Logo
>

SMMA Beri Pinjaman Rp400 Miliar ke Multifinance Sinarmas, Intip Tujuannya

Ditulis oleh Syahrianto
SMMA Beri Pinjaman Rp400 Miliar ke Multifinance Sinarmas, Intip Tujuannya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA), yang merupakan perusahaan induk dalam sektor jasa keuangan di bawah Sinar Mas Group, mengumumkan bahwa mereka telah memberikan pinjaman abadi kepada PT Sinar Mas Multifinance (Multifinance Sinarmas).

    Dalam keterbukaan informasi yang dirilis pada Jumat, 20 Desember 2024, SMMA yang berada di bawah pengelolaan PT Sinar Mas Cakrawala menginformasikan bahwa telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp400 miliar kepada anak usahanya.

    Menurut manajemen SMMA, pinjaman tersebut diberikan pada tanggal 19 Desember 2024 melalui mekanisme perpetual bond, yang berarti pinjaman tersebut tidak memiliki jangka waktu tetap dan tidak dikenakan bunga. Selain itu, pinjaman ini akan dicatatkan sebagai bagian dari ekuitas SMMA.

    Meskipun jumlah pinjaman cukup besar, transaksi ini tidak dianggap material karena nilainya tidak melebihi 20 persen dari total ekuitas perusahaan.

    Adapun SMMA melaporkan penurunan laba bersih yang signifikan pada kuartal ketiga tahun 2024. Laba bersih tercatat sebesar Rp581,0 miliar, mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 yang mencapai Rp1,44 triliun. Penurunan laba ini mengarah pada penurunan laba per saham, yang kini berada pada angka Rp90,78.

    Pada laporan keuangan kuartal III 2024, SMMA membukukan pendapatan (revenue) sebesar Rp19,4 triliun, sedikit meningkat 2,1 persen dibandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp19 triliun. Namun, laba kotor (gross profit) perusahaan mengalami penurunan tajam hingga 60 persen, mencapai Rp3,0 triliun dari sebelumnya Rp7,5 triliun.

    Kinerja operasional juga tercatat menurun signifikan, dengan EBITDA yang tercatat hanya Rp1,04 triliun, merosot hingga 83,9 persen dibandingkan dengan EBITDA pada kuartal yang sama tahun lalu yang mencapai Rp6,2 triliun. Hal ini juga tercermin pada margin EBITDA yang turun menjadi hanya 5,2 persen, sedangkan margin laba kotor berada di angka 15,5 persen. Sementara itu, margin laba bersih tercatat sebesar 3,0 persen.

    Dari sisi neraca, SMMA mencatatkan total aset sebesar Rp116,1 triliun, dengan kas sebesar Rp8,2 triliun. Perusahaan tidak memiliki utang jangka pendek (S.T Debt), namun utang jangka panjang (L.T Debt) tercatat mencapai Rp90,6 triliun. Total ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp25,5 triliun.

    Kinerja saham SMMA juga tercatat di level Rp14.600 per lembar pada kuartal ketiga ini, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp92,97 triliun. Namun, dengan rasio Price to Earnings (PER) yang tinggi di angka 160,83x, saham SMMA tampak dihargai sangat tinggi di pasar.

    Penurunan laba bersih yang signifikan ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh SMMA dalam mengelola margin dan biaya operasionalnya. Dengan tingkat utang yang tinggi, perusahaan menghadapi tekanan dalam mengelola beban bunga, yang tercatat sebesar Rp 1,71 triliun. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity) yang mencapai 3,55x mencerminkan risiko finansial yang cukup besar.

    Meski demikian, dengan pendapatan yang tetap stabil dan kas yang cukup kuat, SMMA tetap memiliki ruang untuk beradaptasi dan menghadapi tantangan pasar yang ada. Seiring dengan upaya efisiensi dan pengelolaan utang yang lebih baik, perusahaan diharapkan dapat memulihkan kinerja keuangannya pada kuartal-kuartal berikutnya.

    Performa Saham SMMA

    Pada perdagangan saham hari ini, SMMA mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0,17 persen, berakhir di harga Rp 14.625 per lembar saham. Kenaikan tersebut setara dengan tambahan sebesar Rp 25 dibandingkan dengan harga penutupan sebelumnya yang berada di Rp 14.600.

    Perdagangan saham SMMA hari ini menunjukkan volume perdagangan sebanyak 3.000 lot, meskipun volume rata-rata harian (average volume) saham ini tercatat lebih tinggi, yakni 9.492 lot. Meskipun kenaikan harga sahamnya relatif kecil, saham SMMA masih menunjukkan likuiditas yang cukup stabil di pasar.

    Saham SMMA bergerak dalam kisaran harga antara Rp 14.350 dan Rp 14.625 pada sesi perdagangan hari ini, dengan harga tertinggi mencapai Rp 14.625 dan harga terendah di level Rp 14.350. Saham ini juga tercatat berharga lebih tinggi dibandingkan dengan harga pembukaan yang ada di level Rp 14.375.

    Meskipun mengalami kenaikan tipis hari ini, harga saham SMMA masih berada di bawah batas atas harga yang ditetapkan oleh otoritas pasar (Automatic Rejection atas harga ARA sebesar Rp 17.500 dan ARB di Rp 11.700). Kapitalisasi pasar SMMA tercatat sebesar Rp 43,4 miliar berdasarkan volume transaksi yang tercatat hari ini.

    Dengan posisi harga saat ini dan volume transaksi yang stabil, investor dapat mengamati pergerakan saham SMMA ke depannya untuk melihat apakah akan ada potensi rebound atau kelanjutan tren konsolidasi. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.