KABARBURSA.COM - Saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) tengah menjadi sorotan setelah berhasil menembus level 340, sebuah titik psikologis yang dinilai pengamat pasar modal Hendra Wardana sebagai sinyal awal breakout.
Lonjakan harga ini tidak hanya mencerminkan minat beli yang menguat, tetapi juga mengafirmasi tren kenaikan yang telah terbentuk dalam beberapa bulan terakhir.
Dengan dukungan indikator teknikal yang kompak memberi sinyal positif serta fundamental keuangan yang solid, SCMA kini berdiri di persimpangan penting yang berpotensi membuka ruang reli lanjutan jika mampu mempertahankan momentumnya.
Sinyal “mau breakout” untuk SCMA memang kian nyata. Harga ditutup di 340, naik 4,94 persen dengan rentang harian 326–344 dan nilai transaksi Rp45,4 miliar, Ini menjadi sebuah penutupan yang menempatkan harga tepat di atas pivot 334 dan menembus zona resistensi awal 338.
Dari sisi momentum, hampir seluruh indikator harian berpihak pada kenaikan. Misalnya, seluruh moving average dari MA5 hingga MA200 berada di mode beli, yang menegaskan struktur uptrend yang rapi,
Begitu pula ADX yang berada di 39,6 dan menunjukkan kekuatan tren sudah “matang”. MACD juga masih di area positif, sementara RSI 57,7 menandakan ruang napas masih ada sebelum jenuh.
Benar, StochRSI 100 dan Williams %R di area jenuh beli mengingatkan bahwa jeda teknis bisa terjadi, tetapi konteks tren yang kuat membuat sinyal overbought lebih merefleksikan dorongan momentum ketimbang tanda pembalikan.
Dengan kerangka pivot klasik, harga kini bermain di atas R1 338 dan mengintip R2 342 dan R3 346. Di mana penutupan yang konsisten di atas 342, idealnya dengan volume yang tetap padat, akan memvalidasi pernyataan “breakout 340” dan membuka ruang uji 346 sebelum ambang psikologis berikutnya.
Performa Harga Impresif, Free Float Rendah
Kekuatan teknikal itu juga ditopang performa harga yang impresif, yaitu naik 60 persen dalam sebulan, 111 persen tiga bulan, dan 176 persen setahun. Relative Strength berada di kelompok atas pasar, selaras dengan rangkuman teknikal “sangat beli”.
Volatilitas yang tercermin dari ATR 7,1 justru tidak berlebihan, sehingga peluang breakout berkelanjutan tidak bertumpu pada lonjakan liar semata, melainkan pada tren yang sudah terbentuk.
Satu catatan yang layak diwaspadai adalah free float yang relatif rendah, 14,65 persen, yang kerap membuat pergerakan lebih tajam ke dua arah, yaitu menguntungkan saat dorongan beli dominan, tetapi mempercepat koreksi ketika minat melemah.
Dari jendela fundamental, SCMA menampilkan neraca yang bersih dan likuid. Rasio lancar 3,59 dan quick ratio 2,83 nyaman, nyaris tanpa utang berbunga, dengan posisi kas bersih sekitar Rp1,44 triliun dan kemampuan menutup beban bunga yang sangat lega (interest coverage 361x).
Profitabilitas juga solid untuk bisnis media, di mana margin kotor kuartalan 41 persen, margin operasi 12 persen, dan margin laba bersih 10,5 persen, sementara Piotroski F-Score di 8 mencerminkan kualitas fundamental yang sehat.
Arus kas operasi TTM positif Rp442 miliar dan free cash flow TTM Rp244 miliar memperlihatkan bisnis menghasilkan kas, meski kuartal terakhir sempat minus. Ini menjadi sebuah dinamika yang lazim pada pola musiman belanja konten dan siklus penagihan industri media, yang tercermin pada DSO 108 hari dan siklus konversi kas 191 hari yang masih perlu dirapikan.
Pertumbuhan juga mulai menanjak, laba bersih kuartalan tumbuh 21,8 persen yoy dan laba TTM Rp588 miliar menunjukkan pemulihan.
Yang menahan valuasi adalah label “mahal” jika dibanding median pasar. P/E TTM 42,8 dan EV/EBITDA 26 kali menuntut keberlanjutan pertumbuhan pendapatan dan monetisasi yang lebih kuat agar rerating berlanjut.
Berikan Dividen Menarik
Dividend yield TTM 6,76 persen memang menarik, tetapi payout ratio 265% tampak tidak berkelanjutan tanpa dukungan lonjakan laba atau penyesuaian kebijakan dividen ke depan. Dengan kata lain, tesis SCMA saat ini lebih beraroma momentum-trend dan kualitas neraca, daripada narasi “value” murni.
Merangkai semuanya, pandangan pengamat bahwa “SCMA mau breakout 340” mendapat dukungan data, yaitu tren naik terkonfirmasi oleh MA yang kompak, ADX kuat, dan harga yang sudah menyusup di atas zona 338, mendekati gerbang 342–346.
Selama harga mampu bertahan di atas 338 dan tidak kembali menutup di bawah 330, peluang kelanjutan reli tetap terbuka. Penembusan bersih ke atas 342 dengan volume sehat akan mengafirmasi fase breakout dan memberi panggung uji 346 sebelum menatap ruang lebih jauh.
Investor jangka lebih panjang masih perlu disiplin terhadap valuasi yang premium, tetapi selama mesin pertumbuhan pendapatan iklan dan monetisasi digital terjaga, neraca yang kuat memberi bantalan yang nyaman.
Intinya, narasi “jangan ragu” sah-sah saja—asal dibarengi manajemen risiko yang tegas pada area 330–334 agar momentum yang sudah terkumpul tidak berubah menjadi beban ketika pasar tiba-tiba berbalik arah.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.