KABARBURSA.COM – Volatilitas pasar global kembali naik tajam dan menjadi perhatian utama para pelaku pasar di awal pekan ini. PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memberikan peringatan bahwa trader harus bersiap menghadapi dinamika market yang lebih agresif, sembari merilis daftar saham unggulan yang direkomendasikan untuk ditradingkan sepanjang pekan 24 hingga 28 November 2025.
IHSG sebelumnya ditutup menguat ke level 8.414 pada Jumat, 21 November 2025 atau naik sekitar 0,52 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Dalam fase penguatan tersebut, investor asing mencatatkan pembelian sebesar Rp2 triliun di pasar reguler. IHSG bahkan sempat menyentuh area tertinggi di level 8.490 pada 20 November 2025, menunjukkan tren pemulihan yang terbentuk cukup solid.
Meski demikian, pasar global justru memperlihatkan sinyal risk-off yang meningkat. Indeks volatilitas VIX tercatat melonjak 18,16 persen dalam satu minggu terakhir.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan, mengatakan bahwa kondisi ini menandai potensi gejolak yang lebih besar. “Volatilitas pasar global meningkat dan trader harus mengelola risiko dengan lebih terukur,” kata David dalam keterangan resmi yang diterima KabarBursa.com Senin, 24 November 2025.
Di sisi eksternal, kekhawatiran terhadap ekspektasi teknologi AI yang dinilai mengecewakan, peringatan IMF bahwa harga aset berisiko saat ini terlalu tinggi dibandingkan fundamental, serta perbedaan pandangan anggota komite kebijakan moneter The Fed mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga pada Desember menjadi sentimen utama yang menahan optimisme pasar. Dari dalam negeri, laporan defisit APBN yang mencapai Rp479,7 triliun per Oktober serta keputusan Bank Indonesia mempertahankan BI Rate di level 4,75 persen turut memengaruhi atmosfer perdagangan.
Menghadapi berbagai dinamika tersebut, IPOT memilih untuk menyoroti saham-saham yang menunjukkan sinyal teknikal dan fundamental positif.
Saham pertama yang direkomendasikan adalah PT HM Sampoerna Tbk atau HMSP. Dengan harga saat ini di level 825, IPOT memberi rekomendasi buy pada area yang sama, dengan target 900 atau naik sekitar 9,09 persen dan batasan stop loss di 795 atau turun sekitar 3,64 persen. Purbaya effect disebut memberikan sentimen positif bagi sektor tembakau, sementara secara teknikal HMSP menunjukkan sinyal penguatan jangka pendek di atas MA5.
Rekomendasi kedua adalah PT Eagle High Plantations Tbk atau BWPT yang saat ini berada di level 149. IPOT menilai saham ini mulai membentuk pola kenaikan dalam jangka pendek. Target harga ditetapkan di 162 atau naik 8,72 persen dengan stop loss pada 144 atau melemah sekitar 3,36 persen. Dalam dua hari terakhir, BWPT tercatat naik dengan volume transaksi yang tinggi, menjadi indikasi awal momentum lanjutan.
Selanjutnya, IPOT merekomendasikan PT Sanurhasta Mitra Tbk atau MINA dengan harga saat ini di 226, target di 250 atau meningkat 10,62 persen, dan stop loss di 214 atau turun sekitar 5,31 persen. Prospek MINA didukung akumulasi investor asing dalam seminggu terakhir yang mencapai Rp31 miliar, memperkuat sinyal tren naik di atas MA5 pada time frame jangka pendek.
Selain saham, IPOT juga memasukkan instrumen obligasi dalam daftar rekomendasi pekan ini, yakni seri PBS 038. Dengan yield obligasi Indonesia tenor 10 tahun yang berada di kisaran 6 persen, IPOT menilai PBS 038 menarik karena menawarkan kupon tahunan 6,875 persen dengan jatuh tempo pada 15 Desember 2049. Yield to maturity saat ini tercatat di level 6,6 persen, atau berada di atas rata-rata ID10 sehingga dinilai lebih atraktif bagi investor income seeker.
IPOT menegaskan bahwa kombinasi saham dan obligasi dapat dikelola secara lebih efektif melalui fitur multi-account sehingga setiap tujuan dan strategi investasi terpisah dengan jelas. Dengan kondisi pasar global yang bergejolak, pemisahan risiko dianggap menjadi langkah penting untuk menjaga performa portofolio.
Rekomendasi saham-saham tersebut menjadi fokus IPOT pekan ini di tengah meningkatnya ketidakpastian global. Trader diimbau memperhatikan perkembangan volatilitas harian, terutama ketika pasar sedang bereaksi terhadap sentimen makro internasional. Menurut David, peluang tetap terbuka, namun kontrol risiko harus menjadi prioritas agar momentum pasar dapat dimanfaatkan secara optimal.
David menambahkan bahwa arah IHSG pada pekan perdagangan 24–28 November 2025 akan sangat bergantung pada volatilitas pasar global. Indeks VIX yang melompat 18,16 persen menjadi sinyal bahwa fluktuasi yang tajam masih berpotensi berlanjut. Menurutnya, hal ini membuat investor harus berhati-hati, namun peluang trading tetap terbuka pada saham bersinyal positif yang volume dan struktur risikonya terukur.(*)