, DMAS saat ini berada dalam momentum penguatan, walaupun investor perlu tetap waspada terhadap potensi koreksi teknis mengingat indikator overbought yang ekstrem.
Pivot point klasik menunjukkan area support di 172 dan resistance di 178, dengan pivot point di 175. Jika DMAS mampu menembus resistance ini dengan volume kuat, peluang melanjutkan tren naik dalam jangka pendek akan semakin besar.
Fundamental DMAS
Dari sisi fundamental, kinerja DMAS sepanjang tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan yang solid. Berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit, DMAS membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,03 triliun, naik 5,8 persen dibandingkan Rp1,92 triliun pada tahun 2023. Laba bersih perusahaan juga meningkat 10,2 persen menjadi Rp1,33 triliun, dari sebelumnya Rp1,21 triliun.
Pencapaian ini didukung oleh segmen industri, khususnya penjualan lahan untuk data center yang menjadi kontributor utama. Pada 2024, segmen industri menyumbang sekitar 88,9 persen dari total pendapatan DMAS. Sementara sektor hunian dan komersial masing-masing menyumbang 6,2 persen dan 3,3 persen dari total pendapatan usaha.
Dari sisi neraca, total aset DMAS per 31 Desember 2024 tercatat sebesar Rp8,25 triliun, meningkat 22,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Liabilitas relatif rendah, yakni sebesar Rp1,04 triliun, memperlihatkan struktur keuangan yang sehat dengan kas bersih sebesar Rp1,76 triliun.
Selain itu, DMAS mencatatkan marketing sales sebesar Rp466 miliar pada kuartal I 2025, setara dengan 26 persen dari target tahunan Rp1,81 triliun. Direktur dan Sekretaris Perusahaan Deltamas, Tondy Suwanto, mengatakan bahwa permintaan lahan industri, terutama untuk pusat data (data center), masih sangat tinggi dan menjadi pendorong utama marketing sales perusahaan.
Dalam siaran pers 17 April 2025, Tondy menyampaikan bahwa pada kuartal pertama 2025, DMAS berhasil menjual 14,2 hektare lahan industri, dengan 86 persen di antaranya diserap oleh sektor data center. Permintaan yang terus tinggi ini diyakini akan mendukung target prapenjualan dan memberikan potensi pertumbuhan laba yang kuat sepanjang tahun.
Melihat histori pembayaran dividen, DMAS dikenal sebagai salah satu emiten properti dengan dividen yield tinggi. Pada 2023, DMAS membagikan dividen sebesar Rp12 per saham, yang setara dengan dividend yield lebih dari 8 persen pada harga saat itu. Dengan asumsi marjin laba bersih 40 persen dan payout ratio 90–100 persen, dividen untuk tahun buku 2025 diperkirakan dapat berkisar antara Rp13,5 hingga Rp15 per saham. Jika terealisasi, dengan harga saham di kisaran Rp177, dividen yield yang dihasilkan dapat mencapai 7,6–8,4 persen.
Selain prospek dividen, posisi DMAS di sektor kawasan industri juga memperkuat prospek jangka panjang. Dengan tren perkembangan data center yang didorong oleh transformasi digital dan kebutuhan akan infrastruktur teknologi informasi, permintaan terhadap lahan industri di kawasan Deltamas diproyeksikan terus tumbuh. Program pemerintah 'Making Indonesia 4.0' juga mendukung pertumbuhan sektor ini, membuka peluang tambahan untuk ekspansi Deltamas ke depan.
Dengan pertumbuhan pendapatan yang stabil, struktur keuangan yang kuat, tingginya permintaan lahan industri untuk data center, serta prospek dividen yield yang atraktif, saham DMAS menawarkan kombinasi menarik antara potensi capital gain dan pendapatan pasif dari dividen untuk para investor di tahun 2025. (*)