KABARBURSA.COM - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan, investasi hulu migas telah mencapai sebesar USD5,6 miliar atau Rp90,63 triliun pada semester I 2024.
Angka investasi tersebut mencapai 75 persen dari target yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar USD7,43 miliar.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, investasi sampai dengan semester pertama adalah USD5,6 miliar dan diperkirakan saat akhir tahun menjadi USD15,7 miliar. "Dan (realisasi investasi hulu migas) ini akan lebih baik dari tahun 2023," kata Dwi.
Dwi tetap optimistis realisasi investasi hulu migas pada tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya lantaran akan ada peningkatan 15 persen investasi dari realisasi pada 2023.
"Dan capaian ini lebih baik daripada peningkatan investasi global yang berkisar 5 persen," sambungnya.
Berdasarkan paparan kinerja SKK Migas, capaian investasi migas 2023 sebesar USD13,7 miliar (setara Rp206 triliun). Jumlah itu naik 13 persen dari realisasi investasi migas 2022 dan lebih tinggi 5 persen dari LTP serta di atas tren investasi E&P Global.
Adapun, capaian investasi tersebut terkendala pengeboran sumur pengembangan karena safety stand-down, ketersediaan rig dan tenaga kerja serta banjir di lokasi pengeboran.
Lebih lanjut, Dwi memproyeksikan outlook investasi pada tahun depan akan lebih bergairah sebesar USD15,7 miliar yang masih inline dari posisi target SKK Migas secara jangka panjang.
Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi, mengatakan, sumber daya gas di Indonesia melimpah sehingga pemerintah melalui SKK Migas bersama KKKS mencanangkan target gas 12,9 miliar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada tahun 2030.
Ia menjelaskan, investasi di sektor migas sudah menunjukkan tren yang meningkat sejalan dengan dukungan dari pemerintah yang telah memberikan berbagai dukungan insentif baik untuk fiskal maupun nonfiskal.
Jika melihat data investasi di hulu migas pada 2023, kata Kurnia, di tengah investasi energi fosil yang mulai ada kecenderungan beralih kepada energi terbarukan, namun investasi sektor hulu migas di Indonesia tahun 2023 mencatatkan angka USD13,7 miliar meningkat 13 persen dari 2022.
"Dan pada tahun ini, kami sama-sama mencanangkan target USD15 sampai USD16 miliar," kata Kurnia.
Target Penurunan Produksi
Penurunan produksi minyak terus berlanjut. SKK Migas memproyeksikan produksi siap jual atau lifting minyak pada akhir 2024 sebesar 595 ribu barel per hari (bph),
Dwi memproyeksikan bahwa realisasi lifting minyak pada akhir tahun hanya sekitar 595 ribu bph atau sebesar 94 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Penerimaan Negara (APBN) 2024 sebesar 635 ribu bph. "Kami melihat untuk lifting nanti akhir 2024 sekitar 595 ribu bph," kata Dwi.
Selain tak menembus target APBN, Dwi memproyeksikan lifting minyak pada akhir 2024 nanti tidak mencapai target work, program and budget (WPNB) yang telah sudah disepakati.
Selain lifting minyak yang tak mencapai target, lifting gas bumi juga mengalami hal serupa. SKK Migas melaporkan, proyeksi lifting gas gumi hanya mencapai 5,554 mmscfd atau 96 persen dari target APBN 2024 sebesar 5.785 mmscfd.
Sebelumnya, Di tengah penurunan produksi yang terus berlanjut ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya memacu produksi minyak.
Sekretaris Jenderal ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, upaya peningkatan produksi antara lain melalui percepatan pemboran sumur pengembangan dan reaktifasi bagian blok migas potensial yang idle. Selain itu, program reserve to production, EOR dan eksplorasi masif.
"Untuk menjaga keekonomian proyek dan upaya optimalisasi produksi, Kementerian ESDM dapat memberikan insentif hulu migas sesuai Kepmen ESDM 199/2021," kata Dadan.
Dadan menuturkan, untuk mengurangi impor minyak juga dilakukan pengendalian di sisi konsumsi baik di sektor pembangkit listrik, industri, rumah tangga, dan transportasi.
Selain itu, disampaikan Dadan, program peningkatan produksi juga dilakukan melalui reaktifasi lapangan migas potensial yang idle agar, pertama, segera diusahakan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) eksisting.
Kedua, dikerjasamakan dengan badan usaha lain. Ketiga, diusulkan oleh KKKS eksisting untuk dikelola oleh KKKS lain. Dan keempat, dikembalikan ke Pemerintah untuk selanjutnya dapat dilelangkan kembali.
"Upaya-upaya tersebut sesuai Keputusan Menteri ESDM 110/2024, berdasarkan evaluasi, rencana dan tata waktu yang direkomendasikan oleh SKK Migas atau BPMA," tandas Dadan.
Ekonom Energi sekaligus pendiri ReforMiner Institute, Pri Agung Rakhmanto memandang, selama selalu masih terus mengandalkan lapangan mature, lifting dari waktu ke waktu sudah sangat bisa diprediksi. Ke depan hanya akan berlanjut decline dan decline, hanya seberapa tajam atau landai saja decline nya.
"Kalau sekadar bagaimana target lifting bisa tercapai, ya targetnya saja yang dibuat lebih realistis; lebih didasarkan atas kalkulasi teknis yang secara operasional lebih predictable bisa dijangkau atau dikontrol," ungkapnya. (*)