KABARBURSA.COM - Usai tampil di event seafood berskala internasional di Busan, Korea Selatan (Korsel), Relawan Incorporated berhasil melakukan kesepakatan dengan calon pembeli (buyer) dari negeri ginseng tersebut.
Founder Relawan Incorporated, Utje Gustaaf Patty mengatakan beberapa komunitas dan pengusaha makanan Indonesia diundang untuk tampil di festival kuliner yang digelar di Busan, Korsel.
“Event-nya dari tanggal 6-8 November 2024. Selain kami, beberapa pelaku dan komunitas penggerak wirausaha juga diundang,” Utje Gustaaf Patty, Sabtu, 9 November 2024.
Sepanjang event digelar, Utje menyebut warga Korsel sangat antusias terhadap produk-produk olahan makanan laut dari Indonesia.
Bahkan, ungkap Ketua Umum BaraJP ini, tak jarang pengunjung yang datang ke stand kuliner Indonesia menikmati langsung sajian.
“Kami memang menyediakan makanan yang sudah siap disajikan, jadi bisa langsung dinikmati,” jelas Utje.
Utje mengungkapkan, keikutsertaan Relawan Incorporated merupakan salah satu upaya menciptakan kemandirian ekonomi, khususnya bagi nelayan dan masyarakat pesisir.
Ke depannya, ungkap Utje, pihaknya akan mewadahi para Relawan Incorporated yang concern dalam bidang pemberdayaan ekonomi di dalam naungan koperasi, sehingga permasalahan pendanaan tidak menjadi kendala dalam mengembangkan dan memasarkan produk-produknya.
Selain itu, para Relawan Incorporated didorong melakukan hilirisasi untuk memaksimalkan nilai ekonomi produknya.
Dia menyebutkan, produk-produk makanan laut yang disajikan ditampilkan di event seafood Busan merupakan hasil budidaya para Relawan Incorporated, seperti rajungan, cumi, gurita, kepiting, rumput laut dan sebagainya.
Lanjut Utje, sepulang dari Korsel, Relawan Incorporated langsung menyiapkan pesanan yang dipesan buyer. Dia memastikan, kualitas dan originalitasnya terjaga dengan baik.
Namun, Utje enggan menyebutkan nilai kontrak yang telah disepakati dengan buyer asal Korsel tersebut, dengan alasan tidak etis.
“Pastinya ini sebuah kemajuan bagi kami dan menjadi penyemangat bagi kami untuk dapat mandiri secara ekonomi. Kami bertekad menciptakan masyarakat yang mandiri dan berorientasi ekspor,” ucapnya.
Dia pun mengucapkan terima kasih kepada Atase Perdagangan RI di Korsel yang memfasilitasi pelaku-pelaku usaha Indonesia di bidang makanan laut dapat tampil di event seafood Busan.
“Terima kasih kepada Bapak Eko Prilianto, Atase Perdagangan RI di Korea. Ini sebuah kehormatan dan peluang yang tak boleh kami sia-siakan,” imbuhnya.
“Mudah-mudahan ke depannya kami dapat tampil di negara-negara lainnya berkat dukungan dari perwakilan pemerintah Indonesia di negara-negara sahabat," sambung Utje.
Udang Vaname Indonesia Jadi Makanan Favorit di Mesir
Pemerintah Indonesia akan menggenjot ekspor udang vaname ke pasar Mesir. Pasalnya, masyarakat negara Piramida tersebut menggemarinya.
Duta Besar (Dubes) RI untuk Mesir Lutfi Rauf mengatakan masyarakat di Mesir sangat menyukai produk perikanan dan hasil laut Indonesia.
“Konsumen Mesir sangat menyukai produk perikanan dan hasil laut Indonesia, termasuk produk udang vaname. Ini membuktikan bahwa udang vaname dari Indonesia memiliki kualitas dan daya saing yang tinggi. Momentum ini diharapkan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan volume ekspor ke pasar Mesir,” kata Lutfi dalam siaran pers Kementerian Perdagangan yang dikutip, Rabu, 23 Oktober 2024.
Salah satu upaya menggenjot ekspor udang Vaname adalah dengan mengunjungi tambak budi daya udang vaname milik PT Esaputlii Prakarsa Utama (EPU) di Kabupaten Parigi Mautong, Sulawesi Tengah pada Rabu, 16 Oktober lalu.
Lutfi mengatakan, kunjungan itu merupakan bentuk dukungan pemerintah kepada PT EPU yang memiliki ketersediaan produk udang Vaname untuk memenuhi permintaan pasar nasional.
“Selain itu, PT EPU diharapkan dapat memenuhi permintaan pasar Timur Tengah, khususnya pasar Mesir,” ujar Lutfi.
Atase Perdagangan Kairo M Syahran Bhakti S mengatakan, adanya sistem digitalisasi data operasional udang saat ini akan memberikan keberlanjutan usaha bagi PT EPU.
Sistem digitalisasi data juga diharapkan dapat mendatangkan pembeli potensial dari Mesir dan negara-negara lain di sekitarnya.
Dia membeberkan, nilai produk perikanan dan hasil laut dengan kode sistem harmonisasi atau HS code 1640 yang diekspor ke Mesir pada 2023 mencapai USD2 juta atau setara Rp30 miliar.
Di sisi lain, ekspor produk ikan beku dengan kode sistem harmonisasi 0303 berhasil meraup USD855.000 atau setara Rp13,2 miliar.
Sementara itu, Direktur Utama PT EPU Ahmad Bhakty Baramul menyatakan, pihaknya telah membuka tambak udang Vaname seluas 245,96 hektar di Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah.
“Kami berharap dapat melakukan panen sebanyak tiga kali dalam setahun. Hasil panen ini diharapkan dapat menghasilkan produksi udang vaname sejumlah 12,4 ribu ton,” ungkap Bhakty.
Jumlah tersebut, lanjutnya, untuk memenuhi permintaan domestik seluruh Nusantara dan diharapkan dapat memenuhi permintaan ekspor dari berbagai negara seperti Amerika Serikat (AS), Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, Australia, Uni Eropa, hingga negara-negara di Asia dan Timur Tengah. (*)