KABARBURSA.COM - Holding BUMN Pangan ID Food menargetkan produksi gula tahun ini mencapai 296.447 ton, meningkat 13 persen dari tahun lalu yang mencapai 262.547 ton. Perusahaan pelat merah ini mengandalkan enam pabrik gula (PG) untuk mencapai target produksi tersebut, yaitu PG Rejo Agung Baru, PG Krebet Baru, PG Candi Baru, PG Tersana Baru, PG Jatitujuh, dan PG Sindang Laut.
ID Food juga menargetkan luas areal tebu mencapai 55.822 hektare (ha) pada tahun ini, naik tiga persen dari tahun sebelumnya, yang mencapai 54.210 ha. Produksi tebu yang akan digiling tahun ini ditargetkan mencapai 3.918.414 ton, meningkat 10 persen dari tahun 2023 yang mencapai 3.563.498 ton.
Produktivitas tebu (protas) juga ditargetkan meningkat menjadi 70,19 ton per ha, naik tujuh persen dari 65,7 ton per ha pada 2023. Rendemen tebu juga dipatok meningkat menjadi 7,57 persen tahun ini, naik tiga persen dari 7,37 persen pada 2023. Dengan demikian, target produksi gula pada tahun ini adalah 296.447 ton, dibandingkan dengan 262.547 ton tahun sebelumnya.
Selain itu, ID Food memiliki tiga anak usaha di bidang industri gula dengan total produksi 262 ribu ton per tahun. Mereka adalah PT PG Rajawali I yang berlokasi di Jawa Timur dengan kapasitas 16.884 TCD (ton cane per day), PT PG Rajawali II di Jawa Barat dengan kapasitas 8.350 TCD, dan PT PG Candi Baru di Jawa Timur dengan kapasitas 2.740 TCD.
“Terkait capaian rendemen, kami menargetkan tahun ini mencapai 7,57 persen, meningkat dari capaian tahun lalu sebesar 7,37 persen,” jelas Sis Apik melalui keterangan tertulis pada Jumat (7/6/2024).
Dia menjelaskan bahwa target produksi gula tersebut diharapkan dapat tercapai melalui optimalisasi produksi di enam pabrik gula (PG) yang dikelola oleh tiga anak perusahaan perseroan, dengan total kapasitas giling mencapai 27.974 ton cane per day (TCD).
“Saat ini, ada enam PG yang aktif melaksanakan giling, di mana tiga di antaranya berlokasi di Jawa Barat yang dikelola oleh PT PG Rajawali II, dan tiga lainnya berlokasi di Jawa Timur, di mana dua di antaranya dikelola oleh PT PG Rajawali I dan satu oleh PT PG Candi Baru,” jelasnya.
Di wilayah Jawa Barat, ID Food melalui PT PG Rajawali II yang mengelola PG Tersana Baru, PG Sindanglaut, dan PG Jatitujuh menargetkan produksi gula sebesar 84,8 ribu ton, meningkat 48 persen dari capaian tahun sebelumnya yang mencapai 57,2 ribu ton.
“Penggilingan untuk 2024 di PT PG Rajawali II telah dimulai pada 27 Mei lalu, dimulai dengan PG Tersana Baru. Tahun ini juga menjadi tahun kedua di mana PG Sindanglaut kembali melaksanakan giling setelah berhasil dihidupkan kembali pada 2023,” tambahnya.
Sementara di wilayah timur, PT PG Rajawali I yang mengelola PG Redjo Agung Baru di Madiun dan PT Krebet Baru di Malang menargetkan produksi gula sebesar 181 ribu ton untuk tahun ini, naik dari capaian tahun sebelumnya sebesar 174 ribu ton. Kedua PG ini telah memulai giling secara serentak pada 14 Mei 2024.
Di sisi lain, PT PG Candi Baru yang memulai giling pada 15 Mei menargetkan produksi gula sebesar 30,6 ribu ton, dengan total tebu yang digiling sebanyak 411 ribu ton yang ditanam di area seluas 5,3 ribu ha.
Lebih lanjut, Sis Apik menyatakan bahwa giling tebu adalah momen krusial dalam sektor industri gula. Kegiatan ini diharapkan dapat menjaga pasokan dan memberikan kontribusi penting bagi pemenuhan kebutuhan gula dalam negeri serta penguatan ekosistem gula dari hulu hingga hilir.
Dia juga berharap, dengan berbagai persiapan dan perbaikan yang telah dilakukan, kinerja PG ID Food Group pada musim giling 2024 akan lebih baik dari tahun sebelumnya, ditandai dengan peningkatan produksi dan rendemen.
“Peningkatan target produksi ini merupakan komitmen kami dalam mendukung percepatan swasembada gula sesuai dengan Perpres Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati,” ungkapnya.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.
 
      