Logo
>

Strategi Jitu Saham KIJA Dongkrak Saham yang Anjlok

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Strategi Jitu Saham KIJA Dongkrak Saham yang Anjlok

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Saham PT Jababeka Tbk atau KIJA terus mengalami penurunan signifikan. Dalam enam bulan terakhir, saham KIJA menunjukkan kinerja yang beragam.

    Mengutip data Stockbit, dalam periode satu minggu, harga saham KIJA mengalami penurunan sebesar 1,52 persen. Namun, pada periode satu bulan, harga saham berhasil naik sebesar 8,33 persen yang diikuti oleh kenaikan yang sama dalam periode tiga bulan.

    Pada periode enam bulan, saham KIJA masih mencatatkan peningkatan positif sebesar 7,44 persen. Meskipun begitu, dalam jangka waktu satu tahun, harga saham KIJA turun drastis sebesar 22,62 persen. Penurunan ini berlanjut pada periode tiga tahun dengan penurunan sebesar 23,53 persen, dan lebih parah lagi pada periode lima tahun yang mencatat penurunan sebesar 57,79 persen.

    Tren penurunan ini terus berlanjut hingga periode sepuluh tahun, di mana harga saham KIJA menurun sebesar 48,82 persen. Hingga tahun ini, harga saham KIJA mengalami penurunan sebesar 2,99 persen. Selama 52 minggu terakhir, harga saham KIJA mencapai titik tertinggi di angka 174,00 dan titik terendah di angka 110,00.

    Di saat yang sama, perusahaan tengah menjual aset-aset di Cikarang demi menutupi utang sebesar USD280 juta atau setara Rp4,51 triliun. Dari penjualan aset ini, Jababeka berharap dapat mengumpulkan dana sebesar USD100 juta, atau sekitar Rp 1,61 triliun yang akan digunakan untuk melunasi sebagian utang pada tahun ini.

    Direktur Utama PT Jababeka Tbk, Setyono Djuandi Darmono (SD Darmono), menyebutkan salah satu faktor utama penyebab penurunan harga saham Jababeka adalah menurunnya daya saing kawasan industri di Indonesia, terutama dalam persaingan dengan Vietnam.

    “Tanah dan buruh murah yang dahulu menjadi andalan Jawa Barat kini menurun, sehingga Jababeka melakukan diversifikasi dan ekspansi ke Kendal, Jawa Tengah," kata Darmono kepada KabarBursa, Kamis, 26 Juli 2024.

    Darmono mengungkapkan Jababeka juga menghadapi tantangan mengenai proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung dan Morotai, proyek ini seharusnya menjadi primadona Jababeka lambat berkembang akibat belum terlaksananya infrastruktur pendukung seperti tol Serang-Panimbang dan pelabuhan internasional Morotai.

    Darmono mengatakan permohonan status KEK untuk kawasan Jababeka Cikarang dalam bidang pendidikan dan kesehatan juga belum diberikan. Selain itu, tantangan dalam pengembangan infrastruktur menjadi hambatan besar bagi Jababeka.

    Untuk mengatasi penurunan harga saham dan mengembalikan kepercayaan investor, Jababeka berkomitmen untuk meningkatkan daya saing industri dengan dukungan pemerintah dalam pembangunan infrastruktur dan regulasi. Jababeka juga merancang strategi jangka pendek dan jangka panjang yang meliputi penjualan lahan industri di Kendal, inovasi pemasaran, pelunasan pinjaman lebih awal, dan efisiensi biaya.

    Tak hanya itu, Jababeka turut menggeber inovasi pemasaran untuk meningkatkan penjualan lahan industri di Cikarang. Area ini dicanangkan menjadi kawasan pelaku industri data center dan logistik. Proyek di Cikarang menjadi prioritas lantaran memiliki keunggulan lokasi strategis, yakni dekat dengan area Jabodetabek.

    “Langkah lainnya adalah Perseroan perlu melakukan upaya pelunasan pinjaman lebih awal sehingga perolehan laba bersih Perseroan bisa meningkat dan lebih sustain sehingga dapat membagikan dividen,” kata Darmono.

    Darmono menilai nilai perusahaan belum tercermin pada harga saham saat ini, yang terdiskon sekitar 80 persen berdasarkan nilai aset bersih atau Net Asset Value. Dengan berbagai upaya dan strategi yang telah dirancang, Darmono optimis bahwa perseroan mampu meningkatkan kinerja keuangan dan harga sahamnya.

    “Kami percaya melalui upaya dan strategi yang akan dijalankan, perseroan mampu meningkatkan kinerja keuangan dan sahamnya," tegasnya.

    Kinerja KIJA

    Darmono menjelaskan, Jababeka berupaya meningkatkan kinerja keuangannya melalui beberapa langkah strategis. Salah satunya adalah menjual aset-aset yang tidak segera memberikan hasil atau yield yang diharapkan.

    Selain itu, perusahaan berencana mengurangi biaya-biaya yang tidak diperlukan dan melakukan efisiensi melalui pengendalian yang disentralisasi untuk menciptakan sinergi yang lebih baik di internal Jababeka. Di samping itu, perseroan juga mempertimbangkan divestasi entitas anak melalui kemitraan atau joint venture (JV).

    Darmono mengatakan Jababeka berkomitmen meningkatkan komunikasi dengan para investor guna memberikan transparansi mengenai situasi keuangan perusahaan. Salah satu strategi yang diambil adalah dengan mengadakan pertemuan analis yang lebih rutin diinisiasi langsung oleh perseroan.

    Selain itu, Jababeka juga akan lebih aktif berpartisipasi dalam konferensi dan pertemuan satu-satu dengan manajer dana serta analis yang diadakan oleh lembaga sekuritas atau perbankan investasi.

    “Kami juga rutin menyampaikan update kinerja keuangan perseroan melalui sirkulasi email kepada pemegang saham/fund manager/analyst/ investor serta website perusahaan maupun bursa,” kata Darmono.

    SD Darmono sebelumnya mengungkapkan meskipun keuangan perusahaan tampak kuat, situasi ekonomi saat ini dan proyeksi ke depan membuat beban utang Jababeka menjadi perhatian utama. Keuangan Jababeka dilaporkan sehat dengan ekuitas mencapai Rp6,9 triliun. Namun, perusahaan tengah berjuang melunasi jumlah utang sebesar USD280 juta atau setara Rp 4,4 triliun.

    Dalam menghadapi tantangan ini, Jababeka mempertimbangkan berbagai langkah strategis untuk memastikan stabilitas dan pertumbuhan berkelanjutan. Darmono menjelaskan salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah melakukan right issue atau menawarkan saham baru kepada para pemegang saham yang sudah ada. Meski begitu, dirinya juga mengaku berat mengambil langkah right issue.

    “Kalau bisa saya juga enggak mau right issue. Saham saya juga terdilusi kan?” ujarnya di Menara Batavia, Jakarta Pusat, Kamis, 18 Juli 2024.

    Selain itu, Jababeka juga mempertimbangkan penjualan aset sebagai alternatif lain untuk menutupi utang. Aset-aset yang tidak segera memberikan hasil diharapkan bisa dijual untuk mengurangi beban keuangan perusahaan. Namun, Darmono menyadari bahwa langkah ini juga memiliki risiko.

    “Kalau dijual semua, tahun ini, pasti terbayar. Tapi, ya itu perusahaannya enggak berjalan maju,” kata Darmono. Ia menekankan bahwa penjualan aset secara besar-besaran bisa mengganggu operasional dan pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

    Darmono menyarankan pendekatan yang lebih seimbang, yakni kombinasi antara right issue dan penjualan aset dalam skala yang terkendali. Dengan demikian, Jababeka dapat menutup utang sebesar 300 juta dolar tanpa mengorbankan masa depan perusahaan. “Kalau saya bagi dua, sebagian right issue, bayar 300 juta dolar, jual (aset) murah semua, masa depan perusahaan itu jalan,” jelasnya.

    Keputusan ini, menurut Darmono, tidak hanya untuk menutup utang, tetapi juga untuk memastikan bahwa pemegang saham dapat menikmati hasilnya di masa mendatang. “Kalau tidak right issue, maka pemegang saham tidak menikmati,” katanya.

    Adapun aset yang akan dijual Jababeka adalah lahan seluas 500 hektare di Cikarang, Jawa Barat. Perseroan yang tengah mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK ini dilaporkan memiliki land bank di kawasan Cikarang seluas 5.600 hektare. Menurut Darmono, target awal penjualan aset ini akan memperoleh pendapatan senilai USD 100 juta yang nantinya dipergunakan untuk mencicil utang.

    “Kami perlu penjualan besar. Penjualan besar ya tadi, kami mesti jual aset,” kata Darmono.

    Dengan pendapatan dari penjualan aset di Cikarang, utang Jababeka akan berkurang menjadi USD 180 juta.

    Wakil Direktur Utama Jababeka, Budianto Liman, mengatakan utang Jababeka terdiri dari obligasi dalam mata uang dolar AS sebesar USD 180 dan pinjaman dari Bank Mandiri sebesar USD 100 juta “Dari USD 100 juta itu sudah ada pembayaran,” katanya. (Alp/*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).