KABARBURSA.COM - Jack Ma, salah satu pendiri Alibaba, mengejutkan dengan mengirimkan memo panjang kepada para karyawan, menyatakan dukungannya terhadap upaya restrukturisasi perusahaan raksasa internet tersebut. Langkah ini menarik perhatian karena Jack Ma telah menjaga diri dari sorotan publik dalam beberapa tahun terakhir.
Memo yang ditulis oleh Jack Ma ini menjadi sorotan utama bagi saham Alibaba yang tercatat di Hong Kong, mengalami lonjakan sebesar 5 persen setelah memo tersebut dipublikasikan.
Postingan tersebut, yang diposting dalam forum internal perusahaan, muncul setahun setelah Alibaba mengumumkan rencananya untuk melakukan restrukturisasi bisnisnya menjadi enam unit, langkah restrukturisasi terbesar dalam 25 tahun sejarah perusahaan.
Sejak pengumuman tersebut, Alibaba telah mengalami berbagai gejolak, termasuk pergantian CEO, pengumuman pencatatan ulang unit cloud dan logistik yang kemudian dibatalkan.
Sementara itu, persaingan dalam bisnis e-commerce semakin ketat dengan munculnya pesaing-pesaing seperti PDD Holdings dan Douyin, milik ByteDance, versi Tiongkok dari TikTok, yang menawarkan harga lebih kompetitif.
Dalam memo yang panjangnya hampir satu halaman tersebut, Jack Ma memberikan pujian kepada kepemimpinan CEO Eddie Wu dan Chairman Joe Tsai, sambil mengatakan bahwa pemisahan perusahaan menjadi enam divisi telah membantu menyederhanakan pengambilan keputusan dan membuat Alibaba lebih tangkas serta fokus pada kebutuhan pelanggan.
Jack Ma juga mengakui bahwa Alibaba telah membuat banyak kesalahan di masa lalu, namun ia menegaskan perlunya keberanian untuk mengakui dan memperbaiki kesalahan tersebut untuk memastikan kesuksesan di masa depan.
"Tahun ini, di tengah berbagai keraguan dan tekanan baik dari internal maupun eksternal, saya melihat tim Alibaba yang semakin kuat dan berani," tambahnya.
Memo tersebut merupakan yang terpanjang yang pernah ditulis oleh Jack Ma dalam lima tahun terakhir di intranet perusahaan. Alibaba belum memberikan tanggapan resmi terkait memo tersebut.
Jacob Cooke, CEO dari konsultan e-commerce WPIC Marketing + Technologies, berpendapat bahwa memo tersebut bertujuan untuk memulihkan kepercayaan baik dari internal maupun eksternal terhadap kepemimpinan Alibaba, mengingat adanya meningkatnya suara-suara negatif pada tahun 2024.
Saham Alibaba mengalami penurunan sebesar 27 persen dalam 12 bulan terakhir, sehingga nilai kapitalisasi pasar perusahaan saat ini sekitar US$ 178 miliar. Sedangkan saingannya, PDD, yang pada Desember lalu berhasil menyalip Alibaba dalam hal nilai pasar, saat ini memiliki kapitalisasi pasar sekitar US$ 160 miliar.
Jack Ma, yang dikenal sebagai salah satu pengusaha teknologi paling terkemuka di Tiongkok, sebelumnya secara terbuka mengkritik regulator Tiongkok dalam pidatonya pada bulan Oktober 2020, yang berujung pada pembatalan pencatatan perusahaan fintech-nya, Ant Group.
Tindakan keras terhadap sektor teknologi China, termasuk denda sebesar US$ 2,8 miliar untuk Alibaba, membuat Jack Ma lebih memilih untuk menjauh dari sorotan publik dan menghabiskan sebagian besar waktunya di luar negeri, terutama di Jepang, di mana ia menjadi profesor tamu di Tokyo College, sebuah lembaga penelitian yang terafiliasi dengan Universitas Tokyo.