KABARBURSA.COM - Bursa saham Eropa diprediksi akan dibuka dengan pergerakan bervariasi pada hari Selasa ini. Hal ini disebabkan oleh memburuknya sentimen regional setelah awal minggu yang bergejolak. Investor kini memperhatikan dengan seksama perkembangan konflik di Timur Tengah serta potensi dampaknya terhadap pasar minyak, rantai pasokan, dan perekonomian global.
Sementara itu, bursa berjangka AS menunjukkan perubahan minimal setelah penurunan yang terjadi di Wall Street pada hari Senin. Kenaikan harga minyak dan imbal hasil obligasi menjadi beban bagi pasar. Seperti dikutip di Jakarta, Selasa 8 Oktober 2024.
Di kawasan Asia-Pasifik, awal yang kuat pada pasar Tiongkok mulai mereda. Arahan dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional memberikan sedikit rincian mengenai stimulus lebih lanjut, yang membatasi optimisme. Indeks CSI 300 Tiongkok, yang sebelumnya melonjak lebih dari 10 persen setelah pembukaan kembali dari liburan Golden Week, akhirnya mengurangi kenaikannya di sesi berikutnya.
Beberapa rilis penting yang akan mempengaruhi pasar minggu ini mencakup risalah Federal Reserve AS dan data perdagangan Jerman pada hari Rabu. Selanjutnya, inflasi AS dijadwalkan rilis pada hari Kamis, dan pertumbuhan ekonomi Inggris akan diumumkan pada hari Jumat.
Indeks FTSE 100 Inggris diperkirakan akan dibuka lebih rendah sebesar 47 poin pada level 8.302. Sementara itu, DAX Jerman diproyeksikan turun 181 poin menjadi 18.915, CAC Prancis berkurang 77 poin menjadi 7.501, dan FTSE MIB Italia naik 220 poin ke angka 33.814, berdasarkan data dari IG.
Laporan pendapatan yang dinantikan berasal dari OMV, dengan rilis data lain termasuk laporan penjualan ritel BRC, produksi industri Jerman, serta neraca perdagangan terbaru Prancis.
Ketegangan Geopolitik Timur Tengah
Pasar saham Eropa ditutup dengan pergerakan yang bervariasi pada perdagangan Rabu, 2 Oktober 2024, di tengah meningkatnya kekhawatiran investor terhadap ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Konflik yang semakin memanas antara Israel dan Iran telah membuat investor berhati-hati, sementara mereka juga terus mencermati perkembangan data ekonomi terbaru dari Zona Euro.
Indeks saham Eropa regional, Stoxx 600, hampir tidak mengalami perubahan signifikan di sesi penutupan. Beberapa sektor mencatatkan pergerakan yang berlawanan. Sektor utilitas menjadi yang paling tertekan, dengan penurunan sebesar 1,8 persen, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap penurunan permintaan dan tekanan dari ketidakpastian pasar energi.
Sebaliknya, saham di sektor minyak dan gas mengalami kenaikan tajam, naik 1,5 persen. Lonjakan ini dipicu oleh kekhawatiran akan potensi gangguan pasokan minyak dari Timur Tengah, salah satu wilayah penghasil minyak terbesar di dunia. Dengan meningkatnya konflik antara Israel dan Iran, para investor khawatir ketegangan dapat mengganggu aliran pasokan energi global.
Perusahaan-perusahaan di sektor pertahanan juga mendapat dorongan positif dari ketegangan geopolitik. Saham Saab, produsen pertahanan asal Swedia, melonjak 2,5 persen, sementara perusahaan seperti Rheinmetall, BAE Systems, dan Thales juga mencatatkan kenaikan lebih dari 1 persen. Meningkatnya risiko konflik berskala besar di Timur Tengah menjadi salah satu faktor yang memicu minat investor terhadap perusahaan-perusahaan pertahanan ini.
Di sisi lain, saham JD Sports, pengecer pakaian olahraga asal Inggris, justru anjlok hingga 6 persen. Penurunan ini terjadi meskipun laporan pendapatan JD Sports untuk paruh pertama tahun ini melampaui ekspektasi. Keterpurukan saham tersebut tampaknya terkait dengan laporan pendapatan Nike yang mengecewakan. JD Sports, yang menjadi salah satu pengecer utama produk Nike, terkena dampak negatif dari prospek buruk kinerja raksasa pakaian olahraga tersebut.
Kenaikan Harga Minyak
Konflik di Timur Tengah kembali memanas setelah Iran melancarkan serangan misil balistik terhadap Israel sebagai balasan atas terbunuhnya pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah, dan seorang komandan militer Iran di Lebanon. Eskalasi ini meningkatkan ketidakpastian geopolitik di kawasan tersebut dan berdampak pada kenaikan harga minyak.
Harga minyak Brent, patokan internasional, untuk kontrak Desember naik 0,7 persen menjadi USD74,03 per barel, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) AS naik 0,7 persen ke level USD70,36 per barel. Kenaikan harga minyak ini mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap potensi terganggunya pasokan minyak global dari kawasan yang kaya akan sumber daya energi tersebut.
Indeks Volatilitas CBOE (VIX), yang sering digunakan sebagai barometer ketakutan di pasar saham Wall Street, mencapai level tertinggi di atas 20 pada hari Rabu, mencerminkan meningkatnya kecemasan di kalangan investor global. Meningkatnya volatilitas ini tidak terlepas dari ketidakpastian yang melingkupi Timur Tengah dan dampaknya terhadap pasar keuangan internasional.
Meskipun ketegangan geopolitik mendominasi perhatian, investor juga disuguhi kabar positif dari Zona Euro. Data dari Eurostat menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di kawasan tersebut tetap stabil di angka terendah 6,4 persen untuk bulan Agustus. Stabilnya data ini memberikan sedikit sentimen positif di tengah kekhawatiran global yang meningkat.
“Investor masih khawatir dengan ketidakpastian di Timur Tengah. Namun, stabilnya data pengangguran di Eropa memberikan sedikit angin segar bagi pasar,” ungkap seorang analis pasar.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.