Logo
>

Tiga Perusahaan bakal IPO di BEI dalam Waktu Dekat, Menarik?

Investor wajib mengetahui profil perusahaan sebelum memutuskan untuk berinvestasi

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Tiga Perusahaan bakal IPO di BEI dalam Waktu Dekat, Menarik?
Layar utama Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG yang menampilkan beberapa nama saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Foto: Kabarbursa/Abbas Sandji)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kedatangan tiga emiten baru yang siap melantai melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau IPO. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT Jantra Grupo Indonesia Tbk (KAQI), PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE), dan PT Golden Westindo Artajaya Tbk (GWAA) berasal dari sektor yang berbeda.

    KAQI dan MINE akan melakukan penawaran umum perdana pada Senin, 10 Maret 2025, sedangkan GWAA baru mengumumkan penawaran awal yang berlangsung pada 10 sampai dengan 18 September 2025. Lalu bagaimana profil ketiga pendatang ini yang harus diketahui investor sebelum memutuskan untuk berinvestasi.

    1. PT Jantra Grupo Indonesia Tbk

    PT Jantra Grupo Indonesia Tbk, yang akan berkode saham KAQI, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jaringan bengkel dan perdagangan aksesoris kaki-kaki mobil. Melalui sembilan anak usahanya, perseroan mengoperasikan layanan bengkel reparasi mobil, jasa cuci mobil, serta penjualan suku cadang khususnya untuk sistem suspensi dan kemudi kendaraan.

    Masa penawaran saham KAQI berlangsung pada 4 hingga 6 Maret 2025, dengan pencatatan di BEI dijadwalkan pada 10 Maret 2025. RHB Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

    Jumlah Saham Ditawarkan sebanyak 450 juta lembar saham (21,7 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO). Harga penawaran: Rp100 sampai Rp120 per saham

    Dana hasil IPO akan digunakan sebesar 76,6 persen untuk belanja modal, terutama untuk pembelian lahan dan ekspansi lima cabang bengkel baru. Sementara 16,4 persen akan dialokasikan untuk modal kerja, dan sisanya sebesar 7 persen akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada entitas anak.

    Lantas, seperti apa kinerja keuangan KAQI sebelum melantai di BEI? Jika melihat laporan diterbitkan yang belum diaudit, Jantra Grupo Indonesia membukukan pendapatan Rp39,1 miliar pada periode delapan bulan pertama tahun 2024, meningkat 14,3 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp34,2 miliar. Pada dua periode ini, secara berurutan, KAQI memperoleh laba bersih mencapai Rp7,3 miliar, menanjak 310 persen dari Rp1,8 miliar di tahun 2023.

    Secara lebih rinci, hingga delapan bulan pertama tahun 2024, mayoritas pendapatan yang diperoleh oleh Jantra Grupo Indonesia berasal dari Tangerang dan Jakarta, dengan masing-masing Rp8,57 miliar dan Rp6,74 miliar. Sementara itu, Yogyakarta, Sukoharjo, dan Semarang masing-masing menyumbang Rp4,68 miliar, Rp3,72 miliar, dan Rp3,37 miliar. Sisanya dari berbagai daerah lain adalah mencapai Rp12,03 miliar.

    2. PT Sinar Terang Mandiri Tbk 

    Yang kedua ada PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa penunjang pertambangan nikel.

    Perusahaan memiliki operasi di Morowali, Sulawesi Tengah dan Weda, Maluku Utara, yang merupakan dua pusat industri nikel terbesar di Indonesia. Perseroan banyak bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar seperti Eramet, Tsingshan, dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

    Secara operasional, total material movement perseroan mencapai 9,8 juta bcm dengan total hauling sebesar 4,8 juta wmt. Proyek utama perseroan adalah layanan penunjang pertambangan dan hauling nikel untuk PT Weda Bay Nickel dan PT Hengjaya Mineralindo. Dengan permintaan nikel yang terus meningkat, terutama untuk kebutuhan industri kendaraan listrik, MINE diperkirakan memiliki prospek pertumbuhan yang menjanjikan. 

    Perseroan menawarkan 613 juta lembar saham atau setara 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, dengan harga penawaran berkisar Rp200 hingga Rp216 per saham. 

    Dengan demikian, MINE berpotensi memperoleh dana segar sebesar Rp123 miliar hingga Rp132 miliar.

    Masa penawaran awal berlangsung pada 25 hingga 27 Februari 2025, dengan pencatatan di BEI dijadwalkan pada 10 Maret 2025. Masa penawaran umum dijadwalkan pada 4 hingga 6 Maret 2025. Stockbit Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

    Mayoritas dana hasil IPO akan digunakan untuk investasi alat berat, peningkatan kapasitas operasional, serta modal kerja dalam rangka mendukung proyek-proyek baru di sektor nikel.

    3. PT Golden Westindo Artajaya Tbk

    PT Golden Westindo Artajaya Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pakan ikan dan akuakultur. 

    Perseroan menawarkan 685,7 juta lembar saham atau setara 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, dengan harga saham dalam rentang Rp100 hingga Rp120 per lembar. 

    Dengan demikian, perseroan berpotensi memperoleh pendanaan sebesar Rp68,6 miliar hingga Rp82,3 miliar. Masa penawaran awal berlangsung pada 10 hingga 18 September 2025, dengan pencatatan saham di BEI dijadwalkan pada 23 September 2025. Stockbit Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

    Perseroan memiliki lini produk pakan ikan dengan merek Golden West dan BernAqua. Melalui anak usaha PT Laku Laris Tiaphari (LLT), GWAA menjual pakan ikan merek Hikari serta produk peralatan akuarium dengan merek Eheim. Selain itu, melalui PT Kyorin Group Indonesia (KGI), perseroan memproduksi dan menjual pakan beku untuk ikan hias. 

    Kontribusi penjualan berdasarkan brand di tahun 2024 adalah 37,7 persen dari Golden West Artemia, 14,2 persen BernAqua E, 31,6 persen Hikari, 0,2 persen Eheim, dan 16,3 persen dari Frozen Fish Feed.

    Dari sisi keuangan, GWAA mencatatkan pendapatan Rp98,5 miliar pada 2023, naik 9,3 persen dari tahun sebelumnya. Namun, laba bersih tahun 2023 mengalami penurunan 35,7 persen menjadi Rp14,5 miliar dari Rp18,4 miliar di tahun 2022. Pada kuartal pertama 2024, laba bersih tercatat Rp3,1 miliar, naik dari Rp2,6 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.

    Ketiga emiten ini menawarkan prospek menarik berdasarkan fundamental bisnis dan pertumbuhan sektoral masing-masing. calon investor untuk mencermati fundamental keuangan, strategi ekspansi, serta risiko industri masing-masing sebelum berpartisipasi dalam IPO ini. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".