KABARBURSA.COM - Rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen pada 1 Januari 2025, mendapat tanggapan dari PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA). Dalam laporan hasil public expose PJAA, Selasa, 24 Desember 2024, Direktur Utama PJAA Winarto, menegaskan bahwa kenaikan tarif PPN ini akan memberikan dampak pada berbagai industri, termasuk sektor pariwisata yang menjadi inti bisnis Ancol.
Winarto mengakui, penerapan PPN 12 persen akan mempengaruhi operasional dan daya tarik wisata kawasan rekreasi seperti Ancol. Namun, ia juga menekankan pentingnya perspektif yang lebih luas, di mana kenaikan PPN harus menjadi instrumen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat dan mendorong peningkatan daya beli. Dalam pandangannya, roda perekonomian yang terus berputar melalui belanja masyarakat dapat menjadi katalis bagi sektor pariwisata untuk berkembang.
Dalam data yang disajikan, Ancol tetap menjadi destinasi wisata unggulan bagi masyarakat. Hingga September 2024, kawasan pantai Ancol mencatat kunjungan sebanyak 7,5 juta orang, menjadikannya wahana paling favorit bagi para pengunjung.
Sementara itu, Dunia Fantasi (Dufan), sebagai salah satu ikon hiburan di kawasan tersebut, menarik 1,6 juta pengunjung pada periode yang sama. Angka-angka ini mencerminkan tingginya antusiasme masyarakat terhadap Ancol sebagai tujuan wisata keluarga.
Rencana dan Inovasi di 2025
Dalam menatap tahun 2025, Ancol telah menyusun berbagai strategi inovatif untuk mempertahankan daya tariknya di tengah tantangan kenaikan tarif PPN. Salah satu langkah yang akan diambil adalah renovasi cottage. Pembaruan ini akan memberikan wajah baru pada fasilitas akomodasi, yang tentunya menjadi lebih menarik dan nyaman bagi pengunjung.
Selain itu, salah satu perusahaan pengelola kawasan rekreasi ternama di Indonesia ini juga akan menerapkan strategi dynamic pricing yang diharapkan mampu memberikan fleksibilitas dalam menentukan harga sesuai dengan kondisi pasar dan tingkat kunjungan.
Tidak hanya itu, Ancol juga akan menghadirkan fasilitas tambahan berupa sentral parkir dan depo MRT untuk meningkatkan kemudahan akses pengunjung. Dengan semakin memudahkan transportasi dan parkir, manajemen berharap dapat menarik lebih banyak pengunjung dari berbagai kalangan.
Langkah lain yang menarik perhatian adalah rencana penggunaan robot canggih yang didatangkan dari Amerika Serikat dan China. Robot-robot ini diharapkan mampu memberikan pengalaman wisata yang lebih interaktif dan modern bagi pengunjung.
Dalam konteks kenaikan PPN, Winarto menyampaikan harapannya bahwa kebijakan ini dapat berdampak positif bagi ekonomi nasional. Dengan bertambahnya perputaran uang di masyarakat, sektor pariwisata seperti Ancol memiliki peluang besar untuk terus berkembang.
Pendekatan holistik seperti ini tidak hanya memastikan keberlanjutan bisnis Ancol tetapi juga berkontribusi pada perekonomian yang lebih luas. Inovasi dan adaptasi menjadi kunci keberhasilan Ancol dalam menjaga posisinya sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia.
Pergerakan Saham Harian
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) menghadapi tantangan kinerja keuangan yang signifikan pada 2024. Diketahui, laba bersih turun sebesar 41 persen hingga September 2024, yang tercatat hanya mencapai Rp100,59 miliar. Meski demikian, manajemen perusahaan tetap optimis dan berkomitmen untuk memulihkan kinerjanya di tahun 2025 melalui berbagai langkah strategis dan inovasi.
Mengutip data Stockbit pada hari ini pukul 15.42 WIB, saham PJAA menunjukkan performa yang positif dalam perdagangan terkini, dengan kenaikan harga sebesar 1,82 persen. Saham ini ditutup di level Rp560, meningkat dari harga penutupan sebelumnya di Rp550. Lonjakan ini menunjukkan optimisme pasar terhadap emiten pengelola kawasan wisata terbesar di Jakarta tersebut.
Pada sesi perdagangan, saham PJAA dibuka di angka Rp550, bergerak di rentang harga Rp545 sebagai level terendah dan Rp560 sebagai level tertinggi. Aktivitas perdagangan terbilang aktif dengan volume transaksi mencapai 989 lot, menghasilkan nilai transaksi total sebesar Rp54,2 miliar. Harga rata-rata saham yang tercatat pada hari tersebut berada di angka Rp548, menunjukkan tren beli yang stabil.
Secara teknikal, saham ini masih berada jauh dari level batas atas (Auto Rejection Atas/ARA) di Rp685, menunjukkan potensi kenaikan yang masih terbuka lebar, terutama jika didukung oleh sentimen positif dan fundamental perusahaan yang kuat. Di sisi lain, level batas bawah (Auto Rejection Bawah/ARB) di Rp414 memberikan ruang perlindungan yang cukup bagi investor dalam menghadapi volatilitas.
Pergerakan harga saham ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap rencana transformasi dan inovasi yang telah diumumkan oleh manajemen PJAA. Komitmen untuk melakukan renovasi fasilitas, memperkenalkan teknologi baru, serta memperluas akses transportasi melalui depo MRT, menjadi katalis positif yang mendorong ekspektasi pasar terhadap kinerja masa depan perusahaan.
Momentum positif ini juga diiringi oleh strategi penyesuaian harga dinamis yang sedang direncanakan perusahaan. Hal ini diharapkan mampu memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam menarik pengunjung dan meningkatkan pendapatan.
Dengan data kunjungan yang solid dan upaya inovasi yang berkelanjutan, saham PJAA memiliki peluang untuk melanjutkan penguatannya dan menjadi pilihan menarik bagi para investor yang mencari peluang pertumbuhan di sektor pariwisata.(*)