Logo
>

Saham Telekomunikasi LQ45 Paling Menarik buat Value Investor

ISAT, EXCL, dan TOWR meroket di LQ45, mana paling layak dikoleksi oleh para value investor? Ini analisisnya.

Ditulis oleh Syahrianto
Saham Telekomunikasi LQ45 Paling Menarik buat Value Investor
Ilustrasi: Saham Telekomunikasi LQ45 Paling Menarik buat Value Investor. (Foto: AI untuk KabarBursa)

KABARBURSA.COM - Sektor telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mencuri perhatian seiring lonjakan harga saham tiga emiten besar yang tergabung dalam indeks LQ45, yakni PT Indosat Tbk (ISAT), PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL), dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). Per Jumat, 2 Mei 2025, ketiganya kompak mencatatkan penguatan signifikan, dipimpin ISAT yang melonjak 8 persen dalam sehari. 

Namun bagi investor dengan pendekatan value investing, kenaikan harga bukanlah acuan utama. Fokus utama justru terletak pada nilai intrinsik, kestabilan arus kas, dan efisiensi operasional jangka panjang. 

Di antara ketiga saham ini, pertanyaan pentingnya adalah: mana yang paling murah secara fundamental, paling defensif dalam model bisnis, dan paling menjanjikan untuk diakumulasi sebagai aset jangka panjang?

Ketiga emiten telekomunikasi di LQ45, ISAT, EXCL, dan TOWR, mewakili tiga pendekatan model bisnis yang berbeda dalam ekosistem industri digital Indonesia. 

ISAT adalah operator layanan seluler penuh yang tengah mengeksekusi ekspansi agresif pasca-merger dengan Tri, dengan portofolio layanan mulai dari voice, data, hingga konektivitas tetap. EXCL, di sisi lain, dikenal dengan strategi efisiensi biaya dan pertumbuhan organik melalui peningkatan jaringan 4.5G dan adopsi teknologi 5G. 

Sementara TOWR tidak bermain langsung di layanan konsumen, melainkan mengoperasikan model bisnis berbasis infrastruktur pasif: menyewakan menara telekomunikasi ke operator seperti ISAT dan EXCL dalam skema jangka panjang yang menghasilkan pendapatan berulang (recurring income). 

Perbedaan struktur bisnis ini menjadi kunci dalam cara valuasi dan persepsi risiko masing-masing saham: ISAT dan EXCL cenderung siklikal dan kompetitif, sedangkan TOWR relatif defensif dan stabil dalam kas operasional.

Perbandingan Valuasi Saham ISAT, EXCL, dan TOWR

Dari perspektif value investing, perbandingan valuasi saham ISAT, EXCL, dan TOWR menunjukkan bahwa ketiganya menawarkan profil yang berbeda dalam hal potensi pengembalian dan efisiensi harga terhadap kinerja. 

Saat ini, ISAT diperdagangkan dengan rasio Price to Earnings (P/E) trailing sebesar 12,37 kali dan forward P/E sebesar 10,39 kali, mencerminkan harga yang masih relatif moderat untuk operator seluler dengan profitabilitas yang mulai konsisten pascamerger. 

Sementara itu, EXCL tercatat memiliki P/E trailing dan annualised sebesar 22,21 kali, dengan forward P/E yang membaik menjadi 16,77 kali, namun tetap menunjukkan valuasi yang lebih tinggi dibanding ISAT dan TOWR. 

Di sisi lain, TOWR menjadi yang paling efisien secara valuasi dengan P/E trailing dan forward hanya 8,95 dan 8,18 kali, membuatnya terlihat paling murah secara konvensional di antara ketiga saham ini.

Dari segi earnings yield, yang merupakan kebalikan dari P/E dan digunakan untuk menilai potensi return terhadap harga pasar, TOWR kembali memimpin dengan 11,18 persen, jauh di atas ISAT (8,08 persen) dan EXCL (4,50 persen). Ini menunjukkan bahwa secara arus laba, TOWR menawarkan kompensasi paling besar terhadap harga saham saat ini.

 Rasio Price to Free Cash Flow (P/FCF) juga memperkuat posisi TOWR sebagai kandidat unggulan dalam value investing dengan angka 6,19 kali, jauh lebih efisien dibanding ISAT (11,52 kali) dan EXCL (4,85 kali), meskipun EXCL menunjukkan keunggulan di aspek konversi arus kas jangka pendek.

EV/EBITDA, rasio penting untuk menilai valuasi operasional terhadap laba sebelum bunga dan penyusutan, menempatkan ISAT sebagai yang paling efisien dengan 4,29 kali, diikuti EXCL (4,69 kali) dan TOWR (7,76 kali). Namun, konteks perlu diperhatikan: ISAT dan EXCL memiliki struktur biaya jaringan dan capex yang lebih agresif dibanding TOWR, yang beroperasi dengan model pendapatan berbasis sewa menara yang lebih stabil. 

Oleh karena itu, meskipun angka TOWR terlihat lebih tinggi, hal tersebut wajar untuk emiten berbasis aset dan recurring income.

Rasio Price to Book Value (PBV) dari ketiganya juga berada dalam zona moderat, dengan ISAT di 1,75 kali, EXCL 1,55 kali, dan TOWR 1,56 kali. Ini menunjukkan bahwa pasar masih memberi premi konservatif terhadap nilai ekuitas mereka.

Namun, Price to Sales (P/S) TOWR berada di angka 2,34 kali, lebih tinggi dibanding ISAT (1,10 kali) dan EXCL (1,17 kali), yang menandakan bahwa pasar menilai stabilitas pendapatan jangka panjang TOWR dengan harga lebih tinggi terhadap setiap rupiah penjualannya.

Terakhir, rasio PEG (Price/Earnings to Growth) mengungkap prospek pertumbuhan relatif terhadap valuasi. EXCL memiliki PEG positif yang rendah di 0,52, artinya valuasi terhadap ekspektasi pertumbuhannya cukup atraktif. ISAT mencatat PEG forward di 1,03, tergolong seimbang, namun mencatat PEG historis negatif, mencerminkan ketidakstabilan pertumbuhan masa lalu. 

TOWR, di sisi lain, mencatat PEG forward 1,45, menunjukkan valuasi yang wajar terhadap pertumbuhan konservatif, meskipun PEG historis negatif menandakan stagnasi atau penurunan kinerja sebelumnya.

Infografis: Semakin luas area dalam radar, semakin menarik saham tersebut dari sudut pandang value investor. TOWR tampil paling unggul dengan kombinasi PE rendah dan yield tinggi. (Foto: AI untuk KabarBursa)

Dari semua indikator ini, TOWR menonjol sebagai saham dengan valuasi paling konservatif dan stabil secara arus kas, menjadikannya kandidat kuat bagi investor value jangka panjang. 

Sementara ISAT menawarkan pertumbuhan yang mulai stabil pascamerger dengan valuasi moderat, dan EXCL lebih cocok bagi mereka yang mencari keseimbangan antara efisiensi operasional dan ekspektasi pertumbuhan, meski dengan valuasi yang lebih tinggi.

Kinerja Keuangan Tahunan ISAT, EXCL, dan TOWR

Ketika berbicara mengenai value investing, daya tarik sebuah saham tidak hanya bergantung pada harga pasar atau pergerakan jangka pendek, tetapi pada kekuatan fundamental yang mendasarinya. 

Dalam konteks ini, Indosat (ISAT) dan XL Axiata (EXCL) menjadi dua pemain dominan dengan data keuangan yang lengkap untuk dibandingkan secara mendalam, sementara TOWR, meskipun memiliki margin EBITDA tertinggi, masih kekurangan transparansi pada data laba dan arus kas terbaru.

ISAT mencatat kinerja solid sepanjang 2024, dengan pendapatan mencapai Rp55,89 triliun (tumbuh 9,1 persen yoy) dan EBITDA sebesar Rp26,38 triliun, menunjukkan pertumbuhan 10,2 persen dan margin EBITDA impresif sebesar 47,2 persen. 

Laba bersih ISAT juga tumbuh 9 persen menjadi Rp4,91 triliun. Tidak hanya itu, rasio utangnya cukup terkendali, dengan debt to equity ratio (DER) sebesar 2,12 kali, serta arus kas operasional kuat sebesar Rp19,1 triliun dan free cash flow sebesar Rp6,63 triliun.

Sementara itu, EXCL menunjukkan akselerasi yang lebih tinggi dari sisi laba, dengan pertumbuhan 44,7 persen secara tahunan menjadi Rp1,82 triliun. EBITDA EXCL tercatat Rp14,49 triliun dengan margin 42,1 persen. Arus kas operasional sebesar Rp12,01 triliun dan free cash flow Rp2,69 triliun mengindikasikan perbaikan kualitas laba, walau DER-nya sedikit lebih tinggi dari ISAT di 2,29 kali.

TOWR unggul dari sisi margin EBITDA, yang mencapai 83,2 persen, mencerminkan kekuatan model bisnis berbasis recurring income. Namun, tanpa data laba dan kas operasional terbaru, sulit menilai secara penuh efisiensi operasional dan potensi pertumbuhan arus kas bebasnya.

Secara umum, ISAT menonjol dari sisi konsistensi pertumbuhan, efisiensi konversi pendapatan menjadi EBITDA, dan kekuatan kas. EXCL lebih atraktif untuk mereka yang mencari potensi akselerasi pertumbuhan laba. Sedangkan TOWR, meskipun menarik secara struktur margin, memerlukan informasi keuangan tambahan sebelum dapat dinilai layak dari perspektif value investing.

TOWR, ISAT, atau EXCL: Siapa Paling Cocok untuk Value Investor? 

Dalam perspektif value investing yang berpijak pada prinsip Benjamin Graham dan Warren Buffett, beberapa aspek kunci seperti margin of safety, konsistensi kinerja, return on equity (ROE), serta daya tahan model bisnis terhadap krisis menjadi pertimbangan utama. 

Di antara ketiga emiten LQ45 sektor telekomunikasi ini, TOWR memiliki karakteristik paling defensif karena sumber pendapatannya berasal dari sewa menara jangka panjang yang menghasilkan arus kas berulang (recurring income) dengan volatilitas minimal. Hal ini menjadikan TOWR cocok bagi investor yang mencari stabilitas dan proteksi nilai dalam kondisi pasar yang fluktuatif. 

Namun, valuasi TOWR yang relatif lebih tinggi dari sisi price to sales dan EV/EBITDA mengindikasikan bahwa investor harus bersedia membayar premi untuk kestabilan itu, pertanyaan pentingnya, apakah premi tersebut masih memberikan margin of safety yang memadai?

Di sisi lain, ISAT dan EXCL menawarkan potensi pertumbuhan yang lebih tinggi. ISAT menunjukkan performa yang konsisten dengan marjin EBITDA kuat dan kas operasional besar, sementara EXCL menonjol dari sisi akselerasi laba. Kedua operator ini layak dipertimbangkan dalam kerangka growth at reasonable price (GARP), selama valuasinya tetap lebih rendah dibanding rata-rata sektoral dan pertumbuhan mereka berkelanjutan.

Investor dapat menyimpulkan bahwa TOWR cocok untuk profil defensif karena arus kas stabil dari sewa menara jangka panjang, meski valuasinya sedikit premium. Sebaliknya, ISAT dan EXCL lebih menarik bagi investor bertipe growth karena menunjukkan potensi pertumbuhan laba dan efisiensi operasional yang kuat, selama valuasi tetap wajar. 

Pilihan tergantung pada preferensi antara kestabilan pendapatan (TOWR) atau pertumbuhan jangka panjang yang masih undervalued (ISAT/EXCL). 

Infografis yang membandingkan Free Cash Flow per Share (Rp) dari ISAT, EXCL, dan TOWR. (Foto: AI untuk KabarBursa)

Simpulan: Rekomendasi buat Para Value Investor

Dari ketiga emiten telekomunikasi LQ45 yang dianalisis, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) menonjol sebagai pilihan defensif dengan model bisnis berbasis pendapatan berulang dan kestabilan arus kas yang kuat. 

Sementara itu, PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) menawarkan potensi pertumbuhan lebih tinggi, namun disertai volatilitas dan sensitivitas terhadap persaingan tarif serta belanja modal. Bagi investor value dengan preferensi kestabilan jangka panjang, TOWR lebih menarik meskipun valuasinya sedikit premium. 

Sebaliknya, ISAT memberikan kombinasi menarik antara pertumbuhan laba dan valuasi wajar, cocok untuk strategi growth at reasonable price. EXCL, meskipun efisien dari sisi kas, masih perlu pembuktian dalam akselerasi laba bersih. Pilihan terbaik bergantung pada profil risiko masing-masing investor, defensif dan stabil atau bertumbuh namun dinamis. 

Lebih lanjut, momentum harga saat ini memberikan peluang strategis untuk mulai mengakumulasi ketiga saham telekomunikasi ini dengan pendekatan berbeda berdasarkan profil bisnisnya. Untuk TOWR, sebagai penyedia infrastruktur pasif dengan recurring income yang kuat dan valuasi PE di bawah 9 kali, harga saat ini di Rp585 tergolong layak akumulasi untuk jangka panjang. Dengan stabilitas arus kas dan profil defensif, TOWR menarik dibeli di rentang Rp550–600, terutama jika dividend yield tetap dijaga di atas 3 persen.

Sementara itu, ISAT meski lebih volatil karena model operator penuh, menunjukkan efisiensi operasional dengan margin EBITDA 47 persen dan forward PE hanya 10,39 kali, cukup menarik dibandingkan rata-rata sektor. Investor dapat mempertimbangkan akumulasi di bawah Rp1.900, dengan preferensi masuk bertahap saat koreksi ke kisaran Rp1.750, 1.850. 

Adapun EXCL, meski lebih premium dari sisi valuasi (PE di atas 22x), menawarkan free cash flow yang solid dan posisi kas yang kuat, sehingga layak dikoleksi di bawah Rp2.200, idealnya mendekati Rp2.000 saat terjadi konsolidasi harga.

Infografis: Kapan Waktu Tepat Beli Saham Telko LQ45? Tiga saham telekomunikasi, ISAT, EXCL, dan TOWR, punya level harga ideal masing-masing bagi value investor. (Foto: AI untuk KabarBursa)
 

Ketiga saham ini dapat melengkapi portofolio value investing: TOWR sebagai tulang punggung defensif, ISAT untuk pertumbuhan yang terukur, dan EXCL sebagai pelengkap dengan potensi efisiensi jangka panjang. (*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.