Logo
>

Saran buat Investor di Tengah Gejolak Kebijakan Trump

Investor untuk menunggu dan melihat pergerakan pasar di tengah gejolak yang disebabkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Saran buat Investor di Tengah Gejolak Kebijakan Trump
Gedung BEI Jalan Sudirman, Jakarta Selatan. foto: KabarBursa.com/Abbas Sandji

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Head of Research KIWOOM Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, menyarankan investor untuk tetap bersikap hati-hati di tengah kondisi pasar yang sangat volatil saat ini. Ia menilai, langkah paling bijak saat ini adalah melakukan strategi wait and see sambil mencermati perkembangan lanjutan dari pasar global dan domestik.

    "Kalau mau jual sekarang saya rasa juga nggak bisa karena market lagi stop, dan kalaupun nanti market buka, mungkin kebanyakan harga saham sudah pada ARB," ujar Liza dalam wawancara di acara Bursa Pagi-Pagi di Studio Kuningan Jakarta Selatan, Selasa, 8 April 2025. 

    Ia menambahkan, bila masih memungkinkan untuk mengurangi posisi portfolio, investor disarankan melanjutkan langkah tersebut meskipun kesempatan hari ini dinilai cukup sulit.

    Dalam pandangan teknikal, Liza menyoroti pergerakan Volatility Index (VIX) atau Fixindex yang saat ini berada di level tertingginya sejak 2020. "Kemarin Fixindex mencapai 60,13, dan secara teknikal mungkin masih bisa naik ke 63. Namun belum terlihat sentimen kuat yang bisa menurunkan kembali level volatilitas ini," jelasnya.

    Ia menggarisbawahi bahwa tingginya indeks volatilitas ini banyak dipengaruhi oleh ketegangan hubungan dagang antara Amerika Serikat dan mitra-mitranya.

    Menurutnya, kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump justru berisiko menekan daya beli konsumen di AS sendiri.

    “Kenaikan tarif akan dibebankan ke buyer dan konsumen AS, yang pada akhirnya akan memicu inflasi dan mempercepat risiko resesi global, seperti yang diprediksi J.P. Morgan dan Goldman Sachs,” jelasnya.

    Di tengah kekhawatiran tersebut, banyak pelaku pasar mulai beralih ke aset safe haven seperti emas dan obligasi, khususnya U.S. Treasury. Liza mengatakan penurunan yield pada obligasi pemerintah AS mencerminkan proyeksi resesi, sehingga pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga lebih agresif dalam waktu dekat, bahkan hingga 4-5 kali dalam setahun.

    "Kalau masih ingin bertahan di pasar, obligasi dan emas bisa jadi alternatif yang relatif aman dibanding saham. Gold memang sempat turun sedikit dari level 3000, tapi masih berada dalam tren naik yang sehat, dengan level resistance di sekitar 3180–3200," ungkapnya.

    Meski begitu, Liza menilai saat ini memegang uang tunai adalah strategi paling aman. "Cash is king saat ini. Lebih baik kita stay away dulu dari market sampai keadaan cukup adem. Kita tidak masuk dulu dalam sirkus ini sambil menunggu IHSG mencapai support yang solid," ujarnya.

    Terkait kebijakan tarif dari Presiden Trump terhadap Indonesia, Liza menilai upaya negosiasi yang dilakukan pemerintah Indonesia sangat penting. Ia mencontohkan bagaimana Vietnam berhasil memperbaiki hubungan dagang dengan AS dengan membabat habis tarif impor dari produk AS.

    "Ini tentang bagaimana Indonesia bisa menawarkan nilai tambah kepada AS. Semuanya bergantung pada kelihaian tim negosiator kita, dan mudah-mudahan ini bisa menjadi faktor yang melegakan untuk pasar saham kita," kata Liza.

    Ia menutup penjelasannya dengan menyatakan bahwa dinamika proteksionisme global saat ini membuat pasar semakin kompleks dan penuh ketidakpastian. Meski demikian, Liza tetap optimistis akan munculnya peluang dalam jangka menengah, terutama jika terjadi penyesuaian kebijakan global atau terciptanya kesepakatan dagang baru yang lebih stabil. Untuk sementara, ia menyarankan investor tetap tenang dan terus memantau pergerakan pasar dengan cermat.

    Kebijakan tarif Trump berimbas ke bursa global. Bahkan untuk Indonesia sendiri, meski baru perdana dibuka karena libur pasca lebaran Idulfitri. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami trading hat atau penghentian perdagangan sementara selama 30 menit akibat bergugurannya harga saham-saham.

    Semua sektor mengalami penurunan harga. Sektor teknologi menjadi satu-satunya yang masih bertahan di zona hijau dengan indeks pada level 10.380. Sementara itu, sektor energi melemah 7,53 persen, sektor keuangan turun 7,56 persen, sektor infrastruktur terkoreksi 7,09 persen, dan sektor transportasi mengalami tekanan paling dalam hingga 30,56 persen. Industri dasar juga anjlok 10,07 persen, disusul sektor industri yang turun 4,82 persen. Di sisi lain, sektor properti masih menunjukkan ketahanan dengan kenaikan 6,88 persen, sementara sektor non-siklus konsumen menguat 4,36 persen.

    Bahkan ada setidaknya hanya 10 saham yang menguat, 564 saham jatuh dan 59 saham stagnan.

    Alami Penghentian Sementara

    Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menjelaskan pembukaan perdagangan perdana pascalibur lebaran 2025 atau Idulfitri 1446 Hijriah langsung disambut penghentian sementara perdagangan atau trading halt.

    Perdagangan hari ini, lanjut Jeffrey, dibuka di sesi pre-opening, di mana pembentukan harga dilakukan melalui mekanisme call auction. Berbeda dengan sesi reguler yang menggunakan continuous auction, di mana order beli dan jual langsung dicocokkan secara berkesinambungan, call auction mengumpulkan seluruh order terlebih dahulu, lalu menetapkan satu harga pembukaan untuk setiap saham berdasarkan titik temu terbaik antara penawaran beli dan jual.

    "Karena terjadi di saat pre-opening di mana pembentukan harga di pre-opening dilakukan dengan mekanisme call auction (bukan continuous auction), dan harga setiap saham terbentuk di 1 harga," kata Jeffrey melalui keterangan tertulis di Jakarta pada Senin, 8 April 2025.

    Akibatnya, seluruh saham yang diperdagangkan di pre-opening hanya memiliki satu harga terbentuk, yang mencerminkan tekanan jual dan beli pada saat itu. Dalam kondisi pasar yang mengalami tekanan ekstrem seperti hari ini, harga-harga saham langsung jatuh ke batas bawahnya (auto rejection bawah/ARB) pada saat pre-opening, sebelum perdagangan reguler sempat berjalan.

    Sebagaimana diketahui, IHSG dibuka melemah tajam pada perdagangan hari ini, turun 598,56 poin atau 9,19 persen ke level 5.912,06 pada Senin, 8 April 2025. Sepanjang sesi pembukaan, indeks langsung menyentuh titik terendahnya di level tersebut, setelah dibuka di posisi 6.510,62, setara dengan level penutupan sebelumnya. 

    Konsekuensinya, BEI melakukan penghengtian perdagangan selama 30 menit. Jika selama 30 menit tidak ada perbaikan harga, trading halt akan dilanjutkan kembali. 

    Pada pukul 09.56 WIB ada sebanyak 13 saham menguat, 649 saham melemah dan 69 saham stagnan. Sebanyak 13 emiten berhasil mencatat kenaikan harga saham, mencerminkan adanya aksi beli selektif dari investor terhadap saham-saham tertentu.

    PT Shield On Service Tbk (SOSS), yang bergerak di sektor jasa keamanan dan outsourcing, memimpin daftar top gainers dengan lonjakan harga sebesar 22,58 persen ke level Rp456. Saham ini mencatat volume perdagangan sebesar 10,92 juta saham.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".