Logo
>

Sentimen Positif Menguat, Emas Terus Bersinar: Incar USD2.700?

Ditulis oleh Syahrianto
Sentimen Positif Menguat, Emas Terus Bersinar: Incar USD2.700?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga emas menyentuh rekor tertinggi atau all time high (ATH) pada akhir perdagangan hari Senin, 23 September 2024. Pendorongnya adalah sentimen positif pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) dan ketegangan geopolitik yang tampak semakin memanas.

    Seperti dikutip dari CNBC International, harga emas di pasar spot naik sebesar 0,2 persen sehingga harga mencapai USD2.627,94 per ons. Harga ini sedikit lebih rendah setelah sempat mencapai puncak tertinggi ATH di USD2.634,16 di sesi perdagangan sebelumnya.

    Meskipun dolar Amerika Serikat (AS) tampak menguat, harga emas masih melonjak, ditopang sentimen pasar yang positif usai dipengaruhi keputusan The Fed memangkas Fed Funds Rate sebesar 50 basis points (bps).

    Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas TD Securities, mengatakan, pasar masih bereaksi terhadap pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 50 bps pada minggu lalu.

    “The Fed telah memberikan sinyal bahwa mereka tidak terlalu khawatir dengan inflasi dan akan berusaha memastikan pengangguran di AS tidak menjadi masalah," kata Melek.

    Melek menambahkan, jika tingkat pengangguran turun drastis, pasar mungkin akan menganggap bahwa The Fed akan bertindak lebih agresif dalam memangkas suku bunga, yang akan sangat menguntungkan harga emas. Selain itu, situasi ketidakstabilan regional di Timur Tengah juga bisa semakin memicu kenaikan harga emas.

    Namun, Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan, bank sentral AS tidak terburu-buru untuk mencapai suku bunga netral. Para pembuat kebijakan sedang terlibat dalam perdebatan yang ‘intens’ mengenai seberapa jauh dan seberapa cepat suku bunga perlu dipangkas.

    "Jika Fed tetap berkomitmen pada siklus pemotongan suku bunganya dalam beberapa bulan mendatang, maka setiap penurunan harga emas kemungkinan akan menarik pembeli yang sudah menunggu, dengan investor berpotensi mengincar beberapa titik masuk yang lebih baik," kata kepala analis pasar KCM Trade, Tim Waterer, dalam keterangannya.

    Ketegangan Geopolitik Meningkat 

    Ketegangan geopolitik yang terus memanas, khususnya di kawasan Timur Tengah dan Ukraina, semakin memperburuk situasi global dan mendorong investor untuk mencari aset yang lebih aman sebagai perlindungan dari ketidakpastian.

    Aksi militer terbaru di Lebanon dan Ukraina menjadi sorotan utama dalam eskalasi konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

    Di Ukraina, konflik yang berkepanjangan dengan Rusia juga terus menimbulkan dampak negatif bagi stabilitas kawasan, memperkuat persepsi bahwa emas adalah aset yang mampu menjaga nilai selama krisis.

    Serangan udara dan pertukaran tembakan antara Israel dan Hezbollah menambah kekhawatiran akan meningkatnya kekerasan di kawasan tersebut.

    Ketegangan antara Hezbollah dan Israel mencapai puncaknya pada hari Minggu, 22 September 2024, ketika kedua belah pihak terlibat dalam serangan besar-besaran. Kelompok militan Lebanon, Hezbollah, meluncurkan serangkaian roket jauh ke wilayah utara Israel, menargetkan area permukiman, sementara Israel merespons dengan pemboman yang lebih intens di wilayah selatan Lebanon.

    Pertukaran tembakan yang dramatis ini menandai salah satu eskalasi paling signifikan dalam hampir satu tahun konflik berkepanjangan di wilayah tersebut.

    Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam pernyataan resminya, menyampaikan bahwa Israel sedang menghadapi ‘hari-hari yang sulit’ dengan intensifikasi serangan terhadap Hezbollah di Lebanon selatan.

    Ia juga mengimbau kepada seluruh warga Israel untuk tetap bersatu dan memberikan dukungan selama operasi militer berlangsung, mengingat ancaman yang dihadapi semakin serius.

    Emas, yang sering kali berfungsi sebagai penyimpan nilai yang dapat diandalkan dalam masa-masa krisis, terus menunjukkan perannya yang penting di tengah gejolak global ini.

    Faktor lain yang juga berkontribusi pada meningkatnya daya tarik emas adalah melemahnya dolar AS, yang membuat emas lebih terjangkau bagi investor internasional. Ditambah dengan ketegangan geopolitik yang semakin parah, kombinasi ini menjadikan emas sebagai salah satu aset yang paling menarik bagi investor saat ini.

    Waterer, menjelaskan bahwa kondisi ekonomi global saat ini, yang ditandai oleh penurunan suku bunga, risiko geopolitik yang terus meningkat, dan pemilihan umum AS yang akan datang, sangat mendukung pergerakan harga emas. Ia juga menambahkan bahwa jika The Fed tetap berkomitmen pada siklus penurunan suku bunganya dalam beberapa bulan ke depan, emas kemungkinan akan terus menarik minat investor, dengan potensi penurunan harga yang akan dimanfaatkan sebagai titik masuk yang lebih baik bagi mereka yang ingin meningkatkan eksposur terhadap logam mulia ini.

    Prospek Teknikal Emas

    Emas berpotensi mengalami koreksi sebelum melanjutkan kenaikan. Saat ini emas tetap cenderung naik, meskipun reli tampaknya sudah berlebihan. Aksi harga emas tetap tertahan dalam kisaran USD20 yang lesu.

    Indeks Kekuatan Relatif (RSI) telah memasuki wilayah overbought, menunjukkan bahwa pembeli masih mendominasi, namun koreksi mungkin akan segera terjadi.

    Ekspektasikan penurunan jika emas turun di bawah level tertinggi harian Kamis, 18 September di USD2.600. Level support kunci berikutnya yang perlu diuji adalah level terendah Kamis, 18 September di USD2.546, diikuti oleh Simple Moving Average (SMA) 50 hari di USD2.481.

    Sebaliknya, jika emas menembus level tertinggi sepanjang masa (ATH) di USD2.634, pedagang dapat mengincar area USD2.650, diikuti oleh target USD2.700. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.