Logo
>

Saham GOTO Masih Merah, Peluang TLKM Pertimbangkan Lepas?

Ditulis oleh Yunila Wati
Saham GOTO Masih Merah, Peluang TLKM Pertimbangkan Lepas?
Ilustrasi saham GOTO. Foto: Dok GoTo

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Tak bergairah, seperti itu tampaknya kondisi saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk atau GOTO. Pada perdagangan Jumat, 28 Februari 2025, saham GOTO mengalami koreksi signifikan, ditutup di level 73 atau melemah 3 poin (-3,95 persen). 

    Saham ini dibuka di harga 74 dengan harga tertinggi 75 dan terendah 72. Volume transaksi mencapai 29.875 lot dengan nilai transaksi sebesar Rp219,5 miliar. Rata-rata harga saham sepanjang perdagangan berada di angka 73.

    Bukan hari ini saja saham GOTO berada di zona merah. Jika melihat dari segi performa harga, dalam satu minggu terakhir saham GOTO telah turun 10 persen. Sementara itu, dalam satu bulan terakhir, saham ini melemah lebih dalam hingga 13,25 persen. 

    Meski mengalami tekanan dalam jangka pendek, dalam enam bulan terakhir, saham GOTO masih mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 41,18 persen. Namun, jika dibandingkan dengan tahun lalu, saham ini mencatatkan koreksi sebesar 4 persen.

    Dari perspektif tahun berjalan (year-to-date), saham GOTO masih mencatatkan kenaikan sebesar 4,29 persen. Adapun level tertinggi dalam 52 minggu terakhir berada di 89, sedangkan level terendahnya adalah 50.

    Penurunan harga saham GOTO belakangan ini dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk sentimen pasar, tekanan jual dari investor, serta kondisi fundamental perusahaan. 

    Sebagai emiten teknologi yang masih dalam tahap ekspansi, GOTO terus berupaya meningkatkan monetisasi layanan dan efisiensi operasional untuk memperkuat fundamentalnya. 

    Investor cenderung mencermati perkembangan laporan keuangan perusahaan, strategi bisnis ke depan, serta prospek pertumbuhan dalam menghadapi persaingan ketat di sektor e-commerce dan layanan on-demand.

    Dengan volatilitas yang cukup tinggi, saham GOTO tetap menjadi perhatian para pelaku pasar, terutama bagi investor yang mencari peluang di sektor teknologi. Jika mampu menunjukkan perbaikan kinerja dan strategi bisnis yang lebih kuat, saham ini berpotensi mengalami pemulihan dalam jangka menengah hingga panjang.

    TLKM Divestasi GOTO?

    Penurunan harga saham GOTO juga memiliki dampak terhadap investor institusional seperti TLKM. 

    Mengutip Algoresearch hari ini, pada Desember 2022 lalu sudah terlihat potensi kerugian investasi TLKM akibat pelemahan harga saham GOTO. Saat itu, harga saham TLKM masih berada di sekitar 3.600 per lembar, namun diperkirakan bisa turun di bawah 3.000 akibat sentimen negatif dari GOTO. 

    Prediksi ini ternyata tepat, dengan harga saham TLKM saat ini berkisar di 2.500, mengalami koreksi sebesar 31 persen sejak laporan tersebut dirilis. Tidak hanya karena sentimen negatif dari GOTO yang mengalami penurunan 35 persen sejak periode tersebut, tetapi juga karena kinerja keuangan TLKM sendiri yang melemah.

    Melihat kondisi ini, langkah divestasi GOTO oleh TLKM menjadi opsi yang patut dipertimbangkan. Sebagai bagian dari Danantara, TLKM kini berada di bawah payung regulasi yang mengacu pada "Business Judgement Rule" sesuai dengan amendemen terbaru dari Undang-Undang BUMN. 

    Prinsip ini melindungi direksi dan komisaris BUMN dari tanggung jawab pribadi atas keputusan bisnis yang berujung pada kerugian, selama keputusan tersebut diambil dengan itikad baik, kehati-hatian, tanpa konflik kepentingan, dan demi kepentingan terbaik perusahaan. 

    Dengan demikian, divestasi dari GOTO dapat dilakukan tanpa beban hukum, karena dinamika pasar telah berubah sejak TLKM pertama kali berinvestasi di perusahaan teknologi tersebut pada 2020.

    Investasi TLKM melalui Telkomsel di GOTO dimulai pada November 2020, ketika Telkomsel membeli obligasi konversi senilai USD150 juta, dengan opsi pembelian saham tambahan senilai USD300 juta, sehingga total investasi mencapai USD450 juta atau sekitar Rp6,4 triliun. 

    Ketika Gojek dan Tokopedia bergabung pada 2021, Telkomsel mengonversi obligasi dan menggunakan opsi sahamnya, sehingga memperoleh kepemilikan sekitar 2 persen di GOTO dengan harga rata-rata konversi Rp270 per saham. 

    Pada awalnya, investasi ini terlihat menguntungkan karena saat IPO, saham GOTO dibuka pada harga Rp338, memberikan keuntungan tidak terealisasi sebesar 25 persen. Bahkan, pada akhir 2021, valuasi investasi ini sempat naik ke Rp375 per saham dengan keuntungan tidak terealisasi sekitar Rp2,5 triliun.

    Namun, sejak 2022, harga saham GOTO terus melemah akibat kondisi fundamental yang memburuk dan sentimen negatif di sektor teknologi akibat kebijakan moneter yang lebih ketat. 

    Kini, dengan harga saham GOTO di Rp73 per lembar, investasi TLKM mengalami penurunan nilai sebesar 72 persen, atau setara dengan kerugian sekitar Rp4,6 triliun. 

    Kerugian ini juga telah berdampak pada laporan keuangan TLKM, dengan investasi GOTO membebani laporan keuangan sebesar Rp6,7 triliun pada 2022, Rp119 miliar pada 2023, dan Rp474 miliar dalam sembilan bulan pertama 2024.

    Meskipun TLKM masih mencetak arus kas operasional positif yang dapat digunakan untuk dividen atau akuisisi, fluktuasi harga saham GOTO tetap menciptakan ketidakpastian bagi prospek laba bersih TLKM. 

    Meskipun manajemen TLKM menyatakan bahwa investasi ini bertujuan jangka panjang dan menekankan sinergi dengan GOTO, nilai sinergi yang dihasilkan sejauh ini masih jauh dari ekspektasi. 

    Terlebih lagi, dengan GOTO kini hanya memiliki 25 persen kepemilikan di Tokopedia setelah penjualan sahamnya ke TikTok, potensi sinergi di dalam ekosistem Tokopedia perlu dikaji ulang.

    Bahkan dengan asumsi TLKM dapat merealisasikan sinergi bernilai Rp500 miliar per tahun, dibutuhkan lebih dari satu dekade untuk mencapai titik impas. Selain itu, kinerja keuangan TLKM sendiri telah melemah sejak puncaknya pada 2021, dengan pertumbuhan pendapatan yang melambat dan laba bersih yang mengalami kontraksi sejak 2023. 

    Dengan nilai kepemilikan saham GOTO saat ini sekitar Rp1,8 triliun dan likuiditas perdagangan harian sekitar Rp300 miliar, secara teknis TLKM dapat melepas sahamnya secara bertahap dalam waktu sekitar satu bulan.

    Pada akhirnya, divestasi dari GOTO dan distribusi dividen spesial kepada pemegang saham dapat menjadi langkah strategis yang disambut baik oleh investor serta berpotensi memberikan dorongan positif bagi harga saham TLKM di masa mendatang.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79