Logo
>

Tidak Hanya Laporan Keuangan, ini Isi Lengkap RUPSLB SMBR

Lonjakan penjualan, laba yang melejit, hingga perubahan Anggaran Dasar menandai fase baru SMBR, dari bertahan di tengah tekanan industri menuju konsolidasi dan penguatan struktur bisnis jelang 2026.

Ditulis oleh Yunila Wati
Tidak Hanya Laporan Keuangan, ini Isi Lengkap RUPSLB SMBR
PT Semen Baturaja Tbk. Foto: Dok SMBR.

KABARBURSA.COM – PT Semen Baturaja Tbk, berkode saham SMBR, baru saja menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Tidak hanya membahas tentang kinerja keuangan, namun ada perubahan fase bisnis yang cukup signifikan dan menjadi hal penting dalam RUPSLB tersebut.

Secara operasional, lonjakan volume penjualan menjadi fondasi utama. Penjualan sekitar 1,87 juta ton hingga kuartal III-2025, tumbuh 21 persen secara tahunan, menunjukkan bahwa SMBR berhasil memperluas penetrasi pasar di wilayah basisnya. 

Kenaikan volume ini penting karena di industri semen, pertumbuhan tonase sering kali lebih sulit dicapai dibanding sekadar menjaga harga. Artinya, SMBR tidak hanya mengandalkan pricing, tetapi benar-benar memperbesar distribusi dan serapan pasar.

Dampaknya langsung tercermin pada pendapatan yang naik 27 persen menjadi Rp1,78 triliun. Pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dari pertumbuhan volume mengindikasikan perbaikan pada bauran produk dan efisiensi biaya distribusi. 

Ini menjadi sinyal awal bahwa strategi cost leadership yang diklaim manajemen tidak berhenti di slogan, melainkan mulai terkonversi ke laporan keuangan.

Yang paling mencolok adalah lonjakan laba bersih hingga 311 persen menjadi Rp146,31 miliar. Secara absolut, angka ini mungkin belum setara dengan pemain semen besar nasional, tetapi secara tren, ini menunjukkan leverage operasional yang mulai bekerja. 

Ketika volume naik dan biaya berhasil ditekan, margin langsung mengembang. EBITDA yang tumbuh 46 persen menjadi Rp383,53 miliar mengonfirmasi bahwa perbaikan ini bersifat operasional, bukan hasil keuntungan non-recurring.

Dalam konteks ini, pernyataan manajemen soal operational excellence menjadi relevan. Optimalisasi cost to serve, efisiensi tarif logistik, hingga pengendalian faktor terak dan peningkatan penggunaan bahan bakar alternatif menunjukkan bahwa SMBR sedang mengerjakan sisi “dalam” bisnisnya dengan serius. 

Di industri semen, ruang pertumbuhan sering kali justru datang dari efisiensi, bukan ekspansi agresif kapasitas.

Aspek keberlanjutan juga memberi lapisan tambahan pada cerita ini. Penurunan intensitas emisi karbon, perbaikan faktor terak PCC, serta peningkatan pemanfaatan Alternative Fuel & Raw Material bukan hanya isu ESG, tetapi juga berkorelasi langsung dengan biaya produksi. 

Semakin tinggi AFR dan semakin rendah faktor terak, semakin efisien struktur biaya jangka menengah. Ini memperkuat daya tahan SMBR jika siklus industri kembali menekan harga.

Setujui Perubahan Anggaran Dasar 

Masuk ke agenda RUPSLB, keputusan perubahan Anggaran Dasar dan penyesuaian dengan UU BUMN terbaru bisa dibaca sebagai langkah konsolidasi tata kelola. Perubahan nama menjadi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk menegaskan identitas sebagai entitas BUMN terbuka, sekaligus menyelaraskan posisi SMBR di dalam ekosistem SIG. 

Perpindahan kedudukan ke Kabupaten Ogan Komering Ulu juga bukan sekadar administratif, tetapi simbol pendekatan yang lebih dekat dengan basis produksi dan operasi utama.

Agenda kedua, yakni pendelegasian kewenangan persetujuan RKAP 2026 kepada Dewan Komisaris dengan persetujuan Pemegang Saham Seri B Terbanyak, memberi sinyal fleksibilitas pengambilan keputusan ke depan. 

Dalam kondisi industri yang dinamis, mekanisme ini memungkinkan penyesuaian rencana kerja lebih cepat tanpa harus menunggu forum pemegang saham penuh. Bagi investor, ini bisa dibaca sebagai upaya mempercepat respons manajemen terhadap perubahan pasar.

Secara keseluruhan, RUPSLB SMBR kali ini lebih tepat dipahami sebagai titik penguatan arah, bukan perubahan strategi mendadak. Kinerja keuangan yang membaik memberi legitimasi pada langkah-langkah tata kelola yang diambil. 

Sementara keputusan korporasi yang disetujui membuka ruang bagi manajemen untuk melanjutkan strategi efisiensi dan konsolidasi di 2026.

Dengan latar belakang tersebut, SMBR terlihat sedang bergerak dari fase bertahan menuju fase memperbaiki struktur bisnisnya. Tantangan industri belum hilang, tetapi data menunjukkan bahwa perusahaan ini mulai menemukan formula yang lebih seimbang antara pertumbuhan volume, efisiensi biaya, dan keberlanjutan. 

RUPSLB ini, pada akhirnya, menjadi cermin bahwa transformasi yang dikerjakan SMBR tidak lagi berada di atas kertas, melainkan mulai tercermin di angka.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79