KABARBURSA.COM - Minat masyarakat terhadap jamu menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Faktor utama di balik tren ini mencakup kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan secara alami, kekhawatiran terhadap efek samping obat kimia, dan dukungan pemerintah. Pandemi COVID-19 menjadi katalis yang mempercepat popularitas jamu sebagai solusi meningkatkan daya tahan tubuh.
Kemajuan teknologi dan penelitian ilmiah semakin memperkuat kepercayaan terhadap khasiat serta keamanan jamu. Beragamnya produk jamu yang mudah diakses di pasaran, ditambah promosi efektif melalui media sosial, turut mendongkrak daya tariknya di kalangan masyarakat luas. Jamu kini tak sekadar tradisi, tetapi juga menjadi bagian penting dari gaya hidup modern. Seperti dalam keterangannya di Jakarta, Kamis 23 Januari 2024.
Sebagai warisan budaya yang memiliki potensi besar dalam pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit, jamu telah dibuktikan manfaatnya melalui penelitian ilmiah. Kandungan fitokimia di dalamnya memberikan berbagai manfaat kesehatan, seperti meningkatkan sistem imun, meredakan peradangan, hingga membantu pengelolaan penyakit kronis. Selain itu, jamu berperan penting dalam upaya preventif dan pemeliharaan kesehatan.
Dengan dukungan riset yang terus berkembang, jamu berpeluang besar menjadi produk kesehatan modern yang berdaya saing global. Potensi ini tidak hanya memperkuat kesehatan masyarakat, tetapi juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan industri jamu secara berkelanjutan.
Dalam rangka memperkenalkan jamu lebih luas di dunia medis, Sido Muncul melalui lini produk Sido Muncul Natural menggandeng Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan RS Unggul Karsa Medika mengadakan seminar sehari bertajuk "Peran Dokter pada Transformasi Jamu dalam Dunia Kedokteran sebagai Jembatan Menuju Kesehatan Holistik di Era Modern". Acara ini diselenggarakan pada Sabtu, 18 Januari 2025, di RS Unggul Karsa Medika, Bandung, dan dihadiri para praktisi medis terkemuka.
Seminar tersebut menampilkan lima narasumber. Sesi pertama diisi oleh Dr. (H.C.) Irwan Hidayat, Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk; dr. Rd. Vini Adiani Dewi; dan Drs. I Made Bagus Gerametta, Apt. Sesi kedua menghadirkan Dr. Dedi Suyanto, Sp.FK, serta DR. dr. Sumartini Dewi, SpPD-KR. Turut hadir pula Ketua IDI Wilayah Jawa Barat, dr. M. Luthfi SpPD SubSp HOM (K), FINASIM MMRS, FISQua, KaBid Organisasi PB IDI, dr. Eka Mulyana SpOT, FICS, SH, M.Kes, M.HKes, dan PJS Direktur RS Unggul Karsa Medika, dr. Lusiana MM., MH.
Di sela acara, Sido Muncul juga meresmikan Gerai Sehat Sido Muncul di RS Unggul Karsa Medika Bandung. Kehadiran gerai ini menjadi inovasi penting dalam memperkenalkan obat herbal kepada masyarakat. Menurut Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat, peluncuran ini adalah bentuk kerja sama kedelapan antara pihaknya dengan berbagai rumah sakit, termasuk RS Panti Wilasa Semarang, RSUD Bung Karno Solo, hingga RS Ukrida Jakarta.
Irwan menjelaskan bahwa Gerai Sehat bertujuan memberikan alternatif pengobatan formal kepada pasien. Produk-produk yang dijual telah melalui berbagai tahapan penelitian dan diproduksi sesuai standar kualitas, sehingga layak digunakan di rumah sakit. Ia berharap kerja sama ini dapat memperluas penerimaan obat herbal sebagai pelengkap layanan kesehatan formal.
“Dengan adanya Gerai Sehat, kami ingin mendukung pasien dalam memilih pengobatan yang sesuai. Produk herbal ini adalah wujud kekayaan alam Indonesia yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,” ujar Irwan.
Rencana Anggaran Belanja
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) merencanakan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp150 hingga Rp175 miliar pada tahun 2025.
"Mayoritas dana capex ini akan dialokasikan untuk pemeliharaan fasilitas produksi serta pengembangan teknologi dan digitalisasi guna mendukung kelancaran operasional dan pemasaran," ungkap Direktur Utama Sido Muncul, David Hidayat di Jakarta, Senin 6 Januari 2024.
Pada tahun yang akan datang, SIDO menargetkan pertumbuhan kinerja dalam kisaran low double digit. David optimistis pencapaian ini dapat tercapai melalui ekspansi pasar domestik maupun internasional. “Kami menargetkan pertumbuhan dua digit secara konservatif, minimal 10 persen,” tuturnya.
Untuk mendukung pencapaian tersebut, perusahaan akan memperluas distribusi sekaligus memperkenalkan produk minuman dan suplemen berbasis herbal yang ditujukan untuk generasi Z dan milenial. “Generasi tersebut masih menyimpan potensi besar untuk produk kami, dan kami akan menjangkau mereka lewat penetrasi pasar digital,” tambahnya.
Selain itu, ekspansi pasar internasional akan terus digencarkan. Saat ini, SIDO telah memasarkan produk-produknya di kawasan Semenanjung Arab, negara-negara yang tergabung dalam Economic Community of West African States (ECOWAS), serta Indochina. Ke depannya, Vietnam dan Thailand menjadi dua negara yang menjadi fokus ekspansi SIDO berikutnya.
Target Pertumbuhan Kinerja
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menargetkan pertumbuhan kinerja sebesar 10 persen pada tahun 2025.
Direktur Utama Sido Muncul, David Hidayat, mengungkapkan bahwa pencapaian target ini akan didorong oleh ekspansi pasar domestik maupun internasional.
“Kami menargetkan pertumbuhan dua digit yang konservatif, minimal 10 persen,” ujar David, dalam keterangan di Jakarta, Senin 6 Januari 2024.
Di sisi lain, perusahaan juga akan terus memperluas jangkauan pasar internasional. Saat ini, SIDO telah memasarkan produknya ke berbagai negara di Semenanjung Arab, kawasan Economic Community of West African States (ECOWAS), serta Indochina.
David menambahkan, Vietnam dan Thailand menjadi fokus utama dalam ekspansi internasional ke depan.
Pada 30 September 2024, SIDO berhasil mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp778,11 miliar. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 32,65 persen secara tahunan (YoY), dibandingkan dengan Rp586,57 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan laba bersih SIDO sebagian besar didorong oleh peningkatan penjualan sebesar 11,24 persen YoY, yang tercatat mencapai Rp2,62 triliun pada kuartal III 2024. Pada periode yang sama di tahun 2023, penjualan perusahaan tercatat Rp2,36 triliun.
Secara rinci, penjualan jamu herbal dan suplemen memberikan kontribusi sebesar Rp1,54 triliun, naik 6,17 persen YoY. Sementara itu, segmen makanan dan minuman mencapai Rp986,04 miliar, dan segmen farmasi berkontribusi sebesar Rp95,28 miliar, mengalami lonjakan 11,56 persen YoY dibandingkan dengan Rp85,41 miliar pada tahun sebelumnya.(*)