Logo
>

Sentuhan Penguatan Bursa Asia Mendorong Kenaikan IHSG

Ditulis oleh Syahrianto
Sentuhan Penguatan Bursa Asia Mendorong Kenaikan IHSG

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Analis membaca Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 3 Juni 2024, sore ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup menguat 65,44 poin atau 0,94 persen ke posisi 7.036,18. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 16,85 poin atau 1,93 persen ke posisi 888,28.

    “Dari eksternal, menguatnya bursa regional Asia ditopang oleh respons pelaku pasar terhadap rilis indeks manufaktur," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas, Senin, 3 Juni 2024.

    Hasil survei lembaga swasta menunjukkan bahwa aktivitas pabrik di Asia meningkat pada Mei 2024 atau berada di zona ekspansi. Indeks Manufaktur Jepang tercatat 50,4 dari sebelumnya 49,6, indeks manufaktur Korea Selatan menjadi 51.6 dari sebelumnya 49.4, indeks manufaktur China The Caixin Manufacturing dalam rilisnya naik menjadi 51,7 pada Mei 2024 dari sebelumnya 51,4 pada April 2024, atau melampaui perkiraan 51,5.

    Semua itu tentunya memberikan sinyal harapan pemulihan ekonomi berkelanjutan di masing-masing negara, yang tidak terlepas membaiknya permintaan dari dalam dan luar negeri. Selain itu, dukungan data yang kuat menunjukkan pemulihan di sektor manufaktur yang menopang pertumbuhan Asia dan meredam dampak volatilitas pasar yang disebabkan oleh ketidakpastian prospek kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).

    Mengutip riset Mega Capital Sekuritas, Bursa AS dan Eropa kompak menguat setelah inflasi PCE AS periode April 2024 baik secara tahunan, maupun bulanan yang stabil sesuai perkiraan. Bahkan inflasi PCE inti secara bulanan turun ke level 0,2 persen month on month (mom). Data ini sejalan dengan rilis data PDB 1Q24 AS di hari sebelumnya, sehingga semakin memperkuat asumsi pasar bahwa ekonomi AS menunjukkan perlambatan.

    Pelaku pasar semakin optimis bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga acuan di bulan September, survei probabilitas meningkat ke level 48 persen dari sebelumnya 45 persen untuk pemangkasan 25 bps. Beralih ke Eropa, inflasi tahunan periode Mei naik ke level 2,6 persen (prev 2,4 persen, exp 2,5 persen), kenaikan inflasi disebabkan oleh kenaikan harga energi dan jasa.

    Lebih lanjut, Analis Vibiz Research Center melihat pergerakan bursa kali ini bangkit meninggalkan 4 bulan terendahnya, sementara bursa kawasan Asia sore ini umumnya juga bias menguat di tengah ekspansi aktivitas manufaktur China.

    Berikutnya IHSG kemungkinan akan berupaya melanjutkan rebound walau agak tertahan, dengan mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Resistance mingguan saat ini berada di level 7.135 dan 7.308. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.959, dan bila tembus ke level 6.893.

    Dari dalam negeri, indeks manufaktur Indonesia masih di zona ekspansi meskipun pada Mei 2024 menunjukkan adanya pertumbuhan perlambatan aktivitas manufaktur. PMI Manufaktur S&P Global Indonesia menjadi 52,1 pada Mei 2024 dari sebelumnya 52,9 pada April 2024.

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulan Mei 2024 mencapai 2,84 persen year on year (yoy), dan secara bulanan, Indonesia pada Mei 2024 mengalami deflasi sebesar 0,03 persen month to month (mtm).

    Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menilai tingkat inflasi itu lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 3 persen. “Tingkat inflasi tahunan pada Mei 2024 adalah sebesar 2,84 persen, atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,43 pada Mei 2023, menjadi 106,37 pada Mei 2024,” kata Amalia.

    Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor meningkat yaitu dipimpin sektor kesehatan sebesar 1,58 persen, diikuti sektor energi dan sektor barang konsumen non primer yang naik masing-masing sebesar 1,14 persen dan 1,04 persen. Sedangkan empat sektor terkoreksi yaitu sektor infrastruktur turun paling dalam minus 0,64 persen, diikuti sektor properti dan sektor transportasi & logistik yang masing-masing minus 0,45 persen dan minus 0,26 persen.

    Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu SURI, AREA, PPRI, PTRO dan BIPI. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni CARE, VTNY, PTPS, BBKP dan BSBK.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 952.791 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,57 miliar lembar saham senilai Rp10,76 triliun. Sebanyak 278 saham naik, 299 saham menurun, dan 203 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei menguat 435,10 poin atau 1,13 persen ke 38,923,89, indeks Hang Seng menguat 323,42 poin atau 1,79 persen ke 18.403,03, indeks Shanghai melemah 8,32 poin atau 0,27 persen ke 3.345,72, dan indeks Strait Times menguat 9,13 poin atau 0,27 persen ke 3.345,72. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.