KABARBURSA.COM - Saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) tengah berada di persimpangan strategi. Rekomendasi analis Kalvin Lie yang menyarankan strategi buy on weakness di area 1.160–1.200 justru bertolak belakang dengan sinyal teknikal harian yang menunjukkan tren “jual” cukup kuat.
Kondisi ini menimbulkan dilema bagi investor, apakah saatnya memanfaatkan koreksi untuk mengoleksi saham energi ini, atau justru lebih aman menunggu konfirmasi penguatan baru?
Pergerakan saham TOBA pada sesi pertama perdagangan Kamis, 25 September 2025, menunjukkan harga dibuka di 1.225, menyentuh level tertinggi 1.230, dan terendah 1.175. Secara teknikal, saham ini berada dalam tekanan jangka pendek.
Indikator harian memperlihatkan kecenderungan melemah dengan rangkuman “sangat jual”. Dari 9 indikator teknikal, 7 di antaranya memberi sinyal jual, sementara hanya 1 yang mendukung beli.
RSI berada di level 48, mendekati netral, namun indikator Stochastic, Williams %R, dan CCI semuanya berada di area jenuh jual, menandakan pelemahan momentum yang cukup dalam.
Moving average pun terbagi. Jangka pendek, baik MA5, MA10, maupun MA20, memberi sinyal jual karena harga berada di bawah rata-rata. Namun, jangka menengah-panjang, seperti MA50, MA100, hingga MA200, masih berada di zona beli, menandakan tren besar masih positif meskipun tertekan di fase koreksi.
Kondisi ini sejalan dengan pola harga TOBA yang sudah naik signifikan dari level terendah 270 dalam setahun terakhir ke level saat ini, mendekati 1.200–1.300.
Di sisi lain, strategi buy on weakness yang direkomendasikan Kalvin Lie menekankan pentingnya level support 1.160 sebagai area pertahanan kunci. Selama level ini tidak jebol, potensi rebound masih terbuka dengan target jangka pendek di sekitar 1.240–1.300. Namun, jika support ini ditembus, risiko koreksi lebih dalam tidak bisa diabaikan.
Bagi investor, dilema ini menuntut disiplin manajemen risiko. Mereka yang mengikuti strategi buy on weakness perlu menyiapkan stop loss ketat di bawah 1.160. Sementara bagi yang lebih konservatif, menunggu konfirmasi pembalikan tren, misalnya harga kembali stabil di atas MA20 atau munculnya sinyal beli dari indikator momentum. Strategi ini akan lebih aman.
Dengan kapitalisasi pasar Rp9,87 triliun dan dividend yield 1,69 persen, TOBA masih menarik di sektor energi. Namun, volatilitas tinggi menuntut kewaspadaan.
Strategi terbaik saat ini adalah mengombinasikan disiplin teknikal dengan pandangan fundamental jangka panjang, mengingat TOBA juga tengah bertransformasi ke arah energi baru terbarukan.
Jadi, perbedaan antara sinyal teknikal yang cenderung “jual” dan rekomendasi buy on weakness menunjukkan bahwa TOBA sedang berada di fase kritis.
Investor agresif bisa memanfaatkan area support 1.160–1.200 untuk akumulasi dengan kontrol risiko ketat, sementara investor defensif sebaiknya menunggu konfirmasi arah tren baru sebelum menambah posisi.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.