KABARBURSA.COM - Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM), Triyono Prijosoesilo, mengungkapkan bahwa penjualan minuman ringan tumbuh sebesar 3,1 persen dari tahun 2022 hingga 2023 (year on year/yoy).
Namun, pertumbuhan ini masih belum menggembirakan karena sebagian besar didorong oleh penjualan air minum dalam kemasan (AMDK).
“Tanpa AMDK, industri ini mengalami penurunan sebesar 2,6 persen. Ini menunjukkan bahwa keberlanjutan industri ini masih belum stabil dan terlalu bergantung pada satu kategori produk,” kata Triyono dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 13 Rabu 2024.
Menurut Triyono, data CAGR dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa industri minuman ringan tidak mengalami pertumbuhan sama sekali dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, produk AMDK dan minuman teh dalam kemasan, yang sebelumnya mendominasi, juga mengalami stagnasi pertumbuhan selama pandemi COVID-19.
Tantangan utama yang dihadapi industri minuman ringan termasuk kondisi geopolitik global, seperti perang Rusia-Ukraina yang mempengaruhi biaya logistik dan rantai pasokan.
Selain itu, kemarau panjang di beberapa negara juga menyebabkan penurunan produktivitas petani dan kenaikan harga bahan baku, sementara tingkat inflasi komponen pangan yang tinggi mengurangi daya beli masyarakat.
Triyono menegaskan bahwa untuk menghadapi tantangan ini, industri minuman ringan perlu beradaptasi dengan kebutuhan konsumen dan mendapatkan dukungan dari pemerintah melalui kebijakan yang tepat. Tujuannya adalah untuk menjaga agar industri minuman ringan tetap menjadi bagian penting dalam ekonomi domestik dan memperkuat posisinya sebagai tuan rumah di negara ini. (*/adi)