Logo
>

SCMA Masuk LQ45: Fundamental Terbukti Kokoh di Tengah Persaingan Media

SCMA resmi masuk indeks LQ45 periode Agustus–Oktober 2025 berkat fundamental keuangan yang solid, kinerja saham positif, dan strategi bisnis yang adaptif di era digital.

Ditulis oleh Yunila Wati
SCMA Masuk LQ45: Fundamental Terbukti Kokoh di Tengah Persaingan Media
Gedung Surya Citra Media (SCMA). (Foto: Dok Perusahaan)

KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia resmi mengumumkan daftar baru penghuni indeks utama untuk periode Agustus hingga Oktober 2025. Salah satu nama yang mencuri perhatian adalah Surya Citra Media (SCMA), yang berhasil menembus indeks bergengsi LQ45. 

Masuknya SCMA ke jajaran elit ini jelas bukan sekadar keberuntungan. Fondasi keuangan yang solid, likuiditas perdagangan yang tinggi, serta konsistensi kinerja menjadikannya layak berada di barisan terdepan.

Jika menengok kinerjanya, SCMA mencatat laba bersih 12 bulan terakhir sebesar Rp558 miliar, dengan margin laba bersih 8,84 persen. Margin laba kotor pun berada di level 34,25 persen, angka yang mencerminkan efisiensi biaya produksi konten dan distribusi iklan. 

Valuasinya memang relatif premium dengan price-to-earnings ratio (P/E) di 23,73 kali, jauh di atas median P/E IHSG yang berada di 8,4 kali. Namun, premi ini kerap dianggap pantas bagi perusahaan media yang tengah memperluas pendapatan dari platform digital. 

Earnings yield SCMA di level 4,21 persen masih terbilang menarik, terlebih dengan rekam jejak dividen yang konsisten.

Likuiditas SCMA Ada di Level Aman

Kekuatan SCMA juga terlihat dari neracanya. Total ekuitas mencapai Rp7,6 triliun dengan liabilitas yang terjaga di Rp2,7 triliun. Posisi kas perusahaan yang mencapai Rp2,9 triliun menempatkan SCMA pada kondisi net cash, dengan current ratio di angka 3,10. 

Rasio ini mengindikasikan likuiditas perusahaan berada pada level aman, memberi ruang bagi manajemen untuk berinvestasi pada konten baru maupun strategi digital tanpa terbebani utang besar.

Dari sisi pasar, saham SCMA mencatatkan kenaikan hampir 29 persen dalam setahun terakhir. Meski sempat melemah 10 persen dalam periode tiga bulan, tren jangka panjangnya masih positif, bahkan naik 21 persen dalam sebulan terakhir. 

Momentum ini menandakan optimisme investor terhadap prospek pertumbuhan bisnis digital SCMA.

Selain itu, kebijakan dividen perusahaan tergolong menarik. Dengan dividend yield 12,85 persen dan payout ratio tinggi, SCMA memberi imbal hasil tunai yang jarang ditawarkan emiten sekelasnya. Ini membuat saham SCMA diminati oleh investor yang mencari kombinasi pertumbuhan dan dividen stabil.

Masuknya SCMA ke indeks LQ45 tidak hanya meningkatkan eksposur di mata investor institusi, tetapi juga menjadi validasi bahwa saham ini memiliki kapitalisasi pasar dan likuiditas perdagangan yang memadai. 

Dengan pondasi bisnis yang kuat dan adaptasi ke era digital, SCMA berada di posisi strategis untuk menjaga momentum positifnya sepanjang 2025.

Langkah ke depan tidak ringan, terutama dengan persaingan dari platform global yang terus menggerus pangsa pasar media lokal. Namun, SCMA memiliki amunisi yang cukup: arus kas sehat, portofolio konten yang relevan, serta strategi digital yang terus diperkuat. 

Statusnya di LQ45 kini bisa menjadi pijakan untuk semakin mengukuhkan posisinya di mata pelaku pasar.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79