Logo
>

Sinyal TLKM Akuisisi Pusat Data Muncul, ini Bocorannya

Ditulis oleh Syahrianto
Sinyal TLKM Akuisisi Pusat Data Muncul, ini Bocorannya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), atau Telkom, memberikan indikasi akan memperluas bisnisnya secara anorganik melalui akuisisi pusat data atau data center. Selama tiga tahun terakhir, TLKM telah mengembangkan bisnis ini secara signifikan.

    Direktur Group Business Development Telkom, Honesti Basyir, menjelaskan bahwa rencana tersebut dilakukan untuk mencapai target kapasitas data center dari 60 Megawatt (MW) menjadi 500 MW pada tahun 2030.

    "Untuk mencapai 500 MW, kami tidak hanya akan membangun sendiri secara organik, tetapi juga akan ada ekspansi anorganik," ujar Honesti dalam keterangannya, dikutip Selasa, 20 Agustus 2024.

    Honesti juga menyebutkan bahwa Telkom sedang menjajaki peluang kerjasama bisnis, termasuk dengan mitra di negara-negara Asia Tenggara seperti Filipina, Vietnam, dan Thailand.

    "Kami sedang mencari peluang-peluang untuk data center di wilayah regional," tambahnya.

    Saat ini, TLKM mengelola bisnis data center melalui anak perusahaannya, PT Telkom Data Ekosistem atau NeutraDC.

    NeutraDC berfokus pada penyediaan layanan kolokasi serta ekosistem pendukung seperti pengelolaan operasional data center dan cross connect.

    Menurut laporan tahunan TLKM untuk tahun buku 2023, NeutraDC telah memiliki 32 data center, dengan 27 di antaranya berlokasi di dalam negeri, terdiri dari 23 data center NeuCentrIX, 3 Enterprise Data Center, dan 1 Hyperscale Data Center.

    Lima data center lainnya berada di luar negeri, yaitu di Singapura (Telin-1, Telin-2, dan Telin-3), Timor Leste (1 lokasi), dan Hong Kong (1 lokasi).

    TLKM mencatat pendapatan dari bisnis data center dan cloud sebesar Rp1,9 triliun, naik 14,8 persen dari tahun sebelumnya.

    Saat ini, NeutraDC juga sedang membangun Hyperscale Data Center di Batam melalui kerjasama dengan mitra strategis untuk memperluas bisnis data center ke pasar regional.

    "Telkom akan terus berinvestasi, karena kami adalah perusahaan yang memerlukan investasi besar. Namun, kami sudah memiliki parameter yang jelas untuk investasi tersebut," kata Honesti.

    TLKM Diklaim Telah Bangkit

    TLKM menghadapi berbagai tantangan dalam kinerjanya, namun diklaim telah mulai bangkit kembali.

    Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa TLKM beberapa waktu lalu tengah dibayang-bayangi dengan sentimen dinamika Starlink yang baru masuk ke Indonesia.

    “Sentimen Telkom terkait dengan dinamika Starlink di Indonesia, kinerja laporan keuangan, ini kan membuat harga saham Telkom waktu itu mengalami penurunan,” kata dia kepada  Kabar Bursa, Senin, 19 Agustus 2024.

    Meski begitu, Nafan melihat pergerakan kinerja Telkom pada pekan lalu telah membaik karena sentimen negatif yang disebut di atas, sudah mulai melandai.

    “Kalau saya amati Telkom relatif terapresiasi pada pekan lalu ya karena sentimen negatifnya mulai mereda,” ujar Nafan.

    Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee mengatakan kondisi volatilitas yang tinggi menyebabkan para pelaku pasar memilih emiten yang berfundamental kuat.

    “Karena pada kondisi volatilitas yang tinggi biasanya orang cenderung mengambil saham-saham yang relatif lebih aman,” ujar Hans dalam acara Webinar ‘Menangkap Momentum di Balik Dinamika IHSG’ yang diselenggarakan Kabar Bursa, Kamis, 15 Agustus 2024.

    Menurut Hans, ada sejumlah emiten yang dipilih  pelaku pasar hingga kini. Seperti PT Ace Hardware (ACES), Astra International (ASII), Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Central Asia (BBCA), Bank Negara Indonesia (BBNI), Mayora Indah (MYOR), dan Telkom Indonesia (TLKM).

    Kinerja Saham TLKM

    Berdasarkan data yang dihimpun dari Stockbit, Senin, 19 Agustus 2024, TLKM memiliki kinerja positif dengan pertumbuhan 3.18 persen dalam satu pekan terakhir.

    TLKM berhasil meraup net income sebesar Rp5,7 triliun pada kuartal kedua 2024, angka ini turun dibanding periode yang sama tahun lalu, yakni Rp6,33 triliun.

    Pendapatan bersih TLKM pada tahun 2024 diprediksi menyentuh Rp23,5 triliun, turun tipis jika dibandingkan dengan tahun lalu yang senilai Rp24,5 triliun.

    Sementara untuk neraca keuangan, TLKM memiliki kas dan setara kas Rp25,4 triliun pada kuartal kedua 2024, angka ini turun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp40,5 triliun.

    Sedangkan aset yang dipunya TLKM ialah Rp285,9 triliun, angka ini turun tipis dibanding kuartal kedua tahun lalu sebesar Rp290,4 triliun.

    Di bursa, saham blue chip telekomunikasi biasanya dikenal karena memiliki fundamental yang kuat dan kapitalisasi pasar yang besar, mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham blue chip sering kali termasuk dalam indeks saham utama seperti LQ45. Saham dari sektor telekomunikasi yang mengalami penurunan harga di antara anggota Indeks LQ45 adalah saham ISAT dan TLKM.

    Sementara itu, pelaku pasar saat ini dinilai tengah fokus ke sejumlah emiten-emiten yang memiliki fundamental yang cukup kuat dikarenakan beberapa hal. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.