KABARBURSA.COM - Wakil Ketua DPR RI, Lodewijk F. Paulus, menekankan urgensi dalam memulihkan dan meningkatkan ekspor Indonesia ke Afrika, terutama di sektor-sektor strategis seperti minyak sawit, tambang, dan produk pertanian, setelah dampak pandemi COVID-19 mulai berkurang.
Pernyataan ini disampaikan setelah dirinya menghadiri pembukaan Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) di Nusa Dua, Bali. Seperti dikutip laman dpr.go.id. Jakarta, Senin 2 September 2024.
Dalam forum tersebut, Lodewijk menyoroti bahwa ekspor Indonesia ke Afrika saat ini masih mengalami defisit yang signifikan, yang diperparah oleh fakta bahwa banyak negara Afrika belum membuka kantor perwakilan diplomatik di Indonesia. “Jika kita lihat, memang potensi ekspor kita masih defisit. Banyak negara di Afrika yang belum membuka kantor perwakilan kedutaan di Indonesia, mereka masih merangkap dengan negara lain,” ujar Lodewijk.
Namun, meskipun menghadapi tantangan tersebut, Lodewijk menegaskan Indonesia harus tetap proaktif dalam melihat potensi ekspor yang ada serta memahami kebutuhan negara-negara Afrika untuk mendorong peningkatan perdagangan. Dia menekankan bahwa sektor minyak sawit dan tambang merupakan dua potensi besar yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Selain itu, produk-produk pertanian juga menjadi fokus utama yang akan didorong untuk meningkatkan ekspor ke benua tersebut. "Kita harus jeli melihat potensi-potensi di Indonesia dan kebutuhan Afrika, sehingga ekspor bisa lebih terdorong," kata politisi Partai Golkar ini.
Dalam konteks yang lebih luas, sektor tambang menjadi salah satu pilar penting dalam perdagangan internasional Indonesia, dan hal ini juga tercermin di pasar saham. Beberapa emiten tambang teratas di bursa saham Indonesia menunjukkan kinerja yang menarik perhatian investor, terutama di tengah pemulihan ekonomi global dan meningkatnya permintaan terhadap komoditas.
Emiten-emiten seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) mencatatkan transaksi terbesar dan berada dalam jajaran teratas di bursa saham. Mereka mencerminkan dinamika pasar serta potensi pertumbuhan di sektor yang menjadi fokus Lodewijk dalam meningkatkan ekspor ke Afrika.
Kinerja Saham ADRO
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) merupakan salah satu emiten yang menunjukkan performa solid di tengah pemulihan ekonomi global. Pada minggu terakhir, harga saham ADRO mengalami kenaikan sebesar 3,70 persen, ditutup pada level Rp3.640 per saham. Kenaikan ini sejalan dengan peningkatan pendapatan bersih yang tercatat sebesar Rp6,82 triliun pada kuartal kedua 2024, yang lebih tinggi dibandingkan kuartal pertama tahun yang sama sebesar Rp5,94 triliun.
Dari sisi profitabilitas, ADRO juga mencatatkan kinerja yang cukup solid dengan rasio pengembalian aset (ROA) sebesar 14,86 persen dan rasio pengembalian ekuitas (ROE) sebesar 21,44 persen. Marjin laba bersih perusahaan mencapai 26,42 persen, menandakan efisiensi operasional yang tinggi. ADRO juga konsisten dalam memberikan dividen kepada pemegang saham, dengan dividen sebesar Rp650,07 per saham dan imbal hasil dividen (dividend yield) mencapai 17,86 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki komitmen untuk memberikan pengembalian yang menarik bagi para investornya.
Klik Halaman Selanjutnya...
ITMG
Di sisi lain, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mencatatkan kinerja yang positif di tengah meningkatnya minat pasar terhadap komoditas tambang. Harga saham ITMG naik sebesar 2,39 persen dalam minggu terakhir, ditutup pada level Rp27.800 per saham. Namun, perusahaan ini mengalami penurunan pendapatan bersih pada kuartal kedua 2024 yang hanya mencapai Rp1,13 triliun, turun dari Rp1,86 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Meskipun mengalami penurunan dalam pendapatan, ITMG menunjukkan efisiensi operasional yang cukup baik dengan marjin laba bersih sebesar 12,06 persen. Dividen yang dibagikan ITMG juga menarik perhatian, dengan jumlah sebesar Rp4.407 per saham dan dividend yield mencapai 15,85 persen. Ini menunjukkan bahwa perusahaan tetap memiliki strategi yang kuat dalam menjaga kepuasan investor melalui pengembalian yang menarik.
GEMS
PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) menonjol sebagai salah satu emiten dengan kinerja saham yang luar biasa. Harga saham GEMS melonjak hingga 30,18 persen dalam minggu terakhir, ditutup di level Rp14.450 per saham. Meskipun pendapatan bersih GEMS pada kuartal kedua 2024 sedikit menurun menjadi Rp2,47 triliun dibandingkan kuartal pertama yang sebesar Rp2,72 triliun, tingkat profitabilitas perusahaan ini sangat tinggi.
GEMS mencatatkan rasio pengembalian aset (ROA) sebesar 42,88 persen dan rasio pengembalian ekuitas (ROE) sebesar 67,99 persen, dengan marjin laba bersih mencapai 22,34 persen. Efisiensi operasional yang tinggi ini memungkinkan GEMS untuk terus menarik minat investor. Perusahaan ini juga membagikan dividen sebesar Rp642,63 per saham, dengan yield 4,45 persen, menunjukkan komitmen untuk memberikan pengembalian yang signifikan kepada para pemegang sahamnya.
ANTM
Tidak semua emiten tambang mengalami kinerja yang serupa. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menghadapi tantangan yang cukup berat, terlihat dari penurunan harga sahamnya sebesar 5,74 persen dalam minggu terakhir, dengan harga penutupan pada level Rp1.395 per saham. Meskipun demikian, ANTM berhasil meningkatkan pendapatan bersihnya pada kuartal kedua 2024, mencapai Rp1,31 triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp227 miliar.
Namun, dari sisi profitabilitas, ANTM masih menunjukkan kelemahan dengan rasio pengembalian aset (ROA) sebesar 6,99 persen dan rasio pengembalian ekuitas (ROE) sebesar 9,38 persen. Meskipun demikian, ANTM tetap mempertahankan kebijakan dividen yang stabil, membagikan dividen sebesar Rp128,07 per saham dengan yield sebesar 9,18 persen. Ini mencerminkan upaya perusahaan untuk tetap memberikan nilai kepada para pemegang sahamnya, meskipun sedang menghadapi tantangan operasional.
AKRA
PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menunjukkan kinerja yang stabil meskipun mengalami sedikit penurunan harga saham sebesar 0,33 persen dalam minggu terakhir, ditutup pada level Rp1.490 per saham. Pada kuartal kedua tahun 2024, pendapatan bersih AKRA tercatat sebesar Rp408 miliar, turun dari Rp595 miliar pada kuartal pertama tahun yang sama. Namun, secara tahunan, pendapatan perusahaan di-annualized mencapai Rp2,006 triliun, yang meski lebih rendah dibandingkan tahun 2023, tetap menunjukkan stabilitas dalam kinerja keuangan.
AKRA mencatatkan rasio pengembalian aset (ROA) sebesar 9,66 persen dan rasio pengembalian ekuitas (ROE) sebesar 24,32 persen, dengan marjin laba bersih mencapai 4,61 persen. Meskipun marjin ini lebih rendah dibandingkan beberapa emiten tambang lainnya, AKRA tetap menunjukkan efisiensi operasional yang memadai. Perusahaan ini juga menawarkan dividen sebesar Rp125 per saham, dengan dividend yield 8,39 persen, menunjukkan komitmen perusahaan dalam memberikan pengembalian tunai yang stabil bagi para pemegang sahamnya.
Secara keseluruhan, Lodewijk F. Paulus menekankan potensi ekspor ke Afrika, terutama di sektor tambang, merupakan peluang besar yang harus dimanfaatkan oleh Indonesia. Kinerja kuat dari emiten-emiten tambang seperti ADRO, ANTM, ITMG, dan GEMS, dan AKRA di bursa saham mencerminkan potensi besar yang bisa digunakan untuk memperkuat perdagangan bilateral antara Indonesia dan negara-negara Afrika.
Dengan memperhatikan tren pertumbuhan dan dinamika pasar global, diharapkan Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam perdagangan komoditas tambang di Afrika dan wilayah lainnya. Kinerja emiten-emiten tersebut di pasar saham juga menjadi indikator penting bagi investor untuk terus memantau dan memanfaatkan peluang investasi yang ada di sektor tambang.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.