Logo
>

Starlink Klaim Kuasai Lebih dari 1.000 Pesawat, Sinyal Oke

Ditulis oleh Yunila Wati
Starlink Klaim Kuasai Lebih dari 1.000 Pesawat, Sinyal Oke

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Layanan internet berbasis Starlink mengklaim telah menguasai lebih dari 1.000 pesawat. CEO Space X Elon Musk mengatakan, Starlink berbasis satelit orbit rendah (LEO) semakin melebarkan layanannya di industri penerbangan. Hal ini disampaikan Musk di akun medsos X baru-baru ini. Diakui, Starlink tetap memiliki kecepatan tinggi walaupun berlayar di ribuan kaki di atas permukaan laut.

    Musk menggambarkan pengalaman menggunakan Starlink di pesawat seperti memiliki koneksi serat optik berkecepatan tinggi. Namun, dia tidak memberikan detail mengenai daftar maskapai penerbangan yang telah terhubung dengan layanan Starlink.

    Sementara itu, akun resmi Starlink di media sosial X menyatakan bahwa layanan ini menyediakan internet berkecepatan tinggi kepada penumpang pesawat. Starlink berencana untuk terus memperluas jangkauan layanannya ke lebih banyak maskapai di masa mendatang.

    Kerja Sama dengan WestJet

    Maskapai asal Kanada, WestJet, telah menandatangani kerja sama dengan Starlink. WestJet mengumumkan bahwa mereka akan menyediakan layanan internet berkecepatan tinggi dari Starlink mulai Desember 2024 di Kanada.

    Melalui blog resmi mereka, WestJet dan TELUS akan menjadi yang pertama di Kanada yang memanfaatkan teknologi Starlink untuk menghadirkan internet berkecepatan tinggi terbaik di kelasnya. WestJet akan menjadi maskapai Boeing 737 komersial terbesar di Amerika Utara yang menawarkan konektivitas dalam penerbangan didukung oleh Starlink, yang memiliki konstelasi satelit terbesar di dunia.

    Alasan WestJet memilih Starlink sebagai mitra teknologi dalam penerbangan baru adalah karena kemampuannya untuk memberikan bandwidth yang cukup dan internet dengan latensi terendah. Platform baru ini direncanakan akan mulai terbang sebelum akhir 2024, dengan instalasi pada armada berbadan sempit modern WestJet yang dijadwalkan selesai pada akhir 2025. Semua pesawat berbadan lebar direncanakan akan ditingkatkan pada akhir 2026.

    Sebanyak 20 Satelit Terbakar

    Peluncuran roket SpaceX yang gagal menyebabkan 20 satelit Starlink jatuh dan terbakar di atmosfer Bumi. Peluncuran dilakukan dengan roket SpaceX Falcon 9 dari Pangkalan Angkatan Antariksa Vandenberg di California, AS, pada Kamis (11/7/2024). Tahap pertama peluncuran berhasil, namun tahap kedua mengalami kegagalan akibat kebocoran oksigen cair.

    Akibatnya, roket gagal menyelesaikan proses pembakaran keduanya dan terjebak di orbit rendah di sekitar Bumi. Roket tersebut melepaskan 20 satelit Starlink yang juga terjebak di orbit yang kurang optimal, pada ketinggian minimum 84 mil (135 kilometer). Hambatan atmosfer pada ketinggian ini memperlambat satelit-satelit tersebut, menyebabkan mereka jatuh kembali ke Bumi sekitar 3 mil (5 km) setiap kali menyelesaikan orbitnya.

    SpaceX menyatakan bahwa hambatan ini membuat daya dorong maksimum yang dimiliki tidak cukup untuk mengangkat satelit ke orbit yang benar. Dengan demikian, satelit-satelit tersebut kembali memasuki atmosfer Bumi dan hancur total. Namun, SpaceX memastikan bahwa satelit-satelit ini tidak akan mengancam satelit lain yang mengorbit atau keselamatan publik.

    Kejadian ini merupakan kegagalan peluncuran Falcon 9 pertama sejak 2016 dan juga kerugian terbesar untuk satelit Starlink sejak Februari 2022.

    Stop Luncurkan Roket Falcon 9

    Akibat insiden kegagalan peluncuran tersebut, SpaceX menyatakan bahwa pihaknya tidak akan meluncurkan roket Falcon 9 lagi sampai penyelidikan terhadap insiden tersebut selesai. SpaceX akan melakukan investigasi penuh dengan koordinasi bersama Federal Aviation Administration (FAA) untuk menentukan akar permasalahan dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan guna memastikan keberhasilan misi di masa mendatang.

    Meskipun SpaceX telah memutuskan untuk menghentikan sementara peluncuran Falcon 9, belum ada kejelasan mengenai berapa lama penghentian ini akan berlangsung. Perusahaan tersebut juga telah mengubah jadwal peluncurannya pada 2024 untuk menyesuaikan dengan situasi ini.

    Axiata Lirik Starlink

    Di Indonesia, pesona Starlink begitu menggoda. Axiata Group Berhad, induk usaha dari PT XL Axiata Tbk dan PT Link Net Tbk, tidak memandang PT Starlink Services Indonesia sebagai pesaing. Sebaliknya, perusahaan asal Malaysia ini melihat Starlink, yang dimiliki oleh Elon Musk, sebagai mitra yang dapat melengkapi layanan mereka.

    “Saya rasa kita harus melihat bagaimana hal ini akan berkembang, namun pada saat ini, pandangan saya adalah bahwa ada lebih banyak manfaat untuk menjadi mitra,” ujar Group Chief Executive Officer dan Managing Director Axiata Group Berhad Vivek Sood saat media briefing di Jakarta, Kamis, 13 Juni 2024.

    Vivek menambahkan bahwa harga layanan internet yang ditawarkan Starlink Indonesia saat ini masih relatif lebih mahal dibandingkan dengan harga layanan internet XL Axiata dan Link Net. Untuk informasi, Starlink Indonesia menawarkan paket layanan residensial seharga Rp750.000 per bulan, belum termasuk perangkat terminal user seharga Rp5,9 juta.

    Sebaliknya, harga layanan internet rumah XL SATU dibanderol sekitar Rp259.000 per bulan, sementara layanan fixed broadband Link Net sebesar USD18,33 atau Rp297.000 untuk 30 Mbps dan USD27,67 atau Rp448.000 untuk 100 Mbps.

    “Kalau lihat Starlink sebagai kompetitor, menurut saya saat ini harganya sangat tinggi jika dibandingkan dengan paket kami yang ada saat ini,” ujarnya.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79