KABARBURSA.COM - Bisnis suku cadang dalam industri otomotif tampak menunjukkan kinerja positif dengan naiknya penjualan sepeda motor di Indonesia. Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI), penjualan motor sepanjang Mei 2025 meraup jumlah 505.350 unit.
Jumlah penjualan motor nasional tumbuh cukup impresif. Sebab per April 2025, data AISI mencatat sebanyak 406.191 unit motor yang diserap konsumen di dalam negeri. Artinya ada selisih kenaikan sebesar hampir 100 ribu unit.
Hal ini ikut menjadi pendorong bisnis spare part kendaraan, salah satunya bagi PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) yang merupakan produsen dan distributor spare part untuk kendaraan roda dua hingga roda empat di Indonesia.
Pengamat Otomotif Yannes Martinus Pasaribu mengatakan, kebijakan pemerintah untuk mendorong produksi kendaraan di dalam negeri juga memicu sentimen positif bagi para pelaku bisnis suku cadang di Indonesia, khususnya Astra Group sebagai pemain besar dalam industri otomotif nasional.
"Inovasi Astra lebih banyak terlihat pada pelokalan produksi parts dari prinsipal, serta optimalisasi rantai pasok kompnnen dalam negeri untuk memnuhi TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri)," ujarnya saat dihubungi KabarBursa.com, Kamis, 26 Juni 2025.
Yannes kemudian berujar, bisnis AUTO diramal positif dalam kurun waktu mendatang. Untuk sektor roda empat, performa penjualan mobil besutan PT Astra International Tbk melalui merek Toyota dan Daihatsu, yang masih menguasai pasar otomotif nasional turut menjadi angin segar bagi kelansungan bisnis suku cadang Astra.
"Prospek bisnis parts Astra Otoparts hingga beberapa tahun ke depan masih akan didukung kuat oleh pasar purna jual (aftermarket) yang besar di Indonesia," jelas Yannes.
"Sebab populasi jutaan kendaraan ICE (Internal Combustion Engine) Toyota dan Daihatsu di jalanan yang terus menua, pastinya akan membuat permintaan suku cadang pengganti untuk perawatan dan perbaikan rutin akan tetap tinggi," sambungnya.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), duo Toyota dan Daihatsu masih memuncaki daftar merek mobil terlaris di Indonesia.
Toyota membukukan penjualan ritel (dari dealer ke konsumen) sebanyak 107.096 unit periode Januari-Mei 2025. Sementara Daihatsu mengekori capaian saudaranya dengan penjualan sebesar 56.715 unit.
Khusus Mei tahun ini, Toyota meraih kenaikan penjualan ritel yang menyentuh 20.995 unit, tumbuh drastis 30,6 persen dibanding April 2025. Sedangkan Daihatsu berhasil menjual 11.166 unit produk kendaraannya pada Mei 2025.
Untuk mobil terlaris di Indonesia per Mei 2025, Toyota bersama Daihatsu juga masih mendominasi dalam memasarkan model andalannya di dalam negeri.
Toyota Kijang Innova (Zenix dan Reborn) menyerok penjualan sebesar 5.173 unit, Toyota Avanza mencatatkan penjualan sebesar 3.360 unit, Daihatsu Gran Max Pickup mencatatkan penjualan 3.283 unit, Daihatsu Sigra dengan 3.059 unit, dan Toyota Calya yang terjual 2.480 unit.
Yannes menambahkan, masih perkasanya penjualan mobil kategori ICE di Indonesia membuat bisnis onderdil kendaraan dari AUTO memiliki prospek cerah.
Namun, ia menggaris bawahi, kelangsungan bisnis AUTO bakal terkait dengan arah kebijakan regulator bagi penjualan kendaraan bermesin bakar.
"Astra Otoparts propek sunset-nya di masa mendatang masih panjang dan terletak dari bagaimana kebijakan pemerintah terhadap mobil-mobil ICE yang sudah di atas Rp110 juta tersebut di masa mendatang," pungkas Yannes.
Pergerakan Saham AUTO
Saham PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) terpantau mengalami kenaikan sebesar 2x5 persen dalam waktu lima hari terakhir.
Berdasarkan data perdagangan, Saham AUTO menutup perdagangan di level Rp2.050 per saham pada 26 Juni 2025. Penguatan ini menandai sentimen positif terhadap sektor otomotif yang mulai kembali dilirik sebagai saham undervalued dengan potensi dividen yang menarik.
AUTO kini diperdagangkan dengan price to earnings ratio (P/E ratio) sebesar 4,79 kali, jauh di bawah rata-rata industri yang biasanya berada di kisaran dua digit.
Valuasi yang rendah ini menandakan saham AUTO masih menyimpan potensi apresiasi harga, terutama jika didorong oleh kinerja keuangan yang solid dalam beberapa kuartal ke depan.
Selain itu, daya tarik utama AUTO justru datang dari imbal hasil dividennya yang sangat tinggi yang mencapai 9,27 persem. Angka ini menjadikan AUTO sebagai salah satu saham dengan dividend yield tertinggi di Bursa Efek Indonesia.
Pada perdagangan 26 Juni, saham AUTO bergerak di rentang harga Rp2.000 hingga Rp2.050. Harga pembukaan berada di level Rp2.030, sementara posisi tertinggi menyentuh Rp2.050.
Dibandingkan harga tertinggi dalam 52 pekan terakhir yang mencapai Rp2.620, saham ini cukup memberi ruang bagi potensi kenaikan lebih lanjut yang dipengaruhi prospek industri kendaraan nasional.(*)