Logo
>

TBIG Suguhkan Kupon Obligasi hingga 6,75 Persen, Nilai Rp2 Triliun

Ditulis oleh Syahrianto
TBIG Suguhkan Kupon Obligasi hingga 6,75 Persen, Nilai Rp2 Triliun

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menawarkan kupon dengan kisaran 6,45 persen hingga 6,75 persen dalam penerbitan Obligasi Berkelanjutan VI Tahap IV tahun 2024 dengan nilai sebesar Rp2 triliun.

    Dalam prospektus yang diterbitkan pada Rabu, 13 November 2024, disebutkan bahwa obligasi ini merupakan bagian dari program Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan VI dengan total target dana sebesar Rp20 triliun. Sebelumnya, perseroan telah menerbitkan obligasi berkelanjutan senilai Rp5,71 triliun. Pada tahap IV kali ini, perseroan menerbitkan obligasi senilai Rp2 triliun yang terbagi menjadi dua seri.

    Seri A memiliki nilai pokok Rp1,24 triliun dengan bunga tetap sebesar 6,45 persen dan tenor 370 hari, sementara Seri B memiliki nilai pokok Rp756,93 miliar dengan bunga tetap 6,75 persen dan tenor 3 tahun.

    Penjamin pelaksana emisi obligasi dan penjamin emisi obligasi terdiri dari Indo Premier Sekuritas, Trimegah Sekuritas, CIMB Niaga Sekuritas, DBS Vickers Sekuritas, Aldiracita Sekuritas, BRI Danareksa Sekuritas, dan OCBC Sekuritas. Bank Tabungan Negara (BTN) bertindak sebagai wali amanat dalam penerbitan obligasi ini.

    Perseroan menargetkan masa penawaran umum berlangsung pada 25-27 November 2024, dengan tanggal penjatahan pada 29 November 2024.

    Dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi ini akan dialokasikan untuk beberapa keperluan: sebesar Rp1,51 triliun akan digunakan untuk melunasi Obligasi Berkelanjutan VI Tahap II tahun 2023 yang jatuh tempo pada 15 Desember 2024, Rp230 miliar untuk melunasi sebagian pokok utang kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang jatuh tempo pada 5 Desember 2024, dan sisanya akan dialokasikan untuk pelunasan sebagian pokok utang kepada PT Bank UOB Indonesia yang jatuh tempo pada 5 Desember 2024.

    TBIG Masih Bukukan Laba

    PT Tower Bersama Infrastructure Tbk mencatat pendapatan sebesar Rp5,12 triliun hingga 30 September 2024, mengalami kenaikan dari Rp4,95 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

    Dalam laporan keuangan yang dirilis Jumat, beban pokok pendapatan tercatat naik menjadi Rp1,44 triliun dari Rp1,37 triliun, sehingga laba kotor meningkat menjadi Rp3,67 triliun dari Rp3,58 triliun.

    Beban usaha pun mengalami kenaikan, mencapai Rp437,96 miliar dari sebelumnya Rp377,11 miliar. Laba operasi tercatat naik tipis menjadi Rp3,24 triliun dibandingkan Rp3,20 triliun pada tahun sebelumnya.

    Pada laba sebelum pajak, TBIG mencatat peningkatan ke Rp1,26 triliun dari Rp1,25 triliun, dengan laba bersih naik menjadi Rp1,16 triliun dibandingkan Rp1,11 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

    Jumlah liabilitas menurun tipis menjadi Rp34,00 triliun hingga 30 September 2024 dari Rp34,60 triliun pada 31 Desember 2023. Sementara itu, jumlah aset berkurang menjadi Rp46,21 triliun dari sebelumnya Rp46,96 triliun pada akhir 2023.

    TBIG mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,7 miliar pada kuartal I-2024. Angka itu naik 5,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp1,61 miliar. Hal itu ditopang oleh pertumbuhan organik yang dilakukan perseroan.

    TBIG memiliki 41.810 penyewaan dan 22.955 sites telekomunikasi per 31 Maret 2024. Sites telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 22.838 menara telekomunikasi dan 117 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 41.693, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,83 kali.

    “Dengan senang hati kami melaporkan kuartal yang kuat lagi untuk pertumbuhan organik, dengan penambahan 837 penyewaan kotor yang terdiri dari 509 sites telekomunikasi dan 328 kolokasi. Kemampuan terbukti kami dalam membangun infrastruktur di seluruh kepulauan Indonesia yang beragam memastikan bahwa kami tetap menjadi mitra utama bagi operator telekomunikasi Indonesia,” komentar Hardi Wijaya Liong, CEO TBIG, 2 Mei 2024.

    Per 31 Maret 2024, total pinjaman (debt) Perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata uang US Dollar yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp27.730 miliar dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp627 miliar.

    Dengan saldo kas yang mencapai Rp696 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp27.034 miliar. Menggunakan EBITDA kuartal pertama 2024 yang disetahunkan, rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,6 kali.

    “Kami terus aktif berpartisipasi di pasar pinjaman Rupiah lokal dan pasar obligasi Rupiah, dengan sebagian besar utang kami dalam denominasi Rupiah Indonesia. Pada bulan Februari, kami menerbitkan Obligasi VI Tahap III senilai IDR 2,7 triliun dengan tenor 1 tahun dan tingkat bunga tetap 6,75 peraen selama 370 hari,” komentar Helmy Yusman Santoso, CFO TBIG. (*)

     

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.