KABARBURSA.COM - PT Sentul City Tbk (BKSL) kembali menjadi bahan pembicaraan hangat di pasar modal. Rekomendasi beli dari RHB Sekuritas memicu optimisme baru, bahwa ada potensi tersembunyi emiten ini masih jauh dari terekspos pasar.
BKSL menguasai 14.522 hektare land bank, terbesar di Indonesia, yang jika dihitung dengan asumsi harga tanah Rp200 ribu hingga Rp3 juta per meter persegi, nilainya bisa mencapai Rp98,3 triliun.
RHB Sekuritas menyebut, Danantara dirumorkan berencana membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) kesehatan di lahan Sentul City dari kabar pihak ketiga, terinspirasi proyek Bio-Town di Chengdu. Inisiatif ini diklaim selaras dengan visi Astacita Presiden RI Prabowo Subianto dan reformasi kesehatan nasional.
BKSL sendiri terlihat mempersiapkan langkah strategis dengan mendatangkan figur-figur berpengaruh dari pemerintahan ke jajaran direksi dan komisaris, termasuk Yuswandi Arsyad Tumenggung, Wahyu Utomo, Lukita Dinarsyah Tuwo, dan Gatot Sudariyono.
Tak hanya di sektor kesehatan, Sentul kini juga diposisikan sebagai magnet bagi industri digital, khususnya pusat data.
BKSL memegang peran strategis di tengah pembangunan fasilitas berskala besar seperti NeutraDC Sentul milik Telkom Indonesia dan IndoKeppel Data Centre 1 (IKDC1), kampus data center horizontal pertama di Indonesia yang dikembangkan Keppel Data Centres bersama Salim Group.
Berdiri di lahan tujuh hektare dengan rencana kapasitas 50MW, IKDC1 sudah mengoperasikan fase awal dengan kapasitas 5MW di area 9.800 meter persegi.
Keunggulan geografis Sentul, dari ketersediaan lahan luas, iklim yang lebih sejuk, pasokan listrik stabil, hingga jarak dekat ke Jakarta, menjadikannya lokasi ideal untuk pengembangan ekosistem digital.
Selain itu, pada Juni lalu BKSL menandatangani perjanjian jual beli bersyarat (CSPA) dengan Genting Plantations Bhd (GENP) untuk melepas 152 hektare lahan di Sentul City senilai Rp2,05 triliun. Lahan yang terdiri dari dua bidang seluas 80 hektare dan 72 hektare ini dijual dengan harga rata-rata Rp1,35 juta per meter persegi.
Sebagian pembayaran, sekitar Rp400–500 miliar, diproyeksikan masuk pada kuartal ketiga 2025. GENP, melalui PT Genting Properti Abadi, berencana membangun hunian mewah di lokasi tersebut—proyek yang diyakini akan mengangkat nilai lahan sekitarnya dan mendorong pengembangan kawasan secara menyeluruh.
Dengan kombinasi aset lahan jumbo, peluang kolaborasi strategis di sektor kesehatan, dan eksposur kuat pada pertumbuhan ekonomi digital, BKSL kini berada di titik krusial.
Jika semua rencana berjalan mulus, potensi revaluasi aset dan lonjakan nilai sahamnya bisa menjadi salah satu kisah sukses besar di pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun mendatang.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.