KABARBURSA.COM - PT Indika Energy Tbk. (INDY) menunjukkan pergerakan yang luar biasa. INDY telah menunjukkan performa yang mengesankan dalam sebulan terakhir,. Harga sahamnya naik signifikan sebesar 7,69 persen, atau setara dengan kenaikan 110 poin, hingga mencapai level Rp1.540.
Dalam analisis Maybank Sekuritas, ada peluang menarik bagi INDY dalam perdagangan bursa hari ini, 9 Januari 2025. Ya, INDY berpeluang rebound. Tren ini memberi indikasi bahwa saham berpotensi melanjutkan kenaikan apabila mampu menembus level resistance penting di 1.510.
Jika level tersebut berhasil dilampaui, peluang untuk melanjutkan rally ke target berikutnya di level 1.620 dan bahkan 1.750 menjadi semakin terbuka. Ini menciptakan prospek keuntungan yang signifikan bagi para trader dan investor.
Momentum positif ini harus diwaspadai bersama dengan manajemen risiko yang baik. Bagi pelaku pasar yang ingin masuk, sangat disarankan untuk melakukan pembelian jika harga berhasil bertahan di atas level 1.510. Sementara itu, level stop loss dapat ditempatkan di bawah 1.415 untuk melindungi posisi dari risiko pergerakan yang tidak diinginkan.
Tren bullish yang terbentuk ini mencerminkan sentimen pasar yang kuat terhadap saham INDY, yang juga dapat didorong oleh faktor fundamental maupun sentimen sektoral.
Penurunan Royalti Batu Bara jadi Peluang Tumbuh
Pada Desember 2024, pemerintah sempat menyatakan akan menurunkan royalti batu bara. Pernyataan ini tentu saja menjadi sentimen positif bagi emiten yang berfokus pada sektor batu bara seperti INDY.
Diketahui, selama ini INDY membayar royalti kepada pemerintah sebesar USD333,15 juta atau sekitar Rp5,07 triliun. Penurunan tarif royalti batu bara akan memberikan dampak positif terhadap profitabilitas emiten-emiten ini, karena pengurangan biaya royalti langsung akan meningkatkan margin keuntungan mereka.
Dengan pengurangan biaya beban ini, perusahaan dapat mengalokasikan dana lebih banyak untuk investasi atau pengembangan operasional yang lebih efisien. Dampak tersebut juga akan meningkatkan daya tarik saham-saham emiten batu bara di pasar, terutama bagi investor yang mengandalkan sektor ini sebagai salah satu pendorong utama portofolio mereka.
Royalti batu bara merupakan pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan tambang kepada pemerintah sebagai kompensasi atas pemanfaatan sumber daya alam yang ada di Indonesia.
Tarif royalti batu bara di Indonesia berjenjang, tergantung pada harga batu bara acuan (HBA), dengan tarif yang semakin tinggi seiring dengan kenaikan harga batu bara. Saat ini, tarif royalti batu bara Indonesia memiliki lima tingkatan yang berbeda, dengan tarif tertinggi mencapai 28 persen untuk harga batu bara di atas USD100 per ton.
Peluang Batu Bara di 2025
Prospek sektor batu bara Indonesia diprediksi akan semakin cerah pada tahun 2025. Hal ini seiring dengan peningkatan permintaan yang signifikan dari negara-negara yang memasuki musim dingin.
Menurut Trimegah Sekuritas, Senin, 9 Desember 2024, peningkatan permintaan global terhadap batu bara, terutama dari negara-negara pengimpor utama, diperkirakan akan memberikan dorongan positif bagi kinerja emiten batu bara.
Sektor ini, yang selama beberapa tahun terakhir menunjukkan volatilitas, bisa mencatatkan pertumbuhan yang lebih stabil jika sejumlah faktor pendukung, salah satunya adalah kebijakan pemerintah, berjalan sesuai harapan.
Optimisme terhadap kinerja emiten batu bara juga didorong oleh prediksi bahwa harga batu bara akan tetap solid pada 2025, dengan permintaan yang terus meningkat dari negara-negara yang sedang mengalami musim dingin, seperti China dan negara-negara Eropa.
Hal ini berpotensi meningkatkan volume ekspor batu bara Indonesia dan memberi peluang bagi perusahaan untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar.
Namun, meskipun prospek sektor batu bara terlihat cerah, perubahan tarif royalti ini masih bergantung pada keputusan pemerintah. Banyak pengusaha batu bara yang menginginkan penurunan tarif royalti agar mereka dapat berkompetisi lebih baik di pasar global, di mana biaya operasional yang tinggi menjadi tantangan besar.
Aksi Korporasi
Sekadar informasi, saat ini INDY sedang fokus pada pengembangan diversifikasi bisnis dan menambah revenue dari bisnis non batu bara, termasuk dari sektor logistik.
Beberapa anak usahanya juga berpeluang menjadi penopang utama, sebut saja EMITS, yang merupakan perusahaan penyedia solusi tenaga Surya. Selanjutnya, ada Tripatra yang menyediakan solusi rekayasa terintegrasi berkelanjutan.
Sementara, tambang emas Awak Mas dijadwalkan beroperasi di 2026.
Dengan kerja keras INDY, performa positif di 2025 semakin nyata. Namun, investor tetap harus mempertimbangkan fondasi dan fundamental saham ini sebelum memutuskan untuk mengoleksi.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.