KABARBURSA.COM - Saham PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) bergerak terkoreksi tipis usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Saham ditutup melemah 0,61 persen ke level Rp3.280.
Meski demikian, tekanan yang muncul pada perdagangan terakhir tampak lebih sebagai jeda sehat setelah penguatan cukup signifikan dalam beberapa pekan sebelumnya, alih-alih menandakan perubahan tren besar.
Secara teknikal, mayoritas indikator justru memberi sinyal positif yang solid. Rangkuman indikator memperlihatkan status “sangat beli”, dengan delapan indikator kunci menyarankan posisi akumulasi.
Relative Strength Index (RSI) berada di level 61, menandakan tren masih sehat dan belum memasuki area jenuh beli. MACD bergerak positif dengan momentum penguatan, sementara indikator seperti Commodity Channel Index (CCI) dan Ultimate Oscillator juga memperkuat sinyal bullish.
Kendati demikian, ada catatan bahwa Stochastic RSI dan Williams %R sudah berada di area overbought, yang berarti potensi konsolidasi jangka pendek bisa terjadi.
Gambaran lebih meyakinkan terlihat dari rata-rata pergerakan (moving averages). Semua garis utama—MA5, MA10, MA20, hingga MA200—menunjukkan sinyal beli, menegaskan tren jangka menengah dan panjang masih dalam pola penguatan.
Level pivot juga mengindikasikan support kuat di kisaran Rp3.234–Rp3.274, dengan potensi rebound menuju area resistance Rp3.314–Rp3.354 jika momentum kembali pulih.
Dari sudut pandang investor, koreksi tipis pasca-RUPSLB justru membuka ruang untuk strategi buy on weakness. Likuiditas yang stabil, prospek pertumbuhan pendapatan dari bisnis digital, serta posisi Telkom sebagai pemain dominan di sektor telekomunikasi menjadi alasan fundamental yang mendukung outlook jangka panjang.
Tekanan sesaat lebih banyak dipicu oleh aksi ambil untung, sementara arah tren besar masih condong naik.
Dengan demikian, rekomendasi untuk TLKM tetap “beli” dengan strategi akumulasi di level koreksi. Investor disarankan memanfaatkan area support untuk masuk bertahap, sambil mengantisipasi potensi konsolidasi singkat akibat indikator jenuh beli.
Namun, selama harga mampu bertahan di atas Rp3.200, tren bullish diperkirakan tetap terjaga, membuka peluang menuju target jangka menengah di kisaran Rp3.350–Rp3.400.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.