Logo
>

Sejumlah Sentimen yang Bikin Saham Perbankan Terbang Hari ini

Naiknya saham perbankan hari ini juga tidak lepas karena saham-saham bank besar masih tergolong murah secara historis.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Sejumlah Sentimen yang Bikin Saham Perbankan Terbang Hari ini
Gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta (Foto: doc KabarBursa.com)

KABARBURSA.COM - Sektor keuangan ditutup di zona hijau sebesar 3,38 persen pada perdagangan Senin, 20 Oktober 2025. Penguatan ini tidak lepas dari saham perbankan.

Diketahui, saham perbankan hari ini semringah usai ditutup menguat. Saham-saham bank besar mencatat kenaikan seperti BBCA (5,00 persen), BBRI (5,14 persen), BMRI (6,17 persen), BBNI (6,32 persen), BRIS (4,76 persen, dan BBTN (8,33 persen).


BRI Danareksa Sekuritas menyampaikan, kenaikan saham-saham perbankan tidak lepas dari pasar yang menantikan keputusan BI Rate pada 22 Oktober 2025 mendatang. Konsensus sendiri memperkirakan BI rate dipangkas sebesar 25 bps ke level 4,50 persen.

"Ekspektasi tersebut menjadi katalis utama karena penurunan suku bunga berpotensi menekan cost of fund dan mendorong ekspansi kredit baru, terutama bagi bank-bank besar dengan basis dana murah yang kuat," tulis BRI Danareksa dalam risetnya, hari ini.

Sentimen kedua adalah mengenai stimulus pemerintah yang mulai tersalurkan. BRI Danareksa menyebut, stimulus ini mulai tersalurkan ke sektor riil, menciptakan tambahan likuiditas dan sentimen positif terhadap potensi peningkatan permintaan kredit di kuartal IV.

"Dampaknya mulai terasa pada optimisme pasar terhadap pertumbuhan ekonomi domestik dan kinerja sektor finansial," tulis BRI Danareksa.

Ada juga katalis mengenai dana pensiun domestik yang mulai aktif masuk ke saham-saham perbankan, terutama bank berkapitalisasi besar. BRI Danareksa mencatat, masuknya investor institusi jangka panjang ini menambah daya dorong pada likuiditas pasar dan memperkuat persepsi stabilitas sektor.


Naiknya saham perbankan hari ini juga tidak lepas karena saham-saham bank besar masih tergolong murah secara historis. Misalnya, tulis BRI Danareksa, BBCA diperdagangkan di kisaran 3,3x PBV (-2,4σ dari rata-rata 5 tahun).

"Sementara BBTN dan BBNI juga berada di bawah valuasi rata-rata jangka panjangnya. Kondisi ini membuat sektor perbankan terlihat semakin menarik untuk akumulasi," tulis BRI Danareksa.


Secara keseluruhan BRI Danareksa menyampaikan kenaikan saham perbankan hari ini masih bersifat jangka pendek dan belum mengubah tren utama. Meski sentimen BI Rate dan stimulus pemerintah mendorong penguatan, risiko stabilitas makro dan perang dagang global tetap perlu diwaspadai.

"Investor sebaiknya fokus pada trading jangka pendek sambil menunggu konfirmasi tren baru sebelum melakukan akumulasi lebih agresif.

IHSG Ditutup Menguat ke 8.088 , Sektor Keuangan dan Energi Jadi Pendorong Utama

Sebelumnya diberitakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat signifikan pada akhir perdagangan Senin, 20 Oktober 2025. IHSG naik 173,32 poin atau setara 2,19 persen ke level 8.088,98.

Sepanjang sesi perdagangan, indeks sempat menyentuh level tertinggi di 8.117,27 dan level terendah di 7.937,38. Total volume transaksi mencapai 345,22 juta lot dengan nilai perdagangan sebesar Rp22,36 triliun dari 2,35 juta transaksi di seluruh pasar.

Investor asing mencatatkan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp595,75 miliar di seluruh pasar. Total nilai pembelian asing mencapai Rp4,35 triliun sementara nilai penjualan asing sebesar Rp3,75 triliun. Secara keseluruhan, investor asing berkontribusi 30,29 persen terhadap total transaksi, sedangkan investor domestik mendominasi 69,71 persen.

Top gainers hari ini dipimpin oleh PT GTS Internasional Tbk (GTSI) yang melonjak 34,95 persen ke harga Rp139 per saham. Diikuti PT Wahana Pronatural Tbk (WAPO) naik 34,48 persen ke Rp234, PT Sunson Textile Manufacture Tbk (SSTM) menguat 24,82 persen ke Rp352, PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI) naik 24,78 persen ke Rp141, dan PT Berkah Prima Perkasa Tbk (BLUE) menguat 24,71 persen ke Rp1.640.

Sementara itu, jajaran top losers dipimpin oleh PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) yang melemah 15 persen ke harga Rp935 per saham. Disusul PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) turun 14,99 persen ke Rp106.225, PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE) terkoreksi 14,98 persen ke Rp2.270, PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) turun 14,88 persen ke Rp14.725, dan PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) melemah 14,88 persen ke Rp3.660.

Dari sisi sektoral, penguatan indeks didorong oleh sektor keuangan yang naik 3,38 persen, transportasi naik 3,10 persen, industri naik 2,45 persen, energi menguat 2,76 persen, dan sektor barang siklikal yang meningkat 1,94 persen. Sektor properti juga naik 1,67 persen dan sektor infrastruktur menguat 0,87 persen. Adapun pelemahan terbatas terjadi di sektor industri dasar yang turun 0,77 persen dan sektor kesehatan yang melemah 0,16 persen.

Analis pasar modal menilai penguatan IHSG hari ini merupakan respons positif dari pelaku pasar terhadap arus masuk dana asing dan optimisme terhadap stabilitas ekonomi domestik. Selain itu, sektor keuangan dan energi menjadi motor utama penggerak indeks, didorong ekspektasi kinerja kuartal III yang solid.

Analis pasar modal menilai penguatan IHSG di awal pekan mencerminkan sentimen positif dari pasar global serta optimisme investor terhadap stabilitas makroekonomi domestik.

Arus dana asing yang masuk cukup besar juga menjadi katalis utama kenaikan indeks, dengan potensi pergerakan lanjutan di rentang 7.950–8.050 sepanjang hari perdagangan.

IHSG diperkirakan akan bergerak menguat secara terbatas dalam sepekan perdagangan 20 hingga 24 Oktober 2025, seiring ekspektasi pemangkasan suku bunga Bank Indonesia dan rilis sejumlah data ekonomi penting Amerika Serikat.

Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus mengungkapkan sentimen tersebut diyakini menjadi pemicu rebound pasar setelah koreksi tajam yang terjadi pada pekan sebelumnya.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Hutama Prayoga

Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.