KABARBURSA.COM – Bitcoin (BTC) bergerak melemah pada perdagangan Rabu pagi, 24 Desember 2025. Hari ini, BTC berada di kisaran USD87.200, melemah sekitar 1 persen. Meski begitu, tekanan jual BTC mulai kehilangan momentum. Tarik-menarik antara pembeli dan penjual masih berlangsung intens, meski tanpa arah tren yang tegas.
Saat ini, BTC bergerak dalam rentang harian yang cukup lebar, yaitu low di area USD86.500 dan high di atas USD88.300. Jika dilihat dari grafik harian, struktur pergerakannya masih memperlihatkan pola lower high dan lower low sejak puncak di kisaran USD120 ribu pada Oktober lalu.
Penurunan ini bertahap, bukan terjun bebas. Koreksi terkontrol dengan beberapa fase pantulan teknikal. Areanya ada di USD85.000 hingga USD88.000, yang menjadi zona keseimbangan baru, di mana tekanan jual mulai melemah dan minat beli belum cukup kuat untuk mendorong pembalikan tren.
Apabila dilihat dari volume, lonjakan sudah terjadi saat fase penurunan tajam pada November. Belakangan volume cenderung turun dan datar, menandakan berkurangnya agresivitas di kedua sisi. Hal ini membentuk sentimen yang cenderung hati-hati.
Terlebih, tidak adanya katalis baru membuat investor memilih untuk menahan posisi. Dan secara psikologis, pasar sedang mencerna reli besar sebelumnya serta menyesuaikan ekspektasi valuasi. Untuk saat ini, tekanan jual yang masih muncul lebih bersifat profit taking lanjutan dan rebalancing portofolio akhir tahun, bukan panic selling.
Hal serupa terjadi pada BTCIDR. Harga Bitcoin dalam rupian bergerak di sekitar Rp1,46 miliar per koin, melemah 1,1 persen. Secara struktur, grafiknya nyaris identik dengan BTC/USD, dengan tren turun yang mulai melandai setelah penurunan tajam dari area Rp2 miliar.
Namun ada satu faktor tambahan di BTCIDR, yakni efek nilai tukar. Stabilnya rupiah membuat volatilitas BTCIDR relatif murni mencerminkan pergerakan Bitcoin global, tanpa distorsi besar dari kurs.
Volume transaksi di pasar rupiah juga menunjukkan pola yang sama, di mana puncak volume terjadi saat fase distribusi besar, lalu menyusut saat harga memasuki fase konsolidasi.
Dari sisi sentimen, pasar kripto saat ini berada di titik kritis antara konsolidasi sehat dan potensi breakdown lanjutan. Selama area USD85 ribu pada BTC atau sekitar Rp1,43–1,45 miliar pada BTCIDR mampu dipertahankan, peluang stabilisasi dan pantulan teknikal tetap terbuka.
Namun absennya volume beli yang signifikan membuat setiap kenaikan masih rawan terhenti sebagai dead cat bounce. Sebaliknya, jika area support tersebut ditembus dengan volume besar, tekanan jual berpotensi kembali meningkat dan membuka ruang koreksi lanjutan.
Ke depan, arah pergerakan Bitcoin sangat bergantung pada dua faktor utama. Pertama adalah dinamika likuiditas global dan sikap investor risiko menjelang akhir tahun, yang cenderung defensif.
Kedua adalah muncul atau tidaknya katalis baru yang mampu mengubah narasi pasar, baik dari sisi institusional maupun kebijakan. Untuk saat ini, pasar lebih mencerminkan fase menunggu: tidak lagi panik, tetapi juga belum percaya diri untuk kembali agresif.
Dengan demikian, gerak Bitcoin dalam jangka pendek lebih berpeluang bergerak sideways dengan bias lemah, membangun basis harga di zona saat ini. Ini adalah fase di mana pasar menguji kesabaran pelaku, sebelum menentukan apakah konsolidasi ini akan menjadi fondasi pemulihan berikutnya atau sekadar jeda sebelum koreksi lanjutan.(*)