KABARBURSA.COM - Tiga saham yang tengah menjadi sorotan pekan ini, yaitu KLBF, WIFI, dan PGAS. Masing-masing saham menawarkan peluang teknikal dengan karakter pergerakan yang berbeda, namun sama-sama menuntut disiplin dalam eksekusi.
Technical analyst RHB Sekuritas Indonesia Muhammad Fatah Al Falah, B.Eng., CTA®️., RSA merekomendasikan ketiga saham tersebut, dengan analisis seperti ini:
Untuk KLBF, peluang beli terbuka di kisaran 1.370. Dari level ini, ruang kenaikan terdekat mengarah ke 1.460, sementara target lebih ambisius berada di 1.515. Potensi keuntungan berkisar antara enam hingga sepuluh persen, dengan batas risiko yang harus dijaga ketat di bawah 1.290.
WIFI memanfaatkan momentum pantulan dari level support di 2.560. Jika bergerak sesuai harapan, harga berpeluang menuju 2.750 terlebih dahulu, sebelum menguji 2.890. Potensi cuan bisa mencapai hampir 13 persen, tetapi risiko juga perlu diwaspadai jika harga menembus ke bawah 2.370.
Sementara itu, PGAS berada dalam skenario beli saat harga melemah, dengan titik masuk ideal di 1.670. Target awal berada di 1.785, dan target lanjutan di 1.860. Peluang kenaikan berkisar tujuh hingga sebelas persen, dengan batas cut loss di bawah 1.555.
Melihat ketiga skenario tersebut, masing-masing saham menawarkan potensi yang menarik, namun dengan profil risiko yang berbeda.
Bagi trader yang mengincar potensi kenaikan terbesar dalam jangka pendek, WIFI tampak paling menjanjikan berkat ruang upside yang lebih lebar, meski disiplin menjaga level support tetap menjadi kunci untuk meminimalkan risiko.
WIFI: Spektakuler dengan Valuasi Premium
Saham WIFI mencuri perhatian sepanjang 2025 berkat lonjakan harga yang spektakuler. Dari level 362 di awal tahun, harganya sudah melesat lebih dari 560 persen hingga menyentuh kisaran 3.200 pada puncaknya. Bahkan jika ditarik lebih jauh, kinerja setahun terakhir mencatat kenaikan lebih dari 1.000 persen, menjadikannya salah satu saham dengan performa terbaik di bursa.
Lonjakan ini tentu bukan semata-mata didorong spekulasi jangka pendek, tetapi juga ditopang kinerja keuangan yang mengesankan.
Dari sisi fundamental, valuasi WIFI memang berada di premium. Price to Earnings Ratio (TTM) mencapai 38,96, jauh di atas median IHSG di 8,52, yang berarti investor membayar harga tinggi untuk setiap rupiah laba yang dihasilkan.
Namun, tingginya valuasi ini sejalan dengan pertumbuhan pendapatan dan laba yang luar biasa. Pendapatan setahun penuh (TTM) tercatat Rp876 triliun, dengan margin laba bersih yang sangat tebal di 51,56 persen.
Laba bersih TTM mencapai Rp369 triliun, naik 140,33 persen secara tahunan pada kuartal terakhir, mencerminkan efisiensi operasional yang sangat baik. Return on Equity sebesar 16,8 persen dan Return on Assets 7,02 persen menandakan manajemen mampu memaksimalkan modal yang dimiliki.
Dari sisi neraca, posisi kas kuartalan berada di Rp1.035 triliun, jauh lebih besar dari total utang jangka pendek Rp477 miliar dan utang jangka panjang Rp1,123 triliun. Current ratio di level 1,93 menunjukkan likuiditas yang sehat, sementara rasio utang terhadap ekuitas di 0,73 relatif moderat.
Meski begitu, arus kas bebas (free cash flow) masih negatif, mencerminkan tingginya belanja modal, kemungkinan untuk ekspansi dan penguatan infrastruktur, yang perlu diawasi agar tidak membebani arus kas di masa depan.
Dari perspektif teknikal, mayoritas indikator masih memberi sinyal beli. Moving Average menunjukkan tren positif dengan 9 sinyal beli berbanding 3 sinyal jual. RSI berada di 57,3, mengindikasikan saham belum berada di wilayah overbought.
MACD dan ADX juga mendukung tren naik, meski beberapa indikator momentum seperti ROC dan Stochastic RSI memberi sinyal perlambatan jangka pendek.
Resistance terdekat berada di kisaran 2.776–2.843, sedangkan support penting di 2.636–2.703 menjadi area yang perlu dijaga jika terjadi koreksi.
Prospek ke depan bergantung pada dua hal, konsistensi kinerja keuangan dan kemampuan perusahaan mempertahankan pertumbuhan di tengah valuasi yang sudah tinggi.
Selama pertumbuhan pendapatan dan laba tetap kuat, serta arus kas mulai membaik, saham ini masih berpotensi menjadi pilihan menarik, terutama bagi investor yang siap menanggung volatilitas.
Dengan kombinasi pertumbuhan laba yang luar biasa, margin yang lebar, likuiditas kuat, dan tren teknikal yang positif, WIFI layak masuk radar koleksi investor yang berorientasi pada pertumbuhan.
Namun, mengingat valuasi yang sudah premium dan arus kas bebas yang masih negatif, strategi terbaik adalah mengakumulasi secara bertahap, memanfaatkan potensi koreksi sebagai peluang masuk, sambil tetap disiplin menjaga batas risiko.
Jika momentum kinerja terjaga, peluang WIFI untuk melanjutkan tren positif di paruh kedua 2025 masih terbuka lebar.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.