Logo
>

Tersulut Swasembada Energi, Pantaskah MEDC-ELSA Dibeli?

Ditulis oleh Yunila Wati
Tersulut Swasembada Energi, Pantaskah MEDC-ELSA Dibeli?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Program swasembada energi yang menjadi salah satu fokus utama pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, membawa stimulus positif bagi sejumlah emiten terkait. Para analis meramalkan sejumlah emiten energi yang berpotensi mendapatkan cuan besar dari program tersebut.

    Sektor minyak dan gas bumi (migas) tetap menjadi fokus utama bagi investor di tengah stimulus ekonomi global dan peningkatan permintaan energi, khususnya dari negara-negara besar seperti Tiongkok. Dengan adanya komitmen pemerintah Indonesia untuk mencapai swasembada energi dan kondisi geopolitik yang memberikan dorongan pada harga minyak, sejumlah saham di sektor migas menjadi pilihan menarik bagi para pelaku pasar.

    Dalam analisis terbaru RHB Sekuritas, yang dikutip Minggu, 27 Oktober 2024, sejumlah saham migas mendapatkan rekomendasi "buy" dengan target harga yang menjanjikan. Berikut adalah analisis mendalam tentang tiga emiten utama yang direkomendasikan, yaitu PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

    Lantas, seberapa pantas saham-saham ini untuk dikoleksi?

    PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC): Target Harga Rp1.900

    Medco Energi Internasional (MEDC) adalah salah satu pemain terbesar di industri migas Indonesia. Dengan beragam portofolio dalam eksplorasi dan produksi migas, MEDC menjadi pilihan utama RHB Sekuritas di sektor ini.

    Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi rekomendasi ini, yaitu permintaan energi global yang meningkat, terutama dari Tiongkok. Stimulus ekonomi dari Bank Sentral Tiongkok (PBoC) diyakini akan mendorong permintaan minyak, yang mana MEDC bisa mengambil manfaat dari harga minyak yang lebih stabil dan tinggi.

    Alasan lainnya adalah kenaikan produksi dalam negeri seiring dengan upaya pemerintah Indonesia untuk meningkatkan produksi minyak menjadi 1 juta barel per hari pada 2030.

    Dengan kondisi tersebut, RHB Sekuritas merekomendasikan "buy" untuk saham MEDC dengan target harga Rp1.900, yang mencerminkan potensi kenaikan signifikan dari harga pasar saat ini.

    PT Elnusa Tbk (ELSA): Target Harga Rp650

    Elnusa (ELSA), yang bergerak di bidang jasa minyak dan gas bumi, juga menjadi rekomendasi unggulan dari RHB Sekuritas. Perusahaan ini dikenal sebagai penyedia layanan pendukung untuk eksplorasi dan produksi migas, termasuk seismik, pengeboran, serta perawatan sumur.

    Faktor pendukung rekomendasi RHB Sekuritas Indonesia ini adalah adanya permintaan yang meningkat dari perusahaan migas besar yang memperluas eksplorasi di dalam negeri. Seiring dengan langkah-langkah pemerintah untuk menyederhanakan perizinan eksplorasi dan kontrak produksi, permintaan layanan dari Elnusa diperkirakan akan terus tumbuh.

    Kestabilan harga minyak yang diperkirakan akan mendukung permintaan layanan jasa migas, baik dari sektor swasta maupun BUMN migas seperti Pertamina.

    Dengan prospek tersebut, RHB Sekuritas merekomendasikan "buy" untuk saham ELSA dengan target harga Rp650, memberikan potensi kenaikan yang menarik bagi para investor.

    PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS): Target Harga Rp 1.440

    PGN, sebagai anak perusahaan PT Pertamina (Persero), memegang peranan penting dalam distribusi gas bumi di Indonesia. Kinerja PGAS pada kuartal III-2024 diperkirakan melampaui ekspektasi pasar, didukung oleh stabilitas harga gas dan volume penjualan yang solid.

    Faktor pendukungnya adalah Spread distribusi gas yang dipertahankan pada tingkat yang sehat, yakni sebesar USD2/mmbtu, menunjukkan bahwa margin keuntungan perusahaan dapat tetap stabil meskipun terjadi fluktuasi dalam harga gas.

    Kemudian kondisi makroekonomi Indonesia yang positif serta komitmen pemerintah untuk meningkatkan penggunaan gas alam sebagai sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan.

    Meskipun demikian, RHB Sekuritas memberikan rekomendasi netral untuk saham PGAS, dengan target harga Rp1.440, mencerminkan pandangan yang lebih berhati-hati terhadap kinerja jangka panjang perusahaan ini.

    PT AKR Corporindo Tbk (AKRA): Target Harga Rp1.950

    Selain ketiga emiten di atas, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) juga masuk dalam radar rekomendasi RHB Sekuritas. AKRA dikenal sebagai perusahaan yang bergerak di bidang distribusi bahan bakar dan bahan kimia, serta infrastruktur logistik.

    Peningkatan margin kotor yang secara historis cenderung naik ketika harga minyak melemah, memberikan keuntungan bagi AKRA dalam jangka pendek.

    Pertumbuhan produksi batu bara nasional yang naik 5 persen quarter-on-quarter (qoq) menjadi 211,7 juta ton, memberikan kontribusi positif pada pendapatan AKRA yang memiliki bisnis distribusi bahan bakar dan layanan logistik terkait.

    Meskipun bukan pilihan utama, RHB Sekuritas merekomendasikan "buy" untuk saham AKRA dengan target harga Rp1.950, yang mencerminkan prospek pertumbuhan yang cukup kuat di masa depan.

    Dengan berbagai stimulus ekonomi global yang berpotensi mendorong permintaan energi, serta komitmen pemerintah Indonesia untuk meningkatkan produksi migas, saham-saham di sektor migas menawarkan peluang investasi yang menjanjikan.

    RHB Sekuritas merekomendasikan buy untuk saham Medco Energi Internasional (MEDC) dengan target harga Rp1.900 dan Elnusa (ELSA) dengan target harga Rp650. Sedangkan untuk PGN (PGAS), rekomendasi netral diberikan dengan target harga Rp1.440, mencerminkan pandangan yang lebih hati-hati.

    Bagi para investor yang mencari diversifikasi di sektor energi, saham-saham ini memberikan prospek yang solid di tengah kondisi ekonomi global dan upaya pemerintah menuju swasembada energi.

    Diketahui, dalam upaya mencapai kemandirian energi, Presiden Prabowo Subianto berkomitmen untuk mewujudkan swasembada energi dalam 4-5 tahun mendatang. Program ini menjadi salah satu prioritas pemerintahan baru, mengingat ketergantungan Indonesia pada impor minyak dan gas (migas) yang masih tinggi.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor migas Indonesia per September 2024 mencapai USD26,7 miliar, naik 19 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini mencerminkan tingginya kebutuhan energi domestik yang belum dapat sepenuhnya dipenuhi dari produksi dalam negeri.

    Indonesia saat ini memproduksi sekitar 575 ribu barel minyak per hari hingga semester I-2024, masih jauh dari target produksi tahunan sebesar 600 ribu barel/hari yang ditetapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Sementara itu, permintaan minyak dalam negeri diperkirakan mencapai 1,6 juta barel per hari, sehingga Indonesia masih mengimpor sekitar 1 juta barel minyak per hari untuk menutupi kekurangan ini.

    Di sisi lain, faktor eksternal juga memainkan peran penting dalam mendorong permintaan minyak secara global. Stimulus ekonomi yang diberikan oleh bank sentral di berbagai negara menjadi katalis utama bagi peningkatan permintaan minyak jangka panjang.

    Misalnya, Bank Sentral Tiongkok (PBoC) telah mengambil langkah signifikan dengan mengurangi suku bunga pinjaman utama satu tahun menjadi 3,1 persen, yang diperkirakan akan mendorong belanja konsumen dan permintaan energi di kuartal IV-2024. Menurut laporan dari OPEC, sekitar 44 persen dari total permintaan minyak Tiongkok terkait dengan pengeluaran rumah tangga, termasuk LPG, bensin, dan bahan bakar jet.

    Selain itu, risiko geopolitik di Timur Tengah juga memberikan dampak signifikan pada harga minyak. Ketegangan yang berkelanjutan antara Israel dan Iran, serta konflik di kawasan tersebut, berpotensi mengganggu pasokan minyak global, yang pada akhirnya meningkatkan harga minyak dunia.

    Dengan dukungan kebijakan domestik dan dorongan dari faktor eksternal, Indonesia memiliki peluang untuk mencapai swasembada energi dalam jangka menengah. Namun, beberapa tantangan perlu diatasi, seperti mempercepat laju eksplorasi dan produksi minyak serta mengembangkan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi produksi migas.

    Komitmen Presiden Prabowo untuk mendorong kemandirian energi diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi sektor migas Indonesia. Dengan upaya ini, Indonesia tidak hanya akan mampu memenuhi kebutuhan energinya secara mandiri, tetapi juga berpotensi menjadi pemain utama di pasar energi global.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79