KABARBURSA.COM - Gelaran kompetisi sepak bola EURO 2024 di Jerman diprediksi akan memberikan dorongan ekonomi yang signifikan sebagai tuan rumah. Menurut laporan dari lembaga penelitian Ifo yang dilansir oleh Reuters pada Minggu, 16 Juni 2024, diperkirakan akan terjadi peningkatan ekonomi sekitar US$1,07 miliar atau sekitar Rp17,5 triliun (dengan kurs Rp16.390) selama periode perhelatan Euro 2024.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa peningkatan ekonomi ini akan didorong oleh kunjungan wisatawan asing yang datang ke Jerman untuk menyaksikan pertandingan sepak bola. Sektor perhotelan dan ritel makanan diprediksi akan menjadi yang paling diuntungkan dari gelaran kompetisi sepak bola bergengsi ini di benua biru.
Prediksi dari Ifo juga menunjukkan bahwa Euro 2024 akan menarik lebih dari 600.000 wisatawan asing dan akan ada tambahan 1,5 juta malam penginapan selama berlangsungnya turnamen ini. Angka ini sebanding dengan dampak ekonomi yang ditimbulkan saat Jerman menjadi tuan rumah Piala Dunia pada 2006.
Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa efek ekonomi dari Euro 2024 kemungkinan akan bersifat sementara dan berumur pendek. Setelah turnamen selesai, pertumbuhan ekonomi Jerman diprediksi akan kembali ke level semula. Kementerian Perekonomian Jerman juga memperkirakan adanya perbaikan sementara pada sektor-sektor yang berhubungan dengan konsumen, mengingat penjualan ritel yang masih lesu tahun ini, meskipun dampaknya diperkirakan tidak sebesar saat Piala Dunia 2006.
Para ahli sepakat bahwa dampak keseluruhan Euro 2024 terhadap ekonomi Eropa terbesar juga akan tergantung pada performa tim nasional Jerman di turnamen tersebut.
Total Nilai Hadiah yang Diperebutkan
Persatuan Sepak Bola Eropa, atau Union of European Football Associations (UEFA), telah menyiapkan hadiah uang sebesar 331 juta euro atau sekitar US$360 juta, setara dengan sekitar Rp5,7 triliun (dengan kurs Rp16.073) bagi 24 tim sepak bola yang akan berlaga.
Menurut laporan Fox Sport pada Kamis, 23 Mei 2024, total dana ini setara dengan yang diberikan pada Euro 2020 yang tertunda akibat pandemi, dan 20 kali lipat lebih banyak dari hadiah yang diberikan kepada tim sepak bola putri pada Euro 2022. Setiap dari 24 tim akan menerima setidaknya 9,25 juta euro dalam turnamen ini.
UEFA menyatakan, tim nasional pemenang Euro 2024 berpotensi mendapatkan maksimal 28,25 juta euro jika berhasil memenangkan ketiga pertandingan dalam babak penyisihan grup. Para pemain yang terpilih untuk mewakili timnas juga akan mendapat tarif harian yang mencapai beberapa ribu euro per pemain selama pertandingan kualifikasi Euro 2024.
UEFA telah mengalokasikan bayaran yang lebih besar bagi pemenang Euro 2024 dibandingkan total hadiah yang diberikan kepada tim sepak bola putri pada Euro 2022, yang pada waktu itu sebesar 16 juta euro untuk 16 tim yang berpartisipasi.
Sebelumnya, UEFA juga telah mengalokasikan 140 juta euro untuk klub-klub yang melepas lebih dari 550 pemain yang dibutuhkan untuk keperluan Euro 2024.
Dana sisanya sebesar 100 juta euro akan dialokasikan sesuai dengan partisipasi seluruh tim nasional dalam pertandingan kualifikasi dan dua edisi Nations League.
UEFA berharap bahwa Euro 2024 akan menghasilkan pendapatan komersial sekitar US$2,61 miliar, menandai pentingnya turnamen ini dalam konteks ekonomi sepak bola Eropa.
Perekonomian Jerman
Jerman, sebagai kekuatan ekonomi utama di Eropa dan global, telah memainkan peran penting dalam perekonomian dunia sejak era industrialisasi dan kapitalisme industri. Negara ini tidak hanya menjadi motor ekonomi yang kuat tetapi juga inovator dalam berbagai sektor ekonomi.
Pada 2008, Jerman menduduki peringkat sebagai ekonomi terbesar keempat di dunia berdasarkan PDB dan terbesar kelima berdasarkan pendapatan nasional bruto. Ekspor memainkan peran kunci dalam perekonomian Jerman, dengan sekitar sepertiga dari output negara ini berasal dari sektor ekspor. Pada 2011, Jerman bahkan menempati peringkat ketiga sebagai eksportir terbesar di dunia, dengan nilai ekspor mencapai 1,409 triliun dolar AS.
Meskipun Jerman memiliki sedikit sumber daya alam yang tersedia secara domestik, negara ini berhasil memanfaatkan kekuatan industri dan teknologi untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi seperti mobil, mesin, logam, dan bahan kimia. Jerman juga menjadi produsen utama teknologi energi terbarukan seperti turbin angin dan teknologi tenaga surya.
Sektor jasa memainkan peran dominan dalam kontribusi terhadap PDB Jerman, menyumbang sekitar 70 persen dari total, diikuti oleh sektor industri dengan 29,1 persen, dan pertanian hanya menyumbang 0,9 persen. Berbagai pameran perdagangan terbesar di dunia diadakan di kota-kota Jerman seperti Hanover, Frankfurt, dan Berlin, yang menjadi pusat perdagangan global.
Jerman juga menjadi tuan rumah bagi banyak perusahaan multinasional terkemuka yang berkantor pusat di negara ini. Perusahaan-perusahaan seperti Volkswagen, Daimler, Siemens, dan Deutsche Bank adalah beberapa dari 37 perusahaan Jerman yang masuk dalam daftar Fortune Global 500. Perusahaan-perusahaan besar ini tidak hanya beroperasi di dalam negeri tetapi juga memiliki pengaruh global yang signifikan di berbagai sektor, termasuk otomotif, kimia, teknologi, dan keuangan.
Selama periode antara 1991 dan 2010, Jerman juga menjadi aktor utama dalam pasar merger dan akuisisi di dunia, dengan total nilai transaksi mencapai miliaran euro. Transaksi besar seperti akuisisi Mannesmann oleh Vodafone dan merger antara Daimler-Benz dengan Chrysler mencerminkan kekuatan dan dominasi perusahaan Jerman dalam pasar global.
Dengan pengaruhnya yang kuat dalam ekonomi global dan inovasi yang berkelanjutan, Jerman terus memainkan peran penting sebagai salah satu kekuatan ekonomi utama di dunia, menghadirkan tantangan dan peluang dalam perekonomian global yang terus berubah.(*)