Logo
>

SMRA Guyur Rp3 Miliar ke Paragon Pictures, Langkah Apa?

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) telah mengumumkan transaksi afiliasi berupa perjanjian pinjaman dana sebesar Rp3 miliar

Ditulis oleh Syahrianto
SMRA Guyur Rp3 Miliar ke Paragon Pictures, Langkah Apa?
Ilustrasi suasana Summarecon Kelapa Gading, yang dikelola oleh PT Summarecon Agung Tbk (SMRA). (Foto: Dok. Summarecon)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) telah mengumumkan transaksi afiliasi berupa perjanjian pinjaman dana sebesar Rp3 miliar antara PT Layar Sukses Investama (LYSI), anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh SMRA, dan PT Inspira Citra Asia (ICA), sebuah perusahaan terafiliasi. Transaksi ini diresmikan melalui perjanjian yang ditandatangani pada 12 Maret 2025. 

    Berdasarkan perjanjian dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI),  Lydia Tjio, Sekretaris Perusahaan SMRA mengatakan, LYSI akan memberikan pinjaman sebesar Rp3 miliar kepada ICA. 

    "Dana pinjaman ini akan digunakan oleh ICA khusus untuk produksi sebuah film dengan kode proyek 'BBS'," ujarnya, Jumat, 14 Maret 2025. 

    Perjanjian ini, tambah Lydia, berlaku untuk jangka waktu 12 bulan, terhitung sejak dana pinjaman diterima oleh ICA, paling lambat pada 25 Maret 2025. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 1 persen per bulan yang dihitung dari pokok pinjaman. 

    Lebih lanjut, transaksi ini dikategorikan sebagai transaksi afiliasi karena Herman Nagaria, yang menjabat sebagai Direktur di SMRA, juga menjabat sebagai Komisaris di ICA. 

    Selain itu, SMRA memiliki kepemilikan saham sebesar 20 persen di ICA, setara dengan 24.000.000 lembar saham. 

    "Transaksi ini tidak memiliki dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perusahaan," sambung dia.

    Seperti Apa Dampak terhadap Keuangan SMRA?

    Berdasarkan laporan keuangan Summarecon Agung hingga kuartal ketiga tahun 2024, perusahaan mencatatkan kinerja keuangan yang solid dengan peningkatan signifikan pada berbagai indikator utama. 

    Pendapatan mencapai Rp7,54 triliun, meningkat 48,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba kotor tercatat sebesar Rp3,98 triliun, naik 55,92 persen dari tahun sebelumnya. 

    EBITDA mencapai Rp2,84 triliun, meningkat 75 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih perusahaan mencapai Rp933,7 miliar, naik 42,98 persen dari Rp653,0 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

    Dengan posisi kas dan setara kas sebesar Rp2,8 triliun, pemberian pinjaman sebesar Rp3 miliar kepada PT Inspira Citra Asia (ICA) akan mengurangi saldo kas SMRA menjadi Rp2,797 triliun. 

    Meskipun terjadi penurunan, posisi kas tersebut masih mencerminkan likuiditas yang memadai untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan operasional perusahaan. 

    Profil PT Inspira Citra Asia (ICA)

    ICA, yang juga dikenal dengan nama Paragon Pictures, didirikan pada Maret 2019 oleh Robert Ronny dan Andi Boediman. Perusahaan ini fokus pada pengembangan, produksi, dan distribusi konten untuk pasar lokal dan internasional. 

    Sebagai anak perusahaan dari Ideosource Entertainment, Paragon Pictures telah terlibat dalam berbagai proyek film yang mendapatkan perhatian di industri perfilman Indonesia.

    Sejak berdirinya, Paragon Pictures telah memproduksi beberapa film yang mendapatkan apresiasi dari penonton dan kritikus. Berikut adalah beberapa di antaranya:

    1. Sobat Ambyar (2021): Film drama musikal yang mengisahkan perjalanan cinta seorang penggemar musik campursari.
    2. Losmen Bu Broto (2021): Adaptasi dari serial televisi legendaris Indonesia, film ini menceritakan kehidupan keluarga yang mengelola sebuah losmen dan konflik yang mereka hadapi.
    3. Backstage (2021): Film yang mengangkat cerita tentang dinamika di balik panggung industri hiburan.
    4. Kalian Pantas Mati (2022): Film horor yang mendapatkan perhatian internasional dan menjadi box office di Rusia pada tahun 2024.
    5. Kuasa Gelap (2024): Film horor yang berhasil menarik 500 ribu penonton dalam empat hari pertama penayangannya dan dijadwalkan tayang di 33 negara melalui distribusi pre-sale.
    6. Tak Ingin Usai di Sini (2025): Film yang akan segera tayang di bioskop pada tahun 2025.

    Berdasarkan data yang tersedia, film "Kuasa Gelap" berhasil mencapai lebih dari 1 juta penonton dalam 10 hari pertama penayangannya. Dengan asumsi harga tiket rata-rata sebesar Rp40.000, pendapatan kotor yang diperoleh adalah sekitar Rp40 miliar. 

    Perlu dicatat bahwa angka tersebut merupakan pendapatan kotor sebelum pembagian dengan bioskop dan pihak terkait lainnya.

    Hubungan SMRA dan ICA

    SMRA memiliki 20 persen saham di ICA, yang setara dengan 24.000.000 lembar saham. Investasi ini menunjukkan diversifikasi bisnis SMRA ke sektor industri kreatif, khususnya perfilman. 

    Dengan memberikan pinjaman sebesar Rp3 miliar kepada ICA, SMRA tidak hanya mendukung produksi film terbaru ICA tetapi juga berpotensi mendapatkan pendapatan bunga sebesar 1 persen per bulan atau total Rp360 juta selama 12 bulan masa pinjaman.

    Langkah strategis SMRA dalam mendukung ICA melalui pemberian pinjaman dan kepemilikan saham menunjukkan sinergi antara sektor properti dan industri kreatif.

    Dengan track record positif dari film-film produksi Paragon Pictures, investasi ini berpotensi memberikan keuntungan bagi SMRA sekaligus mendukung perkembangan industri perfilman Indonesia. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.