Logo
>

Saham Energi Tertekan, IHSG Sesi I Lanjutkan Pelemahan

IHSG sesi I melemah 0,61 persen ke 7.895 dipicu aksi jual DSSA usai penyesuaian bobot MSCI, sementara sektor energi dan properti tertekan, investor disarankan wait and see.

Ditulis oleh Yunila Wati
Saham Energi Tertekan, IHSG Sesi I Lanjutkan Pelemahan
IHSG sesi satu Kamis, 21 Agustus 2025 lanjutkan pelemahan. Saham DSSA menjadi penyumbang terbesar tekanan terhadap IHSG. Foto: KabarBursa.com/Hutama Prayoga.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - IHSG pada sesi pertama perdagangan Kamis, 21 Agustus 2025, kembali bergerak di zona merah, dengan melemah 48 poin atau 0,61 persen ke level 7.895,35. Tekanan terutama datang dari saham energi setelah DSSA anjlok hingga 14,8 persen. 

    Pelemahan tersebut bukan tanpa sebab, lantaran MSCI memangkas bobot saham DSSA dalam indeks MSCI Indonesia pada tinjauan indeks Agustus 2025. Sentimen ini langsung memicu aksi jual masif di saham terkait dan menyeret kinerja sektor energi secara keseluruhan.

    Di sisi lain, kinerja pasar regional justru memperlihatkan tren berbeda. Sebagian besar bursa Asia Pasifik bergerak menguat, bertolak belakang dengan Wall Street yang terkoreksi akibat penurunan saham-saham teknologi. 

    Hal ini menempatkan IHSG pada posisi yang kurang diuntungkan karena pergerakannya lebih banyak dipengaruhi oleh dinamika domestik, terutama dari penyesuaian portofolio pasca revisi indeks MSCI.

    Rupiah sendiri relatif stabil dengan kecenderungan menguat tipis 0,06 persen ke level Rp16.280 per dolar AS. Meski demikian, stabilitas mata uang belum cukup memberikan dorongan berarti pada pasar saham. 

    Aksi ambil untung setelah Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan 25 basis poin kemarin juga menjadi faktor penekan, terutama pada saham-saham properti. Emiten seperti LPKR, BSDE, APLN, dan ASRI kompak terkoreksi, menandakan investor memilih merealisasikan keuntungan jangka pendek setelah reli singkat.

    Saham berkapitalisasi besar bergerak beragam. BREN dan BRPT tertekan, sementara BBRI dan BMRI juga ikut melemah tipis. Namun, terdapat titik terang dari saham AMMN yang melonjak hampir 3 persen, serta UNTR yang justru menjadi salah satu pendorong indeks dengan penguatan lebih dari 4 persen. DCII pun ikut masuk daftar top leaders dengan apresiasi 1,85 persen.

    Di tengah dinamika ini, saham DSSA, BREN, dan BRPT menjadi top laggards, sementara AMMN dan BRMS justru mendominasi daftar saham bernilai transaksi tinggi dengan catatan positif. Dari sisi aksi korporasi, sejumlah berita juga memengaruhi sentimen pasar. 

    PT Guna memperoleh fasilitas kredit Rp213,6 miliar dari Bank CTBC Indonesia untuk pembangunan pabrik di kawasan KITIC, Cikarang. Sementara itu, Jasa Marga (JSMR) bersiap menawarkan obligasi Rp1 triliun dalam tiga seri dengan tenor bervariasi 3 hingga 10 tahun, menawarkan tingkat bunga kompetitif yang berpotensi menarik investor pendapatan tetap.

    Secara keseluruhan, riset tim PT Korea Investment & Sekuritas Indonesia menilai bahwa perdagangan sesi I hari ini menunjukkan adanya fase konsolidasi IHSG pasca kebijakan moneter Bank Indonesia dan tinjauan indeks MSCI. 

    Tekanan masih terasa pada sektor energi, properti, dan material dasar, sedangkan peluang tetap terbuka di saham-saham komoditas seperti AMMN dan sektor teknologi tertentu.

    Rekomendasinya, investor disarankan untuk tetap selektif dengan fokus pada saham-saham berfundamental kuat yang memiliki katalis jangka menengah hingga panjang. 

    Periode konsolidasi saat ini bisa dimanfaatkan sebagai momentum wait and see, sembari menanti arah lebih jelas dari pergerakan pasar global maupun respons lanjutan investor asing terhadap penyesuaian indeks. 

    Dengan strategi yang disiplin, peluang tetap terbuka meski volatilitas jangka pendek masih membayangi IHSG.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79