Logo
>

Sektor Properti tak Bergairah, Saham BSDE Jual atau Buy on Weakness?

Saham BSDE melemah di tengah lesunya sektor properti, namun RHB Sekuritas merekomendasikan buy on weakness dengan target kenaikan hingga 12,7 persen.

Ditulis oleh Yunila Wati
Sektor Properti tak Bergairah, Saham BSDE Jual atau Buy on Weakness?
Salah satu maket garapan PT Bumi Serpong Damai. Foto: Dok BSDE.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Sektor properti kembali menjadi sorotan setelah saham PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) tertekan cukup dalam dalam beberapa pekan terakhir. Pergerakan harga yang melemah hingga menembus level psikologis 1.010 menimbulkan pertanyaan besar di kalangan investor, apakah saham ini sebaiknya dilepas, atau justru dimanfaatkan sebagai peluang akumulasi lewat strategi buy on weakness

    Di tengah sinyal teknikal yang mayoritas mengarah pada jual, rekomendasi RHB Sekuritas untuk tetap mengincar BSDE di level bawah menambah dinamika menarik dalam perdebatan arah saham sektor properti yang belakangan ini cenderung kehilangan daya tarik.

    RHB Sekuritas Indonesia mengeluarkan rekomendasi buy on weakness dengan area beli di 1.020. Strategi ini tampak kontras dengan kondisi terkini, di mana saham BSDE justru sedang melemah tajam, turun 2,88 persen ke level 1.010 pada perdagangan terakhir. 

    Tekanan jual cukup terasa, bahkan dalam sepekan saham ini sudah terkoreksi hampir 10 persen.

    Meski begitu, jika ditarik dalam rentang waktu lebih panjang, BSDE sebenarnya masih menyimpan catatan positif. Dalam tiga hingga enam bulan terakhir, saham ini mampu menguat masing-masing 25,6 persen dan 29,7 persen, menandakan adanya fase akumulasi yang kuat di kuartal sebelumnya. 

    Namun, dalam jangka lebih panjang, tren tidak sepenuhnya bersahabat. Secara year-to-date, BSDE hanya tumbuh 6,35 persen, sementara dalam satu tahun terakhir saham ini terkoreksi hampir 20 persen. 

    Jika dilihat hingga horizon sepuluh tahun, performanya bahkan menyusut hampir 30 persen dari level puncaknya di 2.380. Catatan ini memberi gambaran bahwa meskipun ada fase reli dalam jangka pendek, tren besar saham BSDE masih diwarnai fluktuasi yang berat.

    Dari sisi teknikal harian, mayoritas indikator justru memberi sinyal jual. Relative Strength Index (RSI) berada di level netral 48, tetapi indikator momentum seperti Stochastic dan Williams %R sudah masuk wilayah oversold. 

    Hal ini menunjukkan tekanan jual cukup kuat, meski sekaligus memberi tanda bahwa saham bisa mendekati titik jenuh penurunan. Indikator lain seperti CCI, ROC, hingga Ultimate Oscillator kompak mengarah ke jual, menggambarkan lemahnya tenaga beli dalam jangka dekat. 

    Sementara itu, Moving Average memberikan hasil yang campuran. Jangka pendek (MA5, MA10, MA20) menandai sinyal jual, sedangkan jangka menengah-panjang (MA50, MA100, MA200) masih menunjukkan sinyal beli. 

    Dengan kata lain, saham BSDE saat ini sedang berada di persimpangan antara tekanan jangka pendek dengan potensi dukungan tren lebih panjang.

    Dalam konteks inilah rekomendasi RHB Sekuritas untuk buy on weakness bisa dibaca. Strategi tersebut bukan diarahkan pada kondisi teknikal harian yang memang sedang negatif, melainkan pada peluang akumulasi ketika harga berada di kisaran bawah. 

    Area beli di 1.020 berada sangat dekat dengan level pasar saat ini, memberi kesempatan masuk lebih awal bagi investor yang percaya BSDE masih memiliki potensi untuk bangkit. Target harga yang dipatok, yakni 1.095 hingga 1.150, menawarkan ruang kenaikan 7,3 persen hingga 12,7 persen. 

    Risiko juga dikendalikan dengan stop loss di bawah 945, sehingga potensi kerugian dapat dibatasi.

    Apakah strategi ini tepat? Jawabannya sangat bergantung pada horizon investasi. Untuk jangka pendek, sinyal teknikal memang belum mendukung, sehingga potensi koreksi lebih dalam masih terbuka. 

    Namun, bagi investor dengan pandangan menengah hingga panjang, rekomendasi buy on weakness bisa dimaknai sebagai peluang akumulasi di harga diskon, terutama jika mempertimbangkan performa enam bulan terakhir yang masih positif.

    Dengan kondisi pasar properti yang fluktuatif dan tren saham BSDE yang sedang tertekan, strategi RHB Sekuritas lebih cocok bagi investor yang siap menahan volatilitas jangka pendek demi peluang pemulihan jangka menengah. 

    Sinyal teknikal harian memang menandai kelemahan, tetapi justru di titik inilah strategi buy on weakness menemukan relevansinya, yaitu membeli ketika tekanan pasar sedang memuncak, dengan harapan rebound berikutnya memberi hasil optimal.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79