KABARBURSA.COM - PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) memperlihatkan performa yang mengesankan di industri kelapa sawit dan produk kayu. Dalam artikel ini, KabarBursa akan mengulas bagaimana perusahaan ini telah mengukuhkan posisinya sebagai pemain utama dengan lahan perkebunan yang luas dan fasilitas produksi yang canggih. Profil lengkap DSNG, termasuk struktur kepemilikan saham dan kinerja keuangannya, akan dibahas untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang potensi masa depan perusahaan ini.
Selain itu, pertemuan multipihak yang diselenggarakan oleh BKSAP DPR RI bersama AIPA, FAO, dan IISD di Bali baru-baru ini membahas investasi bertanggung jawab di sektor pangan, pertanian, dan kehutanan. Pertemuan ini bisa membuka peluang baru bagi DSNG, terutama dalam konteks keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan. Lantas, bagaimana kinerja fundamental DSNG? Simak selengkapnya dalam artikel ini.
Profil DSNG
PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) adalah perusahaan yang berfokus pada pengolahan kayu berkualitas untuk keperluan ekspor. Seiring berjalannya waktu, perusahaan ini mengembangkan segmen usaha utamanya yang kini mencakup perkebunan dan pabrik kelapa sawit serta industri produk kayu. Hingga akhir tahun 2020, segmen usaha kelapa sawit DSNG memiliki lahan tertanam seluas 112.600 hektar. Dari total luas lahan tersebut, 84.600 hektar merupakan perkebunan inti, sementara 28.000 hektar lainnya merupakan plasma.
Perusahaan ini juga mengoperasikan 10 pabrik kelapa sawit (PKS) dengan kapasitas produksi total mencapai 570 ton per jam. Selain itu, DSNG memiliki pabrik pengolahan inti sawit (kernel crushing plant) yang mampu mengolah inti sawit menjadi minyak inti sawit (Palm Kernel Oil/PKO) dengan kapasitas 400 ton per hari. Produk utama yang dihasilkan dari industri kelapa sawit DSNG meliputi minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO), inti sawit (Palm Kernel/PK), dan minyak inti sawit (PKO).
Dalam sektor produk kayu, DSNG memiliki pabrik pengolahan yang berlokasi di Pingit dan Temanggung, Jawa Tengah. Produk utama yang dihasilkan dari pabrik ini adalah panel dan lantai kayu (engineered flooring), yang semuanya berorientasi ekspor.
Pemegang saham terbesar DSNG adalah PT Triputra Investindo Arya, yang memiliki 27,63 persen saham. Masyarakat non-warkat memiliki 17,92 persen saham, sedangkan PT Krishna Kapital Investama memegang 14,63 persen saham. Pemegang saham signifikan lainnya termasuk PT Tri Nur Cakrawala dengan 7,44 persen saham dan PT Mitra Aneka Guna dengan 6,32 persen saham. Selain itu, T. Permadi Rachmat memiliki 4,08 persen saham, sementara masyarakat warkat memegang 3,96 persen saham. PT Reksa Cipta Investama dan PT Multi Foresta Investama masing-masing memiliki 1,94 persen dan 1,47 persen saham.
Dalam jajaran direksi, Arianto Oetomo dan Andrianto Oetomo masing-masing memiliki 5,43 persen saham, menunjukkan kepercayaan mereka terhadap potensi perusahaan. Djojo Boentoro, yang merupakan Komisaris, memegang 1,79 persen saham. Efendi Sulisety juga duduk di kursi direksi dengan kepemilikan saham sebesar 1,12 persen. Terakhir, Timotheus Arifin C. memiliki 0,84 persen saham, turut berkontribusi dalam manajemen perusahaan.
Kinerja Pendapatan Bersih
PT Astra Agro Lestari Tbk mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp226 miliar pada kuartal pertama tahun 2024, meningkat dari Rp214 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pada kuartal kedua 2024, pendapatan bersih naik signifikan menjadi Rp278 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan Rp148 miliar pada kuartal kedua tahun 2023. Jika dibandingkan dengan tahun 2022, pendapatan bersih AALI pada kuartal kedua tahun 2024 ini mengalami kenaikan dari Rp258 miliar.
Secara tahunan, pendapatan bersih AALI pada tahun 2024 diproyeksikan mencapai Rp1,00 triliun, meningkat dari Rp840 miliar pada tahun 2023, namun masih lebih rendah dibandingkan Rp1,20 triliun pada tahun 2022.
Valuasi
Rasio harga terhadap pendapatan (PE Ratio) tahunan saat ini berada pada angka 7,37, sedikit lebih rendah dibandingkan rasio PE TTM (trailing twelve months) sebesar 7,56. Rasio PE forward AALI berada pada level 6,00 yang menunjukkan ekspektasi pasar terhadap peningkatan pendapatan di masa mendatang.
Harga terhadap penjualan (Price to Sales) berada pada angka 0,75, sedangkan harga terhadap nilai buku (Price to Book Value) tercatat di angka 0,82. Harga terhadap arus kas (Price to Cashflow) TTM adalah 3,31, dan harga terhadap arus kas bebas (Free Cashflow) TTM adalah 7,97. EV terhadap EBITDA TTM tercatat di angka 5,00.
Per Saham
Laba per saham (EPS) TTM mencapai 92,62, dengan EPS tahunan yang diproyeksikan sebesar 95,01. Pendapatan per saham (Revenue per Share) TTM adalah 928,74. Kas per saham pada kuartal terakhir tercatat di angka 32,30, sedangkan nilai buku per saham saat ini adalah 851,37. Arus kas bebas per saham TTM berada pada angka 87,82.
Solvabilitas
Rasio lancar (Current Ratio) AALI pada kuartal terakhir adalah 1,01, dan rasio cepat (Quick Ratio) berada di angka 0,58. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) pada kuartal terakhir tercatat di angka 0,61.
Profitabilitas
Pengembalian aset (Return on Assets) TTM adalah 5,70 persen, sementara pengembalian ekuitas (Return on Equity) TTM berada di angka 10,88 persen. Marjin laba kotor (Gross Profit Margin) kuartalan adalah 29,14 persen, marjin laba operasi (Operating Profit Margin) kuartalan berada di angka 20,31 persen, dan marjin laba bersih (Net Profit Margin) kuartalan tercatat di angka 11,22 persen.
Dividen
Dividen TTM yang dibayarkan adalah Rp22,00 per saham dengan rasio pembayaran dividen (Payout Ratio) sebesar 23,15 persen dan imbal hasil dividen (Dividend Yield) sebesar 3,14 persen. Tanggal ex-dividen terbaru adalah 14 Juni 2024.
Laporan Keuangan
Pendapatan (Revenue) TTM AALI mencapai Rp9,84 triliun dengan laba kotor (Gross Profit) TTM sebesar Rp2,80 triliun. EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) TTM adalah Rp2,51 triliun dan laba bersih (Net Income) TTM mencapai Rp982 miliar.
Neraca Keuangan
Pada kuartal terakhir, AALI memiliki kas sebesar Rp342 miliar dengan total aset mencapai Rp17,22 triliun. Total kewajiban perusahaan tercatat di angka Rp8,02 triliun dengan utang jangka pendek sebesar Rp1,38 triliun dan utang jangka panjang sebesar Rp4,14 triliun. Total utang pada kuartal terakhir adalah Rp5,52 triliun dengan total ekuitas mencapai Rp9,02 triliun.
Laporan Arus Kas
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menunjukkan kinerja arus kas yang solid sepanjang tahun terakhir. Arus kas dari operasi (Cash From Operations) TTM (Trailing Twelve Months) tercatat sebesar Rp2,24 triliun, yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dari aktivitas operasional inti. Namun, arus kas dari investasi (Cash From Investing) TTM mencatat arus keluar sebesar Rp2,30 triliun, menunjukkan investasi besar yang dilakukan oleh perusahaan.
Arus kas dari pembiayaan (Cash From Financing) TTM menunjukkan arus keluar sebesar Rp281 miliar, yang mencerminkan pembayaran utang atau pembayaran dividen kepada pemegang saham. Belanja modal (Capital Expenditure) TTM tercatat sebesar Rp1,31 triliun. Setelah memperhitungkan semua arus kas masuk dan keluar, arus kas bebas (Free Cash Flow) TTM tercatat sebesar Rp931 miliar.
Pertumbuhan
Pertumbuhan pendapatan kuartalan (Quarter YoY Growth) mencapai 7,93 persen, menunjukkan peningkatan yang stabil dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan pendapatan tahunan hingga saat ini (YTD YoY Growth) juga sebesar 7,93 persen. Namun, pertumbuhan pendapatan tahunan (Annual YoY Growth) mengalami sedikit penurunan sebesar 1,40 persen.
Pertumbuhan laba bersih kuartalan (Net Income Quarter YoY Growth) mencapai 87,64 persen, menunjukkan peningkatan signifikan. Pertumbuhan laba bersih tahunan hingga saat ini (Net Income YTD YoY Growth) tercatat sebesar 39,24 persen, namun pertumbuhan laba bersih tahunan (Annual YoY Growth) mengalami penurunan sebesar 30,41 persen.
Pertumbuhan EPS (Earnings Per Share) kuartalan dan tahunan hingga saat ini masing-masing sebesar 87,67 persen dan 39,24 persen, sementara pertumbuhan EPS tahunan menurun sebesar 30,41 persen.
Kinerja Harga Saham
Harga saham PT Astra Agro Lestari Tbk menunjukkan kinerja yang beragam. Dalam satu minggu terakhir, harga saham mengalami kenaikan sebesar 8,53 persen. Dalam satu bulan terakhir, kenaikan harga saham tercatat sebesar 12,90 persen, dan dalam tiga bulan terakhir, kenaikan mencapai 10,24 persen. Kinerja harga dalam enam bulan terakhir menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 37,25 persen.
Dalam satu tahun terakhir, harga saham mengalami kenaikan sebesar 13,82 persen, dan dalam tiga tahun terakhir, harga saham naik sebesar 29,63 persen. Dalam lima tahun terakhir, kenaikan harga saham mencapai 101,15 persen, menunjukkan kinerja yang sangat baik.
Kinerja harga saham dalam sepuluh tahun terakhir meningkat sebesar 11,11 persen, dan kenaikan harga saham sejak awal tahun (Year to Date) tercatat sebesar 26,13 persen. Harga saham tertinggi dalam 52 minggu terakhir adalah Rp715,00, sedangkan harga terendah dalam periode yang sama adalah Rp490,00.
Hingga berita ini ditulis, grafik menunjukkan harga saham DSNG pada level Rp700,00 dengan kenaikan sebesar 8,53 persen dalam satu minggu terakhir. Kategori saham ini termasuk dalam sektor makanan dan minuman serta syariah. Dalam grafik mingguan, terlihat fluktuasi harga saham dengan puncak tertinggi di Rp710,00 dan harga terendah di Rp630,00.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.