Logo
>

Sentimen Politik Seret IHSG Terdepresiasi hingga 0,73 Persen

Ditulis oleh Syahrianto
Sentimen Politik Seret IHSG Terdepresiasi hingga 0,73 Persen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari Kamis, 22 Agustus 2024, dibuka dengan tren negatif. Pada pukul 09.09 WIB, IHSG mengalami penurunan signifikan, kehilangan 55,41 poin atau sekitar 0,73 persen, sehingga berada di level 7.499.

    Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), volume perdagangan tercatat mencapai 2,66 miliar saham dengan nilai transaksi total sebesar Rp1,69 triliun. Frekuensi transaksi mencapai 145.741 kali. Dari total saham yang diperdagangkan, 328 saham mengalami penurunan, sementara hanya 110 saham yang berhasil mencatatkan kenaikan, dan 162 saham lainnya stagnan.

    Secara teknikal, IHSG berpotensi melemah menuju level support di area 7.500–7.450. Jika IHSG mampu bertahan di atas level support tersebut, ada kemungkinan untuk rebound dan melanjutkan tren kenaikan dengan target penguatan terdekat di level 7.570–7.580 sebagai resistance potensial. Resistance selanjutnya yang menarik berada di level 7.600, yang merupakan target optimis. Namun, jika IHSG gagal mempertahankan posisinya, support berikutnya berada di level 7.370 yang terlihat pada time frame harian.

    Sentimen dalam perdagangan hari ini sebagian besar dipengaruhi oleh faktor domestik. Usai pertemuan dua hari yang memutuskan kebijakan suku bunga acuan, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 20-21 Agustus 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate di level 6,25 persen, suku bunga Deposit Facility di 5,5 persen, dan suku bunga Lending Facility di 7 persen, sesuai dengan ekspektasi pasar.

    Sebelumnya, survei BloombergEconomics yang melibatkan 36 ekonom dan analis menunjukkan bahwa 34 di antaranya memprediksi BI akan mempertahankan BI Rate di 6,25 persen untuk keempat kalinya secara berturut-turut, dengan dua analis memprediksi kemungkinan pemangkasan seperempat poin. Dengan keputusan ini, BI Rate tetap berada di level yang sama selama lima bulan berturut-turut.

    Pada kesempatan yang sama, BI memperkirakan bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) akan menurunkan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) sebanyak dua kali pada tahun 2024 dan tiga kali pada tahun 2025. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa perkiraan ini didasarkan pada analisis terbaru yang mencakup data ekonomi AS, pernyataan dalam Federal Open Market Committee (FOMC), serta estimasi pasar.

    "Kami dalam dua hari ini berdiskusi bahwa dengan probabilitas di atas 75 persen, FFR akan turun dua kali tahun ini, yakni mulai September dan November atau Desember, masing-masing sebesar 25 basis poin," ungkap Perry.

    Pasar juga mulai merespons dengan lebih berhati-hati terhadap dinamika politik domestik. Perubahan ambang batas dukungan partai politik dalam Pilkada serta syarat usia kandidat memunculkan kekhawatiran akan potensi pelebaran defisit fiskal tahun ini.

    Lionel Priyadi, seorang ahli strategi makroekonomi dan pendapatan tetap dari Mega Capital, menyoroti bahwa perubahan ambang batas dukungan partai politik untuk Pilkada 2024 berpotensi memperlebar defisit fiskal. Jika banyak Pilkada di daerah berlangsung dengan kandidat lemah atau melawan kotak kosong, pemerintah diperkirakan akan meningkatkan belanja Bantuan Sosial (Bansos) untuk memenangkan dukungan. "Belanja Bansos akan ditingkatkan jika Pilkada menjadi lebih kompetitif, yang pada akhirnya meningkatkan pengeluaran pemerintah, sementara penerimaan negara mungkin tidak mampu mengejar. Hal ini berpotensi memperlebar defisit fiskal kita," jelas Lionel.

    Menurut perhitungan analis, defisit fiskal tahun ini bisa melebar ke kisaran 2,8 persen hingga 3 persen. Berdasarkan data dari Mega Capital Sekuritas, hingga 12 Juli 2024, defisit fiskal Indonesia sudah mencapai 2,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

    Analis dari Phintraco Sekuritas menambahkan bahwa keputusan RDG-BI untuk menahan suku bunga acuan di level 6,25 persen pada 21 Agustus 2024 memberikan dampak positif terhadap nilai tukar Rupiah. BI memperkirakan Rupiah akan menguat hingga mencapai Rp15.300 per dolar AS pada tahun 2024, lebih kuat dari ekspektasi sebelumnya.

    "IHSG berpeluang menguji level resistance 7.580 pada Kamis, 22 Agustus 2024, meskipun potensi profit taking tetap perlu diwaspadai. IHSG berhasil menjaga tren bullish dengan melanjutkan penguatan pada Rabu, 21 Agustus 2024. Kekhawatiran akan sell-on-news tampaknya tidak terjadi hari ini, dan pasar cenderung mengabaikan indikasi overbought pada Stochastic RSI," demikian menurut analisis Phintraco Sekuritas.

    Sementara itu, bank investasi besar asal Amerika Serikat, Wells Fargo, menilai bahwa sentimen terhadap Rupiah dan obligasi pemerintah mungkin akan dipengaruhi oleh potensi kerusuhan politik, meskipun diperkirakan hanya berlangsung singkat, seperti dilaporkan oleh BloombergNews pada Kamis pagi.

    Analis Wells Fargo, Brendan McKenna, berpendapat bahwa aksi protes sosial di Indonesia diragukan akan berkembang menjadi krisis seperti yang terjadi di Sri Lanka atau Bangladesh. "Faktor terbesar yang mempengaruhi aset-aset pasar keuangan Indonesia adalah kemungkinan penurunan suku bunga The Fed dan arah kebijakan fiskal pemerintah. Kombinasi ini membantu mendukung sentimen positif, menguatkan Rupiah, serta mendorong aliran modal masuk ke pasar surat utang Indonesia," jelas McKenna.

    Rapat RUU Pilkada

    Pada hari ini, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) dijadwalkan menggelar Rapat Paripurna terkait RUU Pilkada, sebagai tindak lanjut atas keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang telah mengubah secara signifikan lanskap politik menjelang Pilkada pada November mendatang.

    Ketegangan politik di Indonesia meningkat seiring kekhawatiran akan terjadinya krisis konstitusional setelah keputusan Mahkamah Konstitusi, yang berpotensi mengubah dinamika kontestasi Pilkada, mendapat penolakan dari Badan Legislatif DPR-RI. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.