KABARBURSA.COM - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus melakukan berbagai cara untuk bisa meningkatkan likuiditas agar tidak ketergantungan dengan saham big caps.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, hingga kini pihaknya selalu bekerja sama dengan sejumlah stakeholders untuk menarik perusahaan-perusahaan lighthouse.
Iman menyebut pada tahun ini BEI menargetkan lima perusahaan lighthouse melantai di bursa. Dari angka tersebut, tiga di antaranya sudah tercatat.
"Dan itu (perusahaan lighthouse) meningkat dari tahun lalu. Tahun lalu target kami tiga, jadi artinya setiap tahun kami akan targetkan lighthouse company," ujar dia dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu, 25 Juni 2025.
Usaha lainnya yang dilakukan BEI adalah memperkenalkan KBIA (Kontrak Berjangka Indeks Asing). Selain itu, BEI juga terus memperbanyak produk-produk derivatif, seperti single stock futures.
"Saat ini untuk single stock futures ada lima perusahaan di LQ45. Jadi kami akan menambah juga jumlah perusahaan underlying untuk single stock futures," paparnya.
Tak hanya itu, kata Iman, BEI juga akan memperkenalkan liquidity provider yang ditargetkan meluncur pada kuartal III tahun 2025. Dan yang terakhir adalah, penyampaian format distribusi terkait dengan kode domisili.
"Kode domisili saat ini kami buka hanya di sesi kedua, ini akan kami buka juga di akhir sesi pertama," pungkasnya.
BEI Luncurkan Liquidity Provider Saham Kuartal III 2025
BEI sendiri berencana meluncurkan liquidity provider saham pada kuartal III 2025 karena praktik ini memiliki progres yang positif.
Perlu diketahui, liquidity provider saham merupakan anggota bursa efek yang telah mendapat persetujuan dari bursa dan memiliki kewajiban untuk melakukan kuotasi jua-beli sacara berpasangan. Adapun BEI sendiri telah membuka liquidity provider saham pada Mei 2025.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, saat ini telah ada 13 anggota bursa dalam pipeline, di antaranya delapan anggota lokal serta lima anggota asing.
"Dua di antaranya sudah mendapatkan persetujuan prinsip untuk pengembangan sistem," ujar dia dalam agenda edukasi wartawan pada Kamis, 12 Juni 2025.
Jeffrey memaparkan liquidity provider saham adalah praktik yang sudah dilakukan di bursa-bursa besar dunia. Berkaca dari hal ini, ia menyatakan sudah seharusnya BEI ikut memiliki liquidity provider saham.
Lebih jauh ia menambahkan, tujuan dari implementasi liquidity provider saham tidak hanya untuk meningkatkan likuiditas di pasar, tetapi juga bisa menjadikan stabilitas harga yang lebih baik di pasar.
"Dan pada gilirannya akan meningkatkan kedalaman dari pasar kita," kata dia.
Dengan adanya liquidity provider saham, Jeffrey berharap perdagangan di BEI akan semakin likuid, yang pada akhirnya membuat investor pasar modal bisa mendapatkan pasar yang lebih sehat.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 1 BEI, Firza Rizki Putra. Ia mengatakan liquidity provider saham bisa menjadikan perdagangan secara teratur, wajar, dan efisien.
"Sehingga saham yang diperdagangkan mempunyai perdagangan yang sangat liquid, yang diukur dari nilai transaksi yang meningkat, volume yang bagus, value yang bagus," jelasnya.
Firza menjelaskan liquidity provider saham juga bisa memberikan peningkatan likuditas aktivitas transaksi secara agregat hingga 11,5 persen sehingga kurang lebih 90 persen perdagangan transaksi bisa lebih melonjak lagi.
"Jadi tidak ada gap dari sebelumnya 70 persen menjadi 90 persen, jadi gap-nya semakin kecil, dan yang paling terpenting adalah spread (selisih) hariannya itu juga mengecil," pungkasnya.(*)