KABARBURSA.COM - Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) melakukan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di berbagai fasilitas perusahaan.
DRMA resmi mengumumkan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan total kapasitas terpasang mencapai 4.850 kWp di berbagai fasilitas produksinya.
Dari total kapasitas tersebut, 4.662 kWp menggunakan sistem off-grid dan 188 kWp on-grid, yang dipasang di sejumlah pabrik utama DRMA.
Dengan beroperasinya PLTS ini, DRMA mampu menghasilkan listrik sekitar 7,88 GW per tahun, setara dengan 20 persen dari total konsumsi listrik di seluruh pabrik dan kantor DRMA.
Presiden Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso mengatakan, pemasangan PLTS ini adalah komitmen perusahaan terhadap operasional yang ramah lingkungan dan efisiensi energi.
"Kami percaya, transformasi menuju energi bersih bukan hanya tanggung jawab moral, tetapi juga strategi bisnis yang berkelanjutan untuk menjaga daya saing di industri otomotif," ujar dia dalam keterangannya, dikutip, Selasa, 2 September 2025.
DRMA sendiri menargetkan pemanfaatan maksimal seluruh area atap pabrik untuk instalasi PLTS. Penerapannya mempertimbangkan sejumlah faktor teknis, seperti kekuatan struktur atap, potensi hambatan fisik, dan tingkat paparan sinar matahari yang optimal.
Setiap tahunnya, implementasi ini diproyeksikan mampu menekan emisi karbon hingga 6.135 ton CO₂, setara dengan kemampuan serapan 292.131 pohon. Adapun hingga tahun 2026, DRMA menargetkan tambahan sekitar 1 MWp,dengan rencana peningkatan bertahaphingga mencapai kapasitas optimal yang tersedia.
“Dengan inisiatif energi terbarukan yang dijalankan, DRMA optimistis dapat berkontribusi terhadap terciptanya masa depan industri yang lebih hijau dan berkelanjutan di Indonesia," tutup Irianto.
DRMA Catat Penjualan Rp2,7 Triliun Semester I
DRMA sukses mencatat kinerja solid sepanjang paruh pertama 2025.Penjualan Perseroan tumbuh 8,6 persen secara tahunan menjadi Rp2,7 triliun, dengan laba bersih naik tipis 1,4 persen menjadi Rp245 miliar.
Irianto menyebut pencapaian itu tergolong impresif mengingat kondisi pasar yang masih tertekan akibat perlambatan daya beli, ketidakpastian global, dan pergeseran tren industri.
Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), total penjualan sepeda motor nasional hingga Juni 2025 mengalami koreksi 0,34 persen menjadi 3,1 juta unit. Meski begitu, DRMA justru mampu mencetak pertumbuhan signifikan di segmen kendaraan roda dua.
Penjualan segmen roda dua DRMA pada Semester I 2025 mencapai Rp1,7 triliun atau tumbuh 14 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Segmen ini memberikan kontribusi dominan terhadap total pendapatan, yakni sebesar 63 persen.
Selain segmen roda dua, penopang kinerja lainnya adalah ekspor komponen kendaraan ke pasar internasional, yang tumbuh seiring dengan peningkatan permintaan global akan kendaraan hemat energi.
Irianto mengatakan perusahaan bersyukur bisa mencatatkan pertumbuhan di tengah tekanan industri. “Penjualan di segmen roda dua dan ekspor menjadi kunci keberhasilan kami mengatasi tantangan pasar saat ini,” ujarnya dikutip Selasa, 29 Juli 2025.
Melihat tren permintaan kendaraan listrik yang terus meningkat baik secara global maupun domestik, DRMA sejak 2023 telah menyiapkan strategi jangka panjang melalui pengembangan lini bisnis Dharma Connect (DC), sebuah ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.