KABARBURSA.COM - Pada perdagangan Sesi I Senin 1 April 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi yang signifikan. Hingga pukul 11.34 WIB, IHSG turun sebesar 1,73 persen ke level 7.164,7.
Volume transaksi yang tercatat mencapai 8,2 miliar saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp4,96 triliun. Transaksi ini terjadi sebanyak 768 ribu kali.
Dari sisi pergerakan saham, terdapat 454 saham yang mengalami penurunan nilai, sementara hanya 139 saham yang mengalami kenaikan. Sedangkan 176 saham lainnya stagnan.
Beberapa sektor saham menjadi faktor penurunan IHSG pada sesi perdagangan tersebut, terutama saham-saham dalam sektor transportasi, keuangan, dan kesehatan, yang masing-masing mengalami penurunan signifikan sebesar 3,25 persen, 3,13 persen, dan 2,53 persen.
Penurunan mendalam IHSG ini terutama disebabkan oleh penurunan nilai sejumlah saham besar (big caps).
Bank Mandiri (BMRI) menekan 29,77 poin
Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menekan 23,4 poin
Bank Central Asia (BBCA) menekan 15,79 poin
Bank Negara Indonesia (BBNI) menekan 10,04 poin
GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) menekan 4,26 poin
Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) menekan 3,04 poin
Adaro Energy Indonesia (ADRO) menekan 2,55 poin
Bank Mega (MEGA) menekan 2,42 poin
Bank Syariah Indonesia (BRIS) menekan 2,12 poin
Bintang Oto Global (BOGA) menekan 1,84 poin
Adapun saham-saham sektor keuangan juga jadi pendorong pelemahan IHSG, saham PT Provident Investasi Tbk (PALM) drop 17,3 persen ke posisi Rp344/saham dan saham PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) juga terjebak di zona merah dengan drop 8,12 persen ke posisi Rp1.245/saham.
IHSG mengalami penurunan sebagai dampak dari sentimen yang muncul setelah dirilisnya data inflasi Indonesia. Pada siang hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi nasional untuk periode Maret. Sesuai dengan perkiraan, laju inflasi mengalami percepatan, dengan tingkat inflasi lebih tinggi dari yang diharapkan oleh pasar.
Pada Senin 1 April 2024, Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, melaporkan bahwa terjadi inflasi sebesar 0,52 persen pada bulan Maret jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan Februari yang sebesar 0,37 persen mtm.
Diperkirakan tingkat inflasi bulanan untuk bulan Maret sebesar 0,4 persen mtm.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan bulan Maret tahun 2023 (year-on-year/yoy), tingkat inflasi mencapai 3,05 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat inflasi pada bulan Februari yang sebesar 2,75 persen yoy.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.