Pada laporan keuangan kuartal III 2024, SMMA membukukan pendapatan (revenue) sebesar Rp19,4 triliun, sedikit meningkat 2,1 persen dibandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp19 triliun. Namun, laba kotor (gross profit) perusahaan mengalami penurunan tajam hingga 60 persen, mencapai Rp3,0 triliun dari sebelumnya Rp7,5 triliun.
Kinerja operasional juga tercatat menurun signifikan, dengan EBITDA yang tercatat hanya Rp1,04 triliun, merosot hingga 83,9 persen dibandingkan dengan EBITDA pada kuartal yang sama tahun lalu yang mencapai Rp6,2 triliun. Hal ini juga tercermin pada margin EBITDA yang turun menjadi hanya 5,2 persen, sedangkan margin laba kotor berada di angka 15,5 persen. Sementara itu, margin laba bersih tercatat sebesar 3,0 persen.
Dari sisi neraca, SMMA mencatatkan total aset sebesar Rp116,1 triliun, dengan kas sebesar Rp8,2 triliun. Perusahaan tidak memiliki utang jangka pendek (S.T Debt), namun utang jangka panjang (L.T Debt) tercatat mencapai Rp90,6 triliun. Total ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp25,5 triliun.
Kinerja saham SMMA juga tercatat di level Rp14.600 per lembar pada kuartal ketiga ini, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp92,97 triliun. Namun, dengan rasio Price to Earnings (PER) yang tinggi di angka 160,83x, saham SMMA tampak dihargai sangat tinggi di pasar.
Penurunan laba bersih yang signifikan ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh SMMA dalam mengelola margin dan biaya operasionalnya. Dengan tingkat utang yang tinggi, perusahaan menghadapi tekanan dalam mengelola beban bunga, yang tercatat sebesar Rp 1,71 triliun. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity) yang mencapai 3,55x mencerminkan risiko finansial yang cukup besar.
Meski demikian, dengan pendapatan yang tetap stabil dan kas yang cukup kuat, SMMA tetap memiliki ruang untuk beradaptasi dan menghadapi tantangan pasar yang ada. Seiring dengan upaya efisiensi dan pengelolaan utang yang lebih baik, perusahaan diharapkan dapat memulihkan kinerja keuangannya pada kuartal-kuartal berikutnya.
Performa Saham SMMA
Pada perdagangan saham hari ini, SMMA mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0,17 persen, berakhir di harga Rp 14.625 per lembar saham. Kenaikan tersebut setara dengan tambahan sebesar Rp 25 dibandingkan dengan harga penutupan sebelumnya yang berada di Rp 14.600.
Perdagangan saham SMMA hari ini menunjukkan volume perdagangan sebanyak 3.000 lot, meskipun volume rata-rata harian (average volume) saham ini tercatat lebih tinggi, yakni 9.492 lot. Meskipun kenaikan harga sahamnya relatif kecil, saham SMMA masih menunjukkan likuiditas yang cukup stabil di pasar.
Saham SMMA bergerak dalam kisaran harga antara Rp 14.350 dan Rp 14.625 pada sesi perdagangan hari ini, dengan harga tertinggi mencapai Rp 14.625 dan harga terendah di level Rp 14.350. Saham ini juga tercatat berharga lebih tinggi dibandingkan dengan harga pembukaan yang ada di level Rp 14.375.
Meskipun mengalami kenaikan tipis hari ini, harga saham SMMA masih berada di bawah batas atas harga yang ditetapkan oleh otoritas pasar (Automatic Rejection atas harga ARA sebesar Rp 17.500 dan ARB di Rp 11.700). Kapitalisasi pasar SMMA tercatat sebesar Rp 43,4 miliar berdasarkan volume transaksi yang tercatat hari ini.
Dengan posisi harga saat ini dan volume transaksi yang stabil, investor dapat mengamati pergerakan saham SMMA ke depannya untuk melihat apakah akan ada potensi rebound atau kelanjutan tren konsolidasi. (*)